Tampilkan postingan dengan label Budidaya Buah Jeruk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Buah Jeruk. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Juli 2013

Agar Tabulampot Jeruk Sunkist Rajin Berbuah

Salah satu jenis jeruk yang sedang populer saat ini adalah jeruk sunkist. Mulai dari gerai buah di supermarket hingga pasar tradisional dan pinggir jalan, jeruk ini selalu mendominasi karena memang tersedia sepanjang tahun. Penggila jeruk ini biasanya mengonsumsi sunkist dengan cara dimakan langsung atau dibuat menjadi jus.

Tanaman buah asal California, Arizona ini tidak terlalu menuntut banyak hal untuk rajin berbuah. Temperatur optimal untuk pertumbuhan berkisar 25-30 ÂșC. Sementara kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. Jenis tanah yang disukai adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50%, dan pasir < 50%; cukup humus; serta memiliki tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk bertanam jeruk. pH yang diinginkan adalah 5,5-6,5.

Dengan semakin menyempitnya halaman rumah, beberapa ibu rumah tangga menanam jeruk Sunkist di dalam pot (tabulampot). Untuk keperluan tabulampot, bibit yang dipilih dipastikan yang bagus, dengan ciri-ciri sebagai berikut.

1. Pilih bibit asal okulasi dengan 1 cabang dari mata tunas tempel.
2. Tinggi bibit berkisar 40-60 cm dengan umur sekitar 3-6 bulan.
3. Bibit yang telah berbuah akan lebih bagus, tetapi umumnya lebih mahal dibandingkan bibit yang belum berbuah.
4. Bibit terbebas dari vektor dan penyakit utama.

Tahap menanam tabulampot

1. Pilih pot ukuran yang tepat dengan lubang drainase yang memadai, misalnya pot plastic diameter 35 cm.
2. Gunakan campuran tanah yang ringan sehingga air dapat mengalir dengan baik, misalnya berupa campuran tanah merah dengan pupuk kandang (50%:50%).
3. Tanam pohon sehingga leher akar berada di atas garis tanah. Jangan menutupi batang dengan tanah.
4. Tekan tanah di sekitar bola akar untuk memberikan stabilitas air.
5. Ikat tanaman pada kayu pancang dengan ikatan longgar jika diperlukan untuk menegakan tanaman dan mencegah tanaman roboh.
6. Tempatkan pot di area yang bisa terkena sinar matahari langsung, minimal penerimaan cahaya matahari 8 jam per hari.
7. Mengingat media tanam dalam pot mudah sekali kering karena penguapan, sebaiknya penyiraman dilakukan secara rutin, sehari dua kali. Namun, jika media tanam masih terlihat basah, tidak perlu dilakukan penyiraman.
8. Penggantian media tanam dengan media pot campuran tanah segar dilakukan setiap tahun atau dua tahun sekali agar nutrisi untuk tanah tetap tersedia.

Agar rajin berbuah

Agar rajin berbuah, tanaman Sunkist perlu dipelihara dengan baik, terutama penyiraman, penggemburan, pemupukan, dan pemangkasan. Sebaiknya penyiraman dilakukan secara rutin, tetapi jangan sampai menggenangi batang akar. Cara lain untuk memicu pembentukan buah adalah dengan pemangkasan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh, biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Tunas lainnya sebaiknya dipangkas. Demikian juga pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam klorox/alcohol untuk menghindari inveksi pada luka batang bekas pangkasan.

Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya. Pada saat pemupukan, juga dilakukan penyiangan. Pemupukan secara berkala juga sangat penting untuk memicu pembentukan bunga dan buah. Waktu pemupukan sebagai berikut.

1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.
8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
> 8 bulan: Urea ?1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama

Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Gejala: lubang yang mengeluarkan getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua.
Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.

Thrips (Scirtotfrips citri.)
Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.
Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.

Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.

Lalat buah (Dacus sp.)
Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).

Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).

Penyakit

CVPD (Bacterium like organism) dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

Tristeza (virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera)
Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.
Woody gall (Vein Enation) (virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii)
Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

Blendok (jamur Diplodia natalensis)
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

Embun tepung (jamur Odidium tingitanium)
Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

Kudis (jamur Sphaceloma fawcetti)
Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).

Busuk buah (Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae)
Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

Busuk akar dan pangkal batang (jamur Phyrophthoranicotianae)
Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

Buah gugur premature (jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.)
Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

Jamur upas (Upasia salmonicolor)
Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

Kanker (bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri.)
Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm.
Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

Sumber :
http://www.agrikaindoraya.com/agar-tabulampot-jeruk-sunkist-rajin-berbuah/

Selasa, 02 Juli 2013

Budidaya Jeruk dan Cara Menanam Jeruk yang Baik

Apabila kita mau menanam jeruk ataupun budidaya jeruk ada beberapa cara untuk mendapatkan bibit jaruk, diantaranya bibit yang berasal dari biji, bibit dari hasil cangkokan, dan dengan cara okulasi. Dari ketiga cara di atas yang sering dipakai oleh para petani yang berskala besar adalah dengan cara cangkokan dan okulasi, karena kedua cara tersebut cukup efektif dan mudah prosesnya dibanding menggunakan biji untuk pembibitan.

Cara Mencangkok

Cangkokan biasanya diperoleh dari tanaman induk yang sudah terbukti kualitasnya. Dahan yang akan dicangkok tidak boleh bergaris tengah kurang dari 1 cm, sudah dewasa, dan sehat.

Kalau sudah ada dahan yang siap dicangkok selanjutnya kupas kulit dahan secara mengeliling selebar 1-3 cm, kemudian bagian yang telah terbuka itu tutupi dengan tanah, setelah tertutup dengan tanah kemudian balut dengan sabut kelapa atau plastic yang diberi lubang-lubang untuk sirkulasi.

Setiap hari sirami cangkokan tadi supaya tidak kekurangan air. Dalam beberapa hari dahan sebelah atas cangkokan akan tumbuh akar, setelah akar itu tumbuh panjang dan keluar dari sabut, barulah potong dahan bagian bawah kemudia tanam pada lahan yang sudah dipersiapkan.

Lubang yang kita persiapkan ini sebelumnya harus sudah diberi pupuk kandang yang baik. Apabila dalam perawatan bibit ini baik dalam waktu tiga tahun pohon jeruk akan berbuah.

Cara Okulasi

Cara ini paling banyak diminati oleh para petani jeruk karena lebih baik dibanding cara cangkokan, yaitu dengan menempelkan sebuah mata, tunas atau cabang muda dari satu tanaman ke batang tanaman lain. Cara pertama untuk melakukan okulasi kita menyemai biji jeruk untuk memperoleh pohon jeruk yang nantinya akan kita tempeli dengan tunas dari pohon lain.

Tetapi tidak semua jenis jeruk bisa dipakai untuk batang bawah, untuk itu kita harus mencari jenis-jenis yang cepat dalam pertumbuhannya, sehingga dalam waktu 1 atau 1,5 tahun setelah biji kita semai pohonnya bisa digunakan untuk okulasi.

Kalau batang sudah cukup besar, bibit itu diokulasi pada jarak kira-kira 30 cm dari akar. Dengan menggunakan pisau yang tajam, kerat batang tanaman ± 1 x 4 cm. kemudian, tempeli dengan kulit kayu yang ada tunasnya, dari tanaman jeruk lain, dengan ukuran yang sama.

Tunas yang ditempelkan diikat dengan tali raffia. Sebelumnya celupkan tali rafia pada farafin panas untuk mematikan bibit penyakit dan kuman yang menempel. Ikatkan rafia dengan kuat, dan usahakan mata tunas tetap menyembul keluar.

Untuk menjaga kekeringan sebaiknya diberi naungan. Ciri dari tunas tersebut bisa tumbuh menjadi satu dengan batang poko, maka warnanya masih tetap hijau seperti semula. Setelah okulasi berumur ± 15 hari ikatan dapat dilepas. Batang yang ditempeli tunas dipotong ± 10 cm di atas tunas tersebuut, lama kelamaan akan kelihatan jelas sebuah titik hijau yaitu permulaan taruk.

Taruk akan tumbuh dengan cepat sampai mencapai ketinggian 1,5 meter. Kemudian tanaman ini biasanya tidak bertahan tinggi, akan tetapi batangnya akan bertambah besar. Setelah tanaman itu kira-kira sebesar pensil, dan berkayu serta keras, puncaknya kita potong atau angkas hingga tinggi tanaman tersebut hanya 1 meter saja.

Bila sudah demikian pohon dapat dipindahkan ke kebun. Tapi seharusnya lubang harus sudah kita siapkan jauh-jauh hari tentunya lubang besar tersebut sudah diberi pupuk kandang terlebih dahulu. Tanaman jangan ditanam terlalu dalam, kemudian lubang tanaman timbun dengan tanah yang subur hingga menjadi seperti bukit kecil dengan tanaman di tengah-tengahnya.

Tidak lama ujung batang yang telah dipangkas akan bisa ttumbuh cabang 3 buah. Akan tetapi kalau nantinya tumbuh cabang lain lagi, cabang baru iitu harus dipotong. Pemotongan dilakukan setelah pohon menjadi besar.

Poon hasil okulasi dalam waktu antara 3-5 tahun sudah memberikan hasil, dan pohonnya tidak tinggi sehingga mudah memetik buahnya.

Cara Menanam Bibit di Lahan Terbuka

Waktu untuk menanam bibit yang baik ialah pada musim penghujan hingga menjelang musim kemarau. Sebelum memulai menanam, harus diperhatikan kondisi tanah didalam lubang-lubang tanam, yaitu sudah betul-betul basah dari atas sampai ke bawah.

Lebar dan dalam lubang harus cukup untuk akar seluruhnya, agar arah pertumbuhannya dapat lurus. Selain itu pada lubang tanam perlu diberi pupuk dasar dengan pupuk kandang ± 20 kg dan NPK ± 250 g atau campuran urea, TSP, KCL dengan perbandingan 2 : 2 : 1.

Jarak lubang tanam jeruk berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Kalau untuk jenis jeruk yang besar maka lubang harus dibuat 8 x 8 m, sedangkan untuk jeruk keprok cukup dengan jarak 5 x 5 m dan untuk jenis jeruk manis ukuran yang baik dan ideal adalah 6 x 6 m.

Jarak tanaman ini penting karena perkembangan jeruk itu berbeda-beda antara jenis satu dan yang lainnya. Disamping itu pengaturan jarak yang baik akan memudahkan masuknya sinat matahari dan jalan angin ke sela-sela tanaman jeruk. Pohon yang terlalu berhimpitan akan mdah terkena penyakit dan kurang baik perkembangannya.

Factor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam menanam jeruk diantaranya :
1. Air dalam tanah harus cukup, tetapi tidak menggenang
2. Tanah harus mengandung zat-zat makanan dan bahan organism yyang cukup tinggi.
3. Tanah harus selalu gembur tidak muudah padat.
4. Curah hujan dan kelembapan cukup tinggi.

Cara Pemeliharaan Tanaman Jeruk

1. Pemupukan

Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organic maupun anorganik. Pupuk organic seperti pupuk kandang dan kompos sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah agar remah. Sedangkan pupuk anorganik seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn, Cu, Mn, serta Fe, sangat menunjang pertumbuhan dan kesehatan tanaman.

Pemberian pupuk terhaddap tanaman jeruk berbeda-beda takarannya karena harus disesuaikan dengan usia, jenis, dan kandungan hara yang dibutuhkan. Semakin besar tanaman maka semakin banyak kebutuhan pupuk yang dibutuhkan.

Tiga bulan setelah bibit ditanam sampai berumur setahun, jeruk membutuhkan pemupukan susulan sebanyak 3 kali setahun, pada saat jeruk berumur 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan.

Misalnya jeruk keprok, dosis untuk setiap pemupukannya adalah campuran dari urea, TSP, dan KCL (1 : 1 :1) sebanyak 750 gram per pohon, atau 300 kg per hektar untuk 400 pohon. Dosis pemupukan tahun kedua dan seterusnya meningkat, tapi pemberiannya dilakukan setiap 4 bulan. Pupuk dibenamkan dalam lubang sedalam 15-20 cm di bawah lingkungan tajuk pohon.

2. Pengairan

Jeruk sangat menyyukai kelembapan dan curah hujan yang cukup, pengairan sangat penting apalagi memasuki musim kemarau. Kekurangan air pada pada saat pertumbuhan vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar, sedangkan pada masa generratif akan mengakibatkan kerontokan bunga atau buah.

3. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada bagian pohon yang lemah atasu terserang penyakit, tujuanya untuk memelihara tanaman agar tetap segar, sehat, dan produktif, selain itu agar sinar matahari dan angin dapat menembus sela-sela dahan secara merata. Hasil pemangkasan harus segera dibakar atau dipendam dalam tanah hal ini untuk menghindari penyebarab penyakit.

4. Pemeliharaan Saat Berbunga

Pohon jeruk yang berumur 3-5 tahun akan berbunga untuk pertama kalinya. Kuncup bunga tumbuh di pucuk, dan kemudian akan berubah menjadi buah. Untuk menjaga prod uktivitas pohon, maka sebaiknya hanya beberapa bunga yang dibiarkan tumbuh menjadi buah. Sedangkan bunga-bunga yang lainnya sebaiknya dipangkas.. kalau pohon sudah benar-benar kuat maska bunga di biarkan tumbuh semuanya.

5. Penjarang Buah

Kualitas buah jeruk dapat ditentukan oleh letak buah pada pohon dan cahaya matahari. Buah yang mendapatkan sinar matahari yang cukup pada umumnya bermutu tinggi.

Penjarangan pada pohon jeruk akan berdampak pada kualitas buah yang baik, seperti memiliki ukuran yang besar, dan citarasa yang lebih enak. Penjaranga dil;akukan pada buah yang sudah cukup besar tapi masih proses pertumbuhan, jangan dilakukan pada buah yang masih kecil hal itu dapat menurunkan pruduksinya.

Sumber :
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/02/Budidaya-Jeruk-dan-Cara-Menanam-Jeruk-yang-Baik.html

Sabtu, 29 Juni 2013

Cara Budidaya Jeruk yang Efektif

Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah-buahan yang cukup banyak digemari oleh masyarakat.

Bukan hanya rasanya yang manis dan segar, kandungan vitamin C yang tinggi membuat banyak praktisi kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi jeruk secara rutin.

Kandungan vitamin C di dalam tubuh sangat bermanfaat untuk antioksidan dan menangkal radikal bebas.

Selain senang mengkonsumsinya, Anda juga sebaiknya mengetahui ihwal cara budidaya jeruk yang biasanya dilakukan oleh kalangan petani jeruk. Siapa tahu suatu ketika Anda tertarik untuk menanam dan membudidayakannya.

Pada dasarnya, ada beberapa cara untuk mendapatkan bibit jeruk yakni bibit dari bijinya, dan dari hasil cangkokan atau teknik okulasi.

Dari ketiganya, yang biasa dilakukan oleh para petani jeruk berskala besar ialah cara kedua dan ketiga karena dinilai lebih efektif dan cukup mudah prosesnya.

Berikut merupakan kedua cara yang sering dipilih oleh para petani jeruk tersebut.

Cara Mencangkok

Pastinya Anda yang sudah cukup familiar dengan teknik mencangkok suatu tanaman tertentu, bukan?

Teknik cangkokan pada tanaman lain relatif sama dengan cara mencangkok untuk memperoleh bibit jeruk ini. Cangkokan untuk memperoleh bibit jeruk unggul biasanya diperoleh dari indukan yang dianggap berkualitas baik.

Harus diingat bahwa dahan induk jeruk yang akan dicangkok tidak boleh memiiki diameter kurang dari 1 cm. Jika Anda sudah menentukan bagian dahan mana yang akan dicangkok maka selanjutnya mengupas kulit dahannya dengan lebar sekitar 1-3 cm.

Langkah selanjutnya, bagian dahan yang sudah dikelupas itu kemudian ditutup dengan medium tanah, dan akhirnya dibalut dengan sabut kelapa atau bisa juga dengan menggunakan plastik yang telah dilubangi untuk sirkulasi udaranya.

Jangan lupa untuk menyiraminya setiap hari supaya cangkokannya tidak kekurangan air dan subur. Dalam beberapa hari kemudian, cangkokan tersebut biasanya akan tumbuh akar.

Apabila akarnya sudah panjang, menandakan bahwa cangkokan tersebut bisa dipotong untuk ditanam di lahan yang sebelumnya sudah dipersiapkan.

Cara Okulasi

Cara okulasi merupakan cara lainnya yang populer untuk memperoleh bibit dalam budidaya jeruk. Cara ini dilakukan dengan menempulkan tunas atau cabang muda tanaman tertentu pada batang tanaman yang lain.

Mula-mula Anda harus menyemai dulu biji jeruk dan ditanam sampai akhirnya menjadi pohon jeruk yang nantinya akan ditempeli dengan tunas dari pohon jeruk yang lain.

Hasil okulasi tersebut bisa dipotong di bagian puncaknya setelah berkayu dan keras. Dan kemudian hasil okulasi itu bisa ditempatkan di lubang yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Cara Menanam Bibit

Waktu terbaik yang biasanya digunakan untuk menanam bibit jeruk ialah pada musim penghujan menjelang peralihan ke musim kemarau.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menanam bibit jeruk, salah satunya ialah kondisi tanah di dalam lubang yang telah dibuat apakah sudah basah dan kelihatan gembur atau belum.

Ukuran lubangnya harus bisa menampung semua bagian akar yang banyak cabangnya. Begitu juga, lubang tersebut sebelumnya harus sudah diberikan pupuk kandang dan NPK atau campuran dari KCL, urea dan TSP dengan perbandingan 2:1:2.

Jarak antar lubangnya berbeda-beda tergantung jenis bibit jeruk yang ditanam.

Untuk jeruk yang berukuran besar jaraknya harus 8 x 8 meter, sedangkan untuk jeruk kecil (keprok) jaraknya 5 x 5 meter. Untuk ukuran jeruk manis jaraknya bisa disetting 6 x 6 meter.

Pengaturan jarak tanam tersebut tentu sangat penting karena sangat menentukan tumbuh kembang tanaman jeruk, disamping juga untuk memudahkan masuknya sinar matahari.

Untuk dicatat bahwa pohon yang terlalu berhimpitan satu sama lainnya akan menyebabkan pohon jeruk mudah terkena penyakit dan agak terhambat perkembangannya.

Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan cara budidaya jeruk yang efektif dan produktif

Semoga bermanfaat!

Sumber :
http://www.teruskan.com/19532/cara-budidaya-jeruk-yang-efektif.html