Minggu, 07 Juli 2013

Agar Tabulampot Jeruk Sunkist Rajin Berbuah

Salah satu jenis jeruk yang sedang populer saat ini adalah jeruk sunkist. Mulai dari gerai buah di supermarket hingga pasar tradisional dan pinggir jalan, jeruk ini selalu mendominasi karena memang tersedia sepanjang tahun. Penggila jeruk ini biasanya mengonsumsi sunkist dengan cara dimakan langsung atau dibuat menjadi jus.

Tanaman buah asal California, Arizona ini tidak terlalu menuntut banyak hal untuk rajin berbuah. Temperatur optimal untuk pertumbuhan berkisar 25-30 ÂșC. Sementara kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. Jenis tanah yang disukai adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50%, dan pasir < 50%; cukup humus; serta memiliki tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk bertanam jeruk. pH yang diinginkan adalah 5,5-6,5.

Dengan semakin menyempitnya halaman rumah, beberapa ibu rumah tangga menanam jeruk Sunkist di dalam pot (tabulampot). Untuk keperluan tabulampot, bibit yang dipilih dipastikan yang bagus, dengan ciri-ciri sebagai berikut.

1. Pilih bibit asal okulasi dengan 1 cabang dari mata tunas tempel.
2. Tinggi bibit berkisar 40-60 cm dengan umur sekitar 3-6 bulan.
3. Bibit yang telah berbuah akan lebih bagus, tetapi umumnya lebih mahal dibandingkan bibit yang belum berbuah.
4. Bibit terbebas dari vektor dan penyakit utama.

Tahap menanam tabulampot

1. Pilih pot ukuran yang tepat dengan lubang drainase yang memadai, misalnya pot plastic diameter 35 cm.
2. Gunakan campuran tanah yang ringan sehingga air dapat mengalir dengan baik, misalnya berupa campuran tanah merah dengan pupuk kandang (50%:50%).
3. Tanam pohon sehingga leher akar berada di atas garis tanah. Jangan menutupi batang dengan tanah.
4. Tekan tanah di sekitar bola akar untuk memberikan stabilitas air.
5. Ikat tanaman pada kayu pancang dengan ikatan longgar jika diperlukan untuk menegakan tanaman dan mencegah tanaman roboh.
6. Tempatkan pot di area yang bisa terkena sinar matahari langsung, minimal penerimaan cahaya matahari 8 jam per hari.
7. Mengingat media tanam dalam pot mudah sekali kering karena penguapan, sebaiknya penyiraman dilakukan secara rutin, sehari dua kali. Namun, jika media tanam masih terlihat basah, tidak perlu dilakukan penyiraman.
8. Penggantian media tanam dengan media pot campuran tanah segar dilakukan setiap tahun atau dua tahun sekali agar nutrisi untuk tanah tetap tersedia.

Agar rajin berbuah

Agar rajin berbuah, tanaman Sunkist perlu dipelihara dengan baik, terutama penyiraman, penggemburan, pemupukan, dan pemangkasan. Sebaiknya penyiraman dilakukan secara rutin, tetapi jangan sampai menggenangi batang akar. Cara lain untuk memicu pembentukan buah adalah dengan pemangkasan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh, biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Tunas lainnya sebaiknya dipangkas. Demikian juga pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam klorox/alcohol untuk menghindari inveksi pada luka batang bekas pangkasan.

Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya. Pada saat pemupukan, juga dilakukan penyiangan. Pemupukan secara berkala juga sangat penting untuk memicu pembentukan bunga dan buah. Waktu pemupukan sebagai berikut.

1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.
8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
> 8 bulan: Urea ?1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama

Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Gejala: lubang yang mengeluarkan getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua.
Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.

Thrips (Scirtotfrips citri.)
Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.
Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.

Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.

Lalat buah (Dacus sp.)
Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).

Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).

Penyakit

CVPD (Bacterium like organism) dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

Tristeza (virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera)
Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.
Woody gall (Vein Enation) (virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii)
Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

Blendok (jamur Diplodia natalensis)
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

Embun tepung (jamur Odidium tingitanium)
Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

Kudis (jamur Sphaceloma fawcetti)
Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).

Busuk buah (Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae)
Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

Busuk akar dan pangkal batang (jamur Phyrophthoranicotianae)
Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

Buah gugur premature (jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.)
Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

Jamur upas (Upasia salmonicolor)
Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

Kanker (bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri.)
Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm.
Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

Sumber :
http://www.agrikaindoraya.com/agar-tabulampot-jeruk-sunkist-rajin-berbuah/

Sabtu, 06 Juli 2013

Petunjuk Praktis Budidaya Buah Pepaya

Pepaya, si orange manis yang sangat digemari oleh semua kalangan mulai dari anak-anak sampai orang tua yang tidak punya gigi sekalipun sangat menyukainya.

Tahukah anda bahwa pepaya ini memliki kandungan nutrisi yang kompleks yakni mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, kalium, dan vitamin A. Karena kandungan gizi tersebut, maka apa salahnya kita ketahui bagaimana cara membudidayakannya. Mana tahu, ke depannya Anda akan tertarik untuk membuka usaha budidaya pepaya.

Berikut adalah cara membudidayakan pepaya:

1. Pemilihan bibit

Memilah-milah bibit sangat perlu untuk memperoleh kualitas pepaya yang baik. Bibit pepaya bisa didapatkan di toko-toko penjualan bibit yang sudah dikemas dalam bungkusan tertentu.

Tapi bagi anda yang tidak menjangkau tempat penjualan bibit pepaya yang sudah dikemas karena lokasi yang terlalu jauh, bisa membuat bibit langsung dari pepaya.

Pilihlah jenis pepaya yang buahnya sudah sangat masak. Pisahkan biji pepaya dengan buahnya lalu kemudian dikeringkan.

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah biji pepaya harus betul-betul kering. Jika biji pepaya tidak benar-benar kering maka pada saat tumbuh nanti pohon pepayanya akan menjadi pohon yang steril (mandul) atau tidak bisa berbuah.

2. Penyiapan tempat pembibitan

Untuk menanam biji pepaya yang sudah dikeringkan sebelumnya, sebaiknya jangan langsung ditanam pada lahan yang sangat luas. Dibibitkan terlebih dahulu untuk menghindari serangan serangga yang tidak diinginkan dan agar mudah mengontrolnya.

Siapkan tanah gembur yang merupakan campuran antara tanah, pupuk organik dan kotoran ternak pada wadah seperti baskom kecil. Setelah itu benamkan biji pada tanah gembur tersebut sekitar 1-2 cm.

Kontrol pembibitan selama kurang lebih 10 hari. Pada saat tanaman berumur 2 minggu dan kondisinya bagus, barulah dipindahkan ke lahan yang luas karena kondisi akarnya sudah sangat kuat dan tanaman pun tidak mudah layu.

3. Pemindahan lahan

Bibit yang sudah tumbuh di wadah pembibitan dibuatkan lubang sekitar 25 x 25 cm. Di dalam lubang tersebut diberikan pupuk organik yang dimaksudkan agar kondisi tanah menjadi gembur.

Selain itu, pada saat ditanam pepaya akan lebih leluasa menjalarkan akarnya karena memperoleh asupan nutrisi dari tanah yang gembur sehingga akarnya lebih mudah merambat mencari air.

Sebaiknya tanaman yang sudah dipindahkan diberikan sedikit pelindung berupa pagar yang melindungi tanaman dari jangkauan hewan-hewan seperti ayam atau hewan lainnya sehingga tanaman bisa terlindungi. Tapi jangan lupa jahwa tanaman itu butuh cahaya matahari untuk proses fotosintesisnya jadi pagarnya jangan sampai menutupi seluruh permukaan tanamannya.

4. Pemupukan

Pemupukan juga sangat perlu untuk menghindarkan tanaman dari hama. Hal itu bisa dilakukan pada saat tanaman mencapai tinggi sekitar ½ meter. Masa-masa pertumbuhan tanaman yang sangat produktif.

Pemupukan bisa dilakukan dengan cara menaburkan pupuk di sekeliling batangnya dan tidak perlu disentuhkan langsung ke bagian batang. Bila pupuk terkena air maka akan merembes ke semua bagian akar tanaman di dalam tanah.

5. Perawatan

Diperlukan perawatan tanaman pepaya hingga masa panen tiba, yaitu pada saat berumur minimal 7 bulan. Cara merawat tanaman pepaya tidaklah sulit. Anda hanya perlu menyiangi gulma, semak atau rumput liar yang tumbuh di sekitar batang pohon pepaya.

Jangan lupa untuk memberikan pupuk organik setiap dua bulan sekali agar tanaman pepaya tumbuh subur dan dapat menghasilkan buah yang lebat.

Selain itu, Anda juga harus mewaspadai hama penyakit seperti ulat dan jamur yang dapat menyerang batang, daun ataupun buah pepaya.

**

Itulah sekilas mengenai pembudidayaan pepaya yang cukup simpel dan tidak memerlukan biaya yang cukup mahal. Menanamlah sekarang agar bisa menuai buahnya di masa mendatang. Semoga artikel ini memberikan manfaat.

Sumber :
http://www.teruskan.com/17106/petunjuk-praktis-budidaya-buah-pepaya.html

Jumat, 05 Juli 2013

Petunjuk Praktis Budidaya Semangka

Anda pasti sudah pernah merasakan kesegaran buah semangka terutama saat musim panas tiba.

Seperti buah lainnya, semangka juga memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh. Daging buah, kulit bahkan biji semangka juga dapat Anda gunakan untuk merawat kecantikan.

Karena manfaatnya yang berlimpah, mungkin ada di antara Anda yang tertarik untuk membudidayakan buah semangka ini.

Berikut adalah beberapa cara pembudidayaan semangka yang dapat Anda lakukan:

Memilih Lahan

Ketika Anda memutuskan untuk membudidayakan semangka, pertama-tama yang harus Anda lakukan adalah memilih lahan yang cocok untuk penanaman. Pemilihan lahan merupakan faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Agar dapat tumbuh sempurna, semangka membutuhkan kondisi iklim hangat, dengan suhu sekitar 25 hingga 30 derajat celcius untuk berkecambah dan tumbuh. Sebaiknya pilih tanah yang cukup gembur dan kaya akan bahan organik.

Setelah memilih lahan untuk menanam, tanah kemudian diolah. Tanah yang akan diolah harus dibersihkan terlebih dahulu lalu setelahnya dibajak atau dicangkul.

Langkah selanjutnya adalah dengan membuat bendengan atau gundukan tanah dengan ukuran sekitar 3 x 4 meter. Anda dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan penggunaan pupuk organik atau pupuk kandang.

Pemupukan dapat membantu semangka tumbuh dengan baik. Perlu diingat untuk memberi jarak ketika akan menanam, jarak yang baik itu sekitar 100 cm antar tanaman.

Mempersiapkan Bibit Semangka

Setelah menemukan lahan yang cocok untuk pertumbuhan semangka, langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan bibit.

Penanaman dimulai dengan menggunakan biji. Biji akan berkecambah lebih cepat jika dibasahi dan diperam dalam kertas sampul atau koran, kemudian dibiarkan selama 1 hingga 2 hari.

Setelah biji berkecambah maka siap untuk dipindahkan ke tempat persemaian. Siapkan polybag atau kantong persemaian, bibit dengan calon akar sepanjang 2mm dapat disemai dalam tas polybag atau kantong persemaian dengan kedalaman 1 meter.

Tas polybag diletakkan di bawah sinar matahari dan disiram sebanyak 1 hingga 2 kali setiap hari sampai bibit berumur 12 hingga 14 hari.

Pindahkan Tanaman ke Lahan

Setelah biji berumur 12 hingga 14 hari maka akan tumbuh 2 hingga 3 lembar daun. Bibit beserta tanahnya dimasukkan ke dalam lahan dengan melepas tas polybag yang digunakan untuk menyemai. Sebaiknya pemindahan dilakukan pada sore hari.

Setelah bibit dipindahkan ke lahan, maka Anda dapat menggunakan plastik mulsa dengan warna hitam perak. Fungsi dari plastik ini adalah menjaga suhu serta kelembaban tanah. Plastik ini digunakan agar pemupukan dapat dilakukan sebelum atau pada saat proses pindah tanam dilakukan.

Sebelum bibit dipindahkan ke lahan, bendengan dapat diairi hingga cukup basah kemudian berilah pupuk organik. Setelah itu ratakan bendengan sehingga plastik dapat menempel dengan sempurna. Plastik hitam perak ini digunakan sebagai bagian dari teknik budidaya semangka intensif.

Cara penggunaannya yaitu dengan meletakkan plastik yang berwarna hitam menghadap ke bawah atau menempel dengan tanah dan digunakan pada saat matahari sedang bersinar.

Pemeliharaan

Semangka memiliki ketahanan yang baik terhadap masalah penyakit dan hama. Jika ditanam di lahan yang kaya akan bahan organik, semangka biasanya tidak perlu dibuahi. Tanaman ini membutuhkan cukup banyak air terutama pada beberapa minggu pertama semasa pertumbuhan.

Ketika sudah mulai berbuah, intensitas penyiraman bisa Anda kurangi. Air yang berlebih dapat mengurangi kandungan gula dan konsentrasi pada buah. Semangka mulai bisa dipanen setelah berumur 65 atau 70 hari setelah penanaman.

**

Itulah cara-cara yang dapat Anda lakukan ketika ingin melakukan budidaya semangka.

Semoga bermanfaat.

Sumber :
http://www.teruskan.com/17491/petunjuk-praktis-budidaya-semangka.html

Kamis, 04 Juli 2013

Panduan Budidaya Ikan Nila Merah

Beternak ataupun bertani memang menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi mereka yang memang menyukai kegiatan ini.

Selain mengisi kekosongan waktu dan menyalurkan hobi untuk menghilangkan stres, beternak juga bisa di jadikan salah satu peluang usaha yang menggiurkan dan menguntungkan.

Akhir-akhir ini budidaya ikan nila merah menjadi semakin meningkat, karena minat dan permintaan akan ikan ini juga semakin meningkat.

Namun bagi Anda yang memang hanya hobi beternak ikan, butuh beberapa pengetahuan dasar sebelum memulai sebuah usaha budidaya ikan nila merah.

Persiapan Budidaya Ikan Nila Merah

Sebenarnya prosesnya tidak jauh berbeda dengan pembudidayaan ikan nila biasa, di antaranya adalah dibutuhkan persiapan yang matang untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Kolam
2. Pengairan
3. Pembenihan
4. Pakan Ikan
5. Panen

Kelima hal ini merupakan langkah utama yang harus di lewati tentunya dengan persiapan yang sebaik mungkin. Karena persiapan yang matang akan mendukung proses yang lancar dan sempurna.

Tips dan Cara Budidaya Ikan Nila Merah

* Perataan Kolam
Pada persiapan kolam, anda harus melakukan perataan kolam terlebih dahulu, sembari dilakukan pengeringan air kolam.
Jangan lakukan perataan di saat lumpur sudah mengeras karena itu akan menjadi sangat berat.

* Pengeringan Dasar Kolam
Jika kolam sudah rata, maka pengeringan dasar kolam dilakukan hingga maksimal 5 hari dan minimal 3 hari.
Hal ini bertujuan untuk membunuh bibit penyakit yang dapat menyerang ikan nila merah nantinya dan agar tanah bisa menyerap oksigen dengan lebih baik.

* Pengapuran
Dengan memberi takaran setengah gram per meter kubik kemudian barulah diisi air hingga 10 cm dan biarkan selama sehari.
Pengapuran bertujuan untuk membunuh bibit penyakit, dan menetralkan pH tanah. Dan ikan yang tersisa haruslah diambil atau disisihkan dari kolam harus karena merupakan hama bagi benih ikan yang akan disemai.

* Pengairan
Untuk pengairan, pastikan pipa air masuk dibuat filter atau saringan untuk mencegah sampah dan ikan ikan hama seperti lele bisa masuk ke kolam.

* Pembenihan
Pembenihan dilakukan dengan kepadatan maksimal 50 ekor benih per meter kubik kolam.
Sebelum memasukkan benih, pastikan air kolam sudah bersih dan tidak berbau karena jika masih kotor dan berbau akan membuat benih mati.

* Pakan
Untuk pakan, berikan pertama kali setelah 10 hari setelah benih nila merah di masukkan.
Iini bisa dilihat dengan tanda-tanda benih sudah mulai muncul ke permukaan. Berikan 3 sampai 4 kali sehari dan sebaiknya dioplos antara pakan pelet silem dan apung, karena mengingat pakan apung yang mahal.

* Panen
Panen ikan nila merah ada dua langkah yaitu penjebakan dan penyimpanan ikan.
Pada penjebakan, ikan dijebak untuk mengambilnya sebelum akhirnya kolam dikeringkan atau dibedah, bisa digunakan jaring yang dipasang selama 4 hari sebelum pengangkatan.
Untuk penyimpanan ikan nila merah, pastikan ikan tidak stres. Kemas dengan baik, sebelumnya buang kotoran ikan dengan memberok, agar pada pengemasan dengan balon ikan tidak terkontaminasi kotorannya sendiri.
Usahakan penyimpanan tidak melebihi satu hari agar ikan nila merah tetap segar.

Sumber :
http://www.teruskan.com/budidaya-ikan-nila-merah

Selasa, 02 Juli 2013

Budidaya Jeruk dan Cara Menanam Jeruk yang Baik

Apabila kita mau menanam jeruk ataupun budidaya jeruk ada beberapa cara untuk mendapatkan bibit jaruk, diantaranya bibit yang berasal dari biji, bibit dari hasil cangkokan, dan dengan cara okulasi. Dari ketiga cara di atas yang sering dipakai oleh para petani yang berskala besar adalah dengan cara cangkokan dan okulasi, karena kedua cara tersebut cukup efektif dan mudah prosesnya dibanding menggunakan biji untuk pembibitan.

Cara Mencangkok

Cangkokan biasanya diperoleh dari tanaman induk yang sudah terbukti kualitasnya. Dahan yang akan dicangkok tidak boleh bergaris tengah kurang dari 1 cm, sudah dewasa, dan sehat.

Kalau sudah ada dahan yang siap dicangkok selanjutnya kupas kulit dahan secara mengeliling selebar 1-3 cm, kemudian bagian yang telah terbuka itu tutupi dengan tanah, setelah tertutup dengan tanah kemudian balut dengan sabut kelapa atau plastic yang diberi lubang-lubang untuk sirkulasi.

Setiap hari sirami cangkokan tadi supaya tidak kekurangan air. Dalam beberapa hari dahan sebelah atas cangkokan akan tumbuh akar, setelah akar itu tumbuh panjang dan keluar dari sabut, barulah potong dahan bagian bawah kemudia tanam pada lahan yang sudah dipersiapkan.

Lubang yang kita persiapkan ini sebelumnya harus sudah diberi pupuk kandang yang baik. Apabila dalam perawatan bibit ini baik dalam waktu tiga tahun pohon jeruk akan berbuah.

Cara Okulasi

Cara ini paling banyak diminati oleh para petani jeruk karena lebih baik dibanding cara cangkokan, yaitu dengan menempelkan sebuah mata, tunas atau cabang muda dari satu tanaman ke batang tanaman lain. Cara pertama untuk melakukan okulasi kita menyemai biji jeruk untuk memperoleh pohon jeruk yang nantinya akan kita tempeli dengan tunas dari pohon lain.

Tetapi tidak semua jenis jeruk bisa dipakai untuk batang bawah, untuk itu kita harus mencari jenis-jenis yang cepat dalam pertumbuhannya, sehingga dalam waktu 1 atau 1,5 tahun setelah biji kita semai pohonnya bisa digunakan untuk okulasi.

Kalau batang sudah cukup besar, bibit itu diokulasi pada jarak kira-kira 30 cm dari akar. Dengan menggunakan pisau yang tajam, kerat batang tanaman ± 1 x 4 cm. kemudian, tempeli dengan kulit kayu yang ada tunasnya, dari tanaman jeruk lain, dengan ukuran yang sama.

Tunas yang ditempelkan diikat dengan tali raffia. Sebelumnya celupkan tali rafia pada farafin panas untuk mematikan bibit penyakit dan kuman yang menempel. Ikatkan rafia dengan kuat, dan usahakan mata tunas tetap menyembul keluar.

Untuk menjaga kekeringan sebaiknya diberi naungan. Ciri dari tunas tersebut bisa tumbuh menjadi satu dengan batang poko, maka warnanya masih tetap hijau seperti semula. Setelah okulasi berumur ± 15 hari ikatan dapat dilepas. Batang yang ditempeli tunas dipotong ± 10 cm di atas tunas tersebuut, lama kelamaan akan kelihatan jelas sebuah titik hijau yaitu permulaan taruk.

Taruk akan tumbuh dengan cepat sampai mencapai ketinggian 1,5 meter. Kemudian tanaman ini biasanya tidak bertahan tinggi, akan tetapi batangnya akan bertambah besar. Setelah tanaman itu kira-kira sebesar pensil, dan berkayu serta keras, puncaknya kita potong atau angkas hingga tinggi tanaman tersebut hanya 1 meter saja.

Bila sudah demikian pohon dapat dipindahkan ke kebun. Tapi seharusnya lubang harus sudah kita siapkan jauh-jauh hari tentunya lubang besar tersebut sudah diberi pupuk kandang terlebih dahulu. Tanaman jangan ditanam terlalu dalam, kemudian lubang tanaman timbun dengan tanah yang subur hingga menjadi seperti bukit kecil dengan tanaman di tengah-tengahnya.

Tidak lama ujung batang yang telah dipangkas akan bisa ttumbuh cabang 3 buah. Akan tetapi kalau nantinya tumbuh cabang lain lagi, cabang baru iitu harus dipotong. Pemotongan dilakukan setelah pohon menjadi besar.

Poon hasil okulasi dalam waktu antara 3-5 tahun sudah memberikan hasil, dan pohonnya tidak tinggi sehingga mudah memetik buahnya.

Cara Menanam Bibit di Lahan Terbuka

Waktu untuk menanam bibit yang baik ialah pada musim penghujan hingga menjelang musim kemarau. Sebelum memulai menanam, harus diperhatikan kondisi tanah didalam lubang-lubang tanam, yaitu sudah betul-betul basah dari atas sampai ke bawah.

Lebar dan dalam lubang harus cukup untuk akar seluruhnya, agar arah pertumbuhannya dapat lurus. Selain itu pada lubang tanam perlu diberi pupuk dasar dengan pupuk kandang ± 20 kg dan NPK ± 250 g atau campuran urea, TSP, KCL dengan perbandingan 2 : 2 : 1.

Jarak lubang tanam jeruk berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Kalau untuk jenis jeruk yang besar maka lubang harus dibuat 8 x 8 m, sedangkan untuk jeruk keprok cukup dengan jarak 5 x 5 m dan untuk jenis jeruk manis ukuran yang baik dan ideal adalah 6 x 6 m.

Jarak tanaman ini penting karena perkembangan jeruk itu berbeda-beda antara jenis satu dan yang lainnya. Disamping itu pengaturan jarak yang baik akan memudahkan masuknya sinat matahari dan jalan angin ke sela-sela tanaman jeruk. Pohon yang terlalu berhimpitan akan mdah terkena penyakit dan kurang baik perkembangannya.

Factor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam menanam jeruk diantaranya :
1. Air dalam tanah harus cukup, tetapi tidak menggenang
2. Tanah harus mengandung zat-zat makanan dan bahan organism yyang cukup tinggi.
3. Tanah harus selalu gembur tidak muudah padat.
4. Curah hujan dan kelembapan cukup tinggi.

Cara Pemeliharaan Tanaman Jeruk

1. Pemupukan

Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organic maupun anorganik. Pupuk organic seperti pupuk kandang dan kompos sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah agar remah. Sedangkan pupuk anorganik seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn, Cu, Mn, serta Fe, sangat menunjang pertumbuhan dan kesehatan tanaman.

Pemberian pupuk terhaddap tanaman jeruk berbeda-beda takarannya karena harus disesuaikan dengan usia, jenis, dan kandungan hara yang dibutuhkan. Semakin besar tanaman maka semakin banyak kebutuhan pupuk yang dibutuhkan.

Tiga bulan setelah bibit ditanam sampai berumur setahun, jeruk membutuhkan pemupukan susulan sebanyak 3 kali setahun, pada saat jeruk berumur 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan.

Misalnya jeruk keprok, dosis untuk setiap pemupukannya adalah campuran dari urea, TSP, dan KCL (1 : 1 :1) sebanyak 750 gram per pohon, atau 300 kg per hektar untuk 400 pohon. Dosis pemupukan tahun kedua dan seterusnya meningkat, tapi pemberiannya dilakukan setiap 4 bulan. Pupuk dibenamkan dalam lubang sedalam 15-20 cm di bawah lingkungan tajuk pohon.

2. Pengairan

Jeruk sangat menyyukai kelembapan dan curah hujan yang cukup, pengairan sangat penting apalagi memasuki musim kemarau. Kekurangan air pada pada saat pertumbuhan vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar, sedangkan pada masa generratif akan mengakibatkan kerontokan bunga atau buah.

3. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada bagian pohon yang lemah atasu terserang penyakit, tujuanya untuk memelihara tanaman agar tetap segar, sehat, dan produktif, selain itu agar sinar matahari dan angin dapat menembus sela-sela dahan secara merata. Hasil pemangkasan harus segera dibakar atau dipendam dalam tanah hal ini untuk menghindari penyebarab penyakit.

4. Pemeliharaan Saat Berbunga

Pohon jeruk yang berumur 3-5 tahun akan berbunga untuk pertama kalinya. Kuncup bunga tumbuh di pucuk, dan kemudian akan berubah menjadi buah. Untuk menjaga prod uktivitas pohon, maka sebaiknya hanya beberapa bunga yang dibiarkan tumbuh menjadi buah. Sedangkan bunga-bunga yang lainnya sebaiknya dipangkas.. kalau pohon sudah benar-benar kuat maska bunga di biarkan tumbuh semuanya.

5. Penjarang Buah

Kualitas buah jeruk dapat ditentukan oleh letak buah pada pohon dan cahaya matahari. Buah yang mendapatkan sinar matahari yang cukup pada umumnya bermutu tinggi.

Penjarangan pada pohon jeruk akan berdampak pada kualitas buah yang baik, seperti memiliki ukuran yang besar, dan citarasa yang lebih enak. Penjaranga dil;akukan pada buah yang sudah cukup besar tapi masih proses pertumbuhan, jangan dilakukan pada buah yang masih kecil hal itu dapat menurunkan pruduksinya.

Sumber :
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/02/Budidaya-Jeruk-dan-Cara-Menanam-Jeruk-yang-Baik.html

Senin, 01 Juli 2013

Merintis Usaha Budidaya Ikan Patin

Ikan patin termasuk jenis ikan konsumsi air tawar, ikan patin berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditas yang berprospek cerah, sebab mempunyai harga jual yang tinggi. Ikan patin banyak memperoleh perhatian dan diminati oleh para wirausaha untuk budidaya ikan patin.

Ikan patin cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin sudah bisa mencapai panjang 35 hingga 40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan patin tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk membesarkan tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan patin.

Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.

Manfaat Budidaya ikan patin.
Ikan patin dapat di ambil manfaatnya sebagai berikut :
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.

Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Patin
* Tanah yang baik untuk kolam budidaya ikan patin adalah jenis tanah liat / lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang / dinding kolam.
* Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
* Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
* Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin mesti bersih, tidak terlalu keruh serta tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun atau minyak / limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
* Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
* Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.

Cara Budidaya Ikan Patin

1. Persiapan Sarana dan Peralatan.
a. Pembuatan Kolam Budidaya Ikan Patin

* Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air serta bebas dari banjir. Dimensi kolam adalah 16M X 4M X 1M = 64M2.
* Kolam tersebut dapat menampung 1000 hingga 1500 ekor ikan patin.
* Pipa dipasang di sisi kolam sebagai saluran pembuangan, agar kolam tidak kepenuhan dan tumpah.
* Setelah kolam diisi dengan air, campurkan air kolam dengan kapur yang telah dilarutkan sebanyak ± 2kg secara merata. Agar kadar keasaman air sesuai dengan habitat asli ikan patin.


b. Pembuatan Pabrik dan Mesin Pembuat Pakan.
Bila budidaya ikan patin kita sudah lumayan besar, hendaklah membuat sendiri pakan dengan menggunakan mesin Domping (mesin pelet). Pabrik dibuat dengan ukuran 4MX4M, mesin ini akan membuat campuran pakan yang kita olah memjadi berbentuk pelet sehingga mudah dalam pemberian pakannya.

2. Penyiapan Bibit
Bibit ikan patin bisa dibeli dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten setempat atau dari para peternak ikan patin lainnya.

3. Memelihara dan Membesarkan ikan patin.
Tahap awal yang dilakukan dalam memelihara dan membesarkan ikan patin adalah dibuatkan tempat khusus di kolam yang telah tersedia seluas ±1M2 dengan bahan terbuat dari jala-jala kecil atau dalam aquarium. Kemudian masukan bibit ikan patin tersebut kedalam kolam kecil atau aquarium tersebut.


Bibit yang didapatkan belum bisa makan Pakan Butan / Voer, sehingga harus diberikan pakan khusus berupa serbuk halus yang didapat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten, balai vet atau di tempat pembenihan pada saat pembelian bibit ikan patin. Pemberian pakan serbuk khusus ini berlangsung selama 2 minggu, sampai bibit sudah bisa memakan Pakan Buatan / Voer.
Sesudah bibit ikan patin bisa memakan Pakan Buatan / Voer, barulah bibit ikan patin tersebut bisa dilepaskan kekolam besar yang telah tersedia.
Pemberian Pakan dilakukan 2 Kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari bobot / berat bibit peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam kolam. Hal ini dapat diketahuai dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara sebaagai sampel.

Ikan Patin Umur 2 minggu

4. Panen
Ikan patin sudah bisa dipanen sesudah berumur 6 bulan dengan berat mencapai 600 - 700 gr/ekor.

a. Penangkapan.
Penangkapan ikan dengan menggunakan Jaring Bagang.


b. Pembersihan.
Sesudah ikan patin dipanen secara keseluruhan, ikan kemudian dibersihkan. Setelah dibersihkan ikan patin siap di Jual Kepasaran.

Hama Dan Penyakit Ikan Patin

A. Hama
Dalam membesarkan ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat pada usaha pembesaran patin sistem hampang (pen) dan karamba. Karamba yang ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.

Untuk menghindari serangan hama dalam membesarkan ikan patin di jala apung (rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembaran jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budidaya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin juga tidak akan berlompatan keluar.

B. Penyakit
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

1) Penyakit akibat infeksi
Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan. Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan, beberapa penyakit akibat infeksi berikut ini sebaiknya diperhatikan.

a. Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian: menggunakan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram metil biru dalam 100 cc air). Ikan yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam. Lakukan pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari.

b. Penyakit jamur
Penyakit jamur umumnya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur pada ikan patin adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin. Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Obat yang biasanya di pakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter) selama 30 menit. Caranya rendam ikan yang sakit dengan larutan tadi, dan di ulang sampai tiga hari berturut- turut.

c. Penyakit bakteri
Penyakit yang disebaban oleh bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan patin yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Penyakit bakteri yang mungkin menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sementara yang terinfeks, tetapi belum parah dapat dicoba dengan beberapa cara pengobatan. Antara lain: (1) Dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30–60 menit, (2) Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 5-10 ppm selama 12–24 jam, atau (3) merendam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.

2) Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan.

* Ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang tidak normal.
* Kendala yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
* Penyakit ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
* Organisme ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai ratusan jumlahnya sehingga akan terlihat seperti bintik-bintik putih.
* Tempat yang disukai adalah di bawah selaput lendir sekaligus merusak selaput lendir tersebut.

Sumber Review
Dinas Kelautan Dan Perikanan RI
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu
Wikipedia.org
http://ukmkecil.com/budidaya-ternak/budidaya-ikan-patin

Minggu, 30 Juni 2013

3 Tips Mudah Menanam Biji Alpukat

Menanam alpukat bisa dilakukan melalui bijinya. Pohon alpukat memiliki genus Persea dan famili Lauraceae. Dalam artikel ini akan diulas mengenai cara menumbuhkan alpukat dari bijinya.

Cara Menumbuhkan Alpukat dari Biji

Biji alpukat bisa ditanam langsung di tanah atau ditumbuhkan terlebih dahulu tunasnya di air. Berikut adalah langkah menanam biji buah alpukat:

1. Memilih biji alpukat.
Carilah buah alpukat yang lembut dan matang. Untuk mengeluarkan bijihnya, Anda harus memotong alpukat menjadi dua. Hati-hati saat memotong, jangan sampai biji rusak terkena pisau. Cuci biji untuk menghilangkan sisa daging buah yang menempel.

2. Menumbuhkan biji alpukat di dalam air.
Sebelum menumbuhkan biji di dalam air, pastikan mencuci biji alpukat hingga tidak tersisa daging buahnya. Biji alpukat memiliki sisi lebih sempit pada satu ujung tempat tumbuhnya daun dan sisi yang lebih luas pada ujung lainnya tempat tumbuhnya akar. Dalam wadah, letakkan biji alpukat sedemikian rupa sehingga ujung tempat tumbuhnya akar berada di bawah dan ujung tempat tumbuhnya daun berada di atas (lihat gambar ilustrasi).

Pastikan biji terendam setidaknya setengahnya dengan menyisakan biji bagian atas tidak terendam air. Letakkan wadah dekat jendela atau tempat yang terkena sinar matahari langsung. Pastikan bagian bawah biji selalu terendam air. Tambahkan air setiap kali air pada wadah terlihat susut. Umumnya, biji terlihat mulai retak dalam 2-3 minggu. Akar mulai terlihat tumbuh sekitar 3-4 minggu di bagian biji yang terendam air. Biarkan biji terus terendam sampai akar berukuran 5-7 cm. Ketika batang juga nampak mulai tumbuh, Anda bisa memindahkan biji dan menanamnya di tanah.

3. Menanam biji alpukat langsung di tanah.
Biji alpukat juga bisa langsung ditanam di tanah. Sebelum menanam biji, pilih lokasi yang terkena sinar matahari langsung. Gali tanah kurang lebih seukuran biji dan tanam biji alpukat di dalamnya. Pastikan bagian ujung biji yang sempit sedikit menyembul di atas tanah. Pilih lokasi yang memiliki sistem drainase baik. Jangan sampai biji alpukat terendam oleh genangan air. Siram biji secara teratur, tetapi pastikan tidak ada air yang menggenang. Terlalu banyak air akan membuat akar menjadi busuk. Ketika bibit alpukat telah mencapai tinggi sekitar 15-20 cm, pangkas sebagian daun dan rantingnya untuk memicu pertumbuhan tunas baru.

Sumber :
http://amazine.co/18777/3-tips-mudah-menanam-biji-alpukat/