Mangga merupakan salah satu tanaman buah yang popular di tanah air. Keberadaan pohon buah mangga sudah lazim di masyarakat. Untuk saat ini kualitas mangga di Indonesia sangat rendah, walaupun telah menembus pasar ekspor. Namun, produksi buah tidak bisa stabil karena faktor alam dan serangan hama yang belum bisa ditanggulangi secara optimal.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, ada sembilan eksportir yang menyerap mangga gedong gincu dari Majalengka. Namun, para eksportir langsung berhubungan dengan para pedagang pengumpul sehingga tidak diketahui volume ekspor mangga. Negara-negara yang membeli mangga asal daerah ini, antara lain Jepang, Singapura, dan Taiwan.
Pemupukan Dasar
1. Pemupukan Dasar Kocoran (untuk tanaman diatas 5 tahun)
Mangga biasanya berbuah sepanjang tahun. Pada fase pemupukan ini khusus untuk mangga yang akan dibuahkan di luar musimnya (missal Bulan Mei). Pemupukan dasar dimulai pada bulan Desember, aplikasinya sebagai berikut :
Bahan Pupuk : (Pupuk Kascing, Pupuk Supra A Biofarm, dan NPK)
Ketiga bahan ini sudah mewakili 13 unsur hara, Asam amino, Humat vulvat, antibiotic dan Hormon (ZPT).
2. Masukan 60 Pupuk Kascing ke dalam ember dengan mencampurkan air 300 liter aduk hingga rata, kemudian masukkan 2 liter Pupuk Supra A Biofarm, senjutnya masukan NPK sebanyak 15 kg NPK biru Mutiara (16-16-16) diamkan ketiga campuran tadi selama 12 jam, larutan ini dapat digunakan untuk 50-60 pohon.
3. Buat Lubang dengan diameter 3-4 meter melingkar dibawah tajuk sedalam 20-25 cm, kocorkan larutan diatas yang sudah diperam bersama ampasnya masing masing pohon 4-5 liter, untuk hasil yang maksimal aplikasi ini dapat diulang sampai 4 kali.
Analisa Biaya material per 60 pohon:
Pupuk Kascing 60 kg Rp. 120.000,-
2 Botol Pupuk Supra A biofarm Rp. 80.000,-
NPK Mutiara Rp. 165.000,-
ember & timbo (sewa ) Rp. 5.000,-
lain-lain 10% Rp. 37.000,-
Total Rp. 407.000,-
Rp 407.000,- : 60 pohon = Rp. 6,783,- per pohon
(angka ini dapat berubah)
Penyemprotan
Material yang digunakan untuk penyemprotan hampir sama dengan kocor :
Masukan 60 Pupuk Kascing ke dalam ember dengan mencampurkan air 300 liter aduk hingga rata, kemudian masukkan 2 liter Pupuk Supra A Biofarm, senjutnya masukan NPK serbuk sebanyak 2 kg diamkan ketiga campuran tadi selama 12 jam, larutan ini dapat digunakan untuk 40 pohon (asumsi dengan penyemprotan basah, dan merata) disemprotkan setiap 7 hari sekali, sebelum tanaman berbunga.
Analisa Biaya material per 60 pohon:Pupuk Kascing 60 kg Rp. 120.000,-
2 Botol Pupuk Supra A biofarm Rp. 80.000,-
NPK serbuk Rp. 100.000,-
ember & timbo (sewa) Rp. 5.000,-
Bensin Rp. 10.000,-
Tenaga Kerja Rp 15.000,-
lain lain 10 % Rp 33.000,-
Total Rp. 363.000,-
Biaya per pohon = Rp. 363.000,- : 40 = Rp. 9.075,-
Aplikasi Hormon dan insektisida
Hormon
Hormon yang digunakan adalah ZPT (auksin, citokinin, giberelin) dan hormon penambat tumbuh (Laktobutrazol / KCLO3), hormone penambat berfungsi untuk mempercepat pembungaan (mempercepat peralihan dari vegetatif ke generatif) hal ini dilakukan manakala tanaman agak malas dibungakan. Fungsi ZPT (auksin, citokinin, giberelin) adalah selain membantu merangsang pembungaan juga membuat buah tidak gampang rontok.
Aplikasi Hormon ZPT adalah pada awal mulai penyemprotan, pada masa mendekati pembungaan (Bunga belum mekar) dan pada usia buah muda sebesar kelereng (2kali aplikasi ).
Efek dari hormone tersebut ; Bunga semakin banyak, Buah semakin manis, Daging buah semkin kering, Warna buah semakin menarik, Daya kematangan buah semakin lama dan Biji buah semakin kecil daging semakin lebar (akibat ZPT giberelin & Auksin)
Dosis =1 botol @ 100 ml / 150 liter.
Sumber :
http://st294294.sitekno.com/article/43645/budidaya-mangga-dengan--biofarm.html
Kamis, 28 Februari 2013
Rabu, 27 Februari 2013
Menanam Buah Pir Yuk..
Keberhasilan itu menambah deretan tanaman subtropis yang dapat dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia. Sebelumnya apel dan leci terlebih dahulu sukses dibudidayakan.
Jenis pir yang cocok untuk daerah tropis ialah Pyrus pyrifolia alias pir asia atau oriental pir. Sosoknya bulat berwarna cokelat. Berbeda dengan pir yang banyak ditemukan dipasaran — bentuk seperti lonceng dan berwarna hijau atau putih kekuningan.
Meski berbeda, rasa pir asia tak kalah enak dibanding jenis pir lain. Rasanya manis, tekstur renyah, dan tidak masir. Bobot buah sekitar 150—500 g. Kandungan nutrisinya pun bagus.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat setiap 122 g pir asia mengandung 8% vitamin C, 2% zat besi, 4% karbohidrat, 1 g protein, dan 16% serat. Dengan keunggulan itu pir pantas dikoleksi. So… mari menanam pir. Apalagi ia telah terbukti bisa berbuah di Indonesia.
Sumber :
http://sentraflora.com/menanam-pir-yuk/
Selasa, 26 Februari 2013
Peluang Budidaya Buah Manggis Monokultur
Tahun 1980an, masyarakat sub tropis mulai tertarik terhadap manggis. Terutama, MEE, Korea dan Jepang. Hingga harga manggis di pasar internasional mendadak naik tajam. Secara kebetulan pula, durian monthong yang dibudidayakan secara monokultur di Thailand banyak yang terserang hama penggerek batang, yang belanjut ke infeksi sekunder oleh phytoptora. Petani durian Thailand lalu menanam manggis di bekas tanaman durian yang mati tadi. Karena harga manggis semakin membaik, bahkan lebih tinggi dibanding durian, maka makin banyak petani yang menanam manggis di sela-sela durian. Akhirnya, petani Thailand berani menanam manggis secara monokultur.
Malaysia, Vietnam, India dan Australia juga mengikuti jejak Thailand, membudidayakan manggis secara monokultur. Sementara negara-negara di kawasan tropis di Amerika dan Afrika juga mengembangkan komoditas ini dengan cukup intensif. Indonesia, justru masih mengandalkan tanaman manggis di kebun rakyat. Populasi tanaman manggis rakyat memang cukup banyak. Namun tempatnya terpencar-pencar dan sama sekali tidak terawat dengan baik. Dengan tanaman seperti itu pun, kita sudah bisa ekspor. Apalagi kalau kita kembangkan kebun manggis monokultur secara intensif. Namun sampai dengan saat ini, kita masih lebih banyak berdebat tentang mana yang lebih unggul. Benih sambungan (okulasi), atau asal biji.
Manggis (Garcinia mangostana), adalah tumbuhan dengan sifat ultra-tropical. Tumbuhan dengan sifat ini, mutlak memerlukan suhu udara hangat, dengan curah hujan dan tingkat kelembapan udara tinggi. Dari berbagai penelitian, manggis akan mati dalam suhu udara di bawah 4 oC. Di persemaian, manggis bahkan sudah tidak tahanlagi pada suhu 7 oC. Sebaliknya, pada suhu udara 37 oC, manggis juga tidak bisa tahan hidup. Karakter tanaman manggis yang ultra-tropical mengakibatkannya tidak mungkin dikembangkan di kawasan sub tropis dan gurun. Beda dengan mangga, yang mampu beradaptasi dengan kawasan gurun (Meksiko, Mesir) dan kawasan sub tropis (Australia).
Ada perbedaan pendapat antara para ahli, apakah manggis terdiri dari beberapa varietas atau merupakan varietas tunggal. Di kepulauan Sulu misalnya, diketemukan manggis dengan ukuran buah lebih besar, kulit buah lebih tebal dan buah berasa masam. Di Serawak, diketemukan manggis dengan segmen buah selalu empat, sementara di Semenanjung Malaysia, diketahui ada tanaman yang buahnya selalu tanpa biji (seedless). Ini semua menjadi alasan bagi beberapa ahli untuk mengklaim bahwa ada varian pada spesies manggis. Sebaliknya para ahli lain menolak klaim ini, dengan alasan bahwa biji manggis bukanlah biji hasil persarian (generatif), melainkan biji vegetatif.
Yang disebut biji vegetatif, sebenarnya adalah “embrio”. Karenanya, biji manggis tidak memiliki waktu dorman (istirahat). Kalau biji sudah dikeluarkan dari daging buah, maka daya kecambahnya hanya akan bertahan selama lima hari. Kalau masih berada dalam buah, biji manggis mampu bertahan antara tiga sampai dengan lima minggu. Hingga biji yang sudah dibersihkan dari sisa daging buah, harus segera disemaikan. Dalam satu buah manggis, paling banyak hanya akan ada dua biji yang layak semai. Selebihnya, segmen buah itu sama sekali tidak berbiji, atau berbiji tetapi tidak tumbuh sempurna. Hanya biji sempurnalah yang layak semai. Daya tumbuh biji manggis juga sangat rendah, yakni hanya sekitar 25% dari total biji yang disemai.
Karena bukan hasil persarian atau biji generatif, maka pertumbuhan tunas dan akar manggis sangat unik. Biji tumbuhan pada umumnya, baik yang dikotil maupun monokotil, selalu dilengkapi dengan keping biji dan lembaga. Keping biji tumbuhan dikotil, akan langsung menjadi daun perdana. Sementara lembaganya sudah dilengkapi dengan bakal batang, akar dan daun. Biji manggis adalah hipokotil dan tidak berlembaga. Tunas pucuk akan tumbuh pada salah satu ujung biji, sementara akar perdana akan tumbuh pada ujung lainnya. Namun akar perdana ini akan segera mati, dan digantikan oleh akar yang tumbuh pada pangkal tunas. Selanjutnya, tanaman manggis akan tumbuh normal, namun dengan tingkat pertumbuhan akar yang sangat lamban.
Pertumbuhan akar yang sangat lamban, telah menjadi kendala tersendiri bagi budidaya manggis secara monokultur, dengan skala komersial. Sebab tanaman manggis asal biji, baru akan berbuah setelah umur di atas 10 tahun. Di alam, tanaman manggis malahan baru bisa mulai berbuah pada umur 15 tahun. Upaya menyambung manggis secara grafting dengan batang bawah spesies Garcinia lainnya, tidak pernah berhasil dengan baik, sebab sambungan tidak “kompatibel”. Menyambung dengan pohon pangkal sesama manggis, bisa kompatibel, namun tetap tidak mampu mamacu pertumbuhan. Malahan tanaman manggis akan menjadi kerdil. Kalau tanaman manggis asal biji umur 5 tahun sudah bisa mencapai ketinggian 10 m, manggis sambungan baru 3 m.
Kendala pertumbuhan manggis sambungan yang lamban ini, bisa diatasi dengan penanaman jarak rapat. Sebab pada umur tanaman 3 tahun, manggis sambungan sudah mampu berbuah. Dengan penanaman jarak rapat, produktivitas tanaman per satuan luas, tetap akan sama tinggi, dibanding dengan areal sama dengan tanaman asal biji. Kelebihan kebun manggis monokultur dengan benih sambungan adalah, penanganannya mudak karena tanamannya pendek-pendek. Kendalanya adalah, tetap ada kesulitan untuk menghasilkan benih manggis sambungan secara massal. Sebab sambung pucuk dengan batang bawah sesama manggis, meskipun secara teknis sudah berhasil dilakukan, aplikasinya di lapangan tetap masih terkendala.
Beberapa petani Thailand, Australia, Indonesia, negara-negara Amerika dan Afrika Tropis, kemudian mencoba menanam manggis secara massal dengan biji yang ditanam langsung di lapangan. Namun sebelumnya, para petani ini telah menanam pohon pelindung. Dengan cara penanaman biji langsung di lapangan, maka tidak akan terjadi stagnasi pertumbuhan akibat pemindahan dari polybag tempat penyemaian, ke lokasi penanaman. Setelah tanaman tumbuh, dilakukan pemupukan dan pengairan intensif. Dengan pola penanaman demikian, pada umur lima tahun sejak penyemaian, tanaman sudah mampu berbuah, dengan ketinggian dan tajuk normal. Cara inilah yang kemudian paling banyak dilakukan oleh para petani manggis di banyak negara.
Di Florida, AS, petani mencoba inovasi baru bukan dengan sambung pucuk, melainkan sambung akar antara benih manggis biasa (Garcinia mangostana), dengan Garcinia xanthochymus. Caranya, mereka menyemai biji manggis biasa dan biji Garcinia xanthochymus, secara bersamaan. Penyambungan dilakukan dengan teknik penyusuan pada pangkal batang, sekitar 10 cm di bawah permukaan media. Setelah sambungan menempel, batang Garcinia xanthochymus, dipotong. Benih manggis tersebut lalu punya dua “kaki”. Meskipun pertumbuhan akar Garcinia xanthochymus, juga sangat lamban, namun dengan dua kaki tersebut pertumbuhan manggis selanjutnya akan lebih pesat dibandingkan dengan benih biji yang tanpa sambungan.
Tahun ini, hasil panen manggis melimpah luarbiasa. Biasanya manggis tidak terlalu dominan di kakilima DKI Jakarta. Namun tahun ini di mana-mana kita melihat untaian manggis atau onggokan dalam net plastik @ 1 kg. Harga manggis kemasan di kakilima ini, masih Rp 5.000,- per ikat/kantung. Isinya antara 7 sd. 10 butir per kemasan. Di toko buah dan pasar swalayan, harga manggis kiloan masih berkisar antara Rp 6.000,- sd. Rp 10.000,- per kg. tergantung kualitasnya. Dengan panen yang demikian melimpah,tentu banyak buah yang tak layak makan, namun masih layak untuk diambil bijinya guna dijadikan benih. Istilah di kalangan penangkar, benih demikian disebut sebagai “benih sapuan”. Kualitas benih sapuan, tentu tidak sebaik benih dari buah kualitas baik.
Sebenarnya, ada cara lain untuk memproduksi benih dengan cara lebih profesional, tetapi juga dengan biaya lebih murah. Caranya dengan mendatangi sentra-sentra manggis, kemudian memborong buah di sentra tersebut. Meskipun kita tidak mungkin membeli buah yang masih ada di pohon secara langsung dari petani. Sebab di sentra manggis tersebut, semua pohon manggis sudah dikuasai oleh tengkulak. Berhubungan dengan tengkulak di sentra manggis pun, masih mampu memperoleh harga jauh di bawah harga di Pasar IndukKramat Jati, jakarta. Dipotong biaya angkut, dan lain-lain, jatuhnya harga per kg. manggis hanya sekitar Rp 2.000,- sd. Rp 3.000,- per kg. Kalau tiap kg. manggis isi 7 – 10 butir buah dan tiap buah rata-rata ada dua biji layak semai, maka nilai biji manggis itu rata-rata Rp 150,- per butir.
Nilai biji tersebut, masih belum memperhitungkan biaya pengupasan, namun juga tanpa memberi nilai pada daging buah. Buah manggis tidak mungkin dijual setelah dikupas. Padahal tidak mungkin memaksa para pengupas manggis, untuk memakan habis semua daging buah yang dikupasnya. Solusinya, daging buah itu dijadikan jus atau diperas untuk diambil airnya, hingga menjadi sirup manggis. Kandungan daging buah manggis per 100 gram adalah karbohidrat 6-20 g, lemak 0.1-1 g, protein 0.6 g, serat 5.0-5.1 g, abu 0.2-0.23 g, kalsium 7-11 mg, fosfor 4-17 mg, potassium 19 mg, zat besi 0.2-1 mg, vitamin A 14 IU, vitamin B1 0.03 mg, vitamin B2 0.03 mg, niacin 0.3 mg, vitamin C 4.2-66 mg, thiamine 0.03 mg, asam ascorbic 1.0-2.0 mg.
Sumber :
http://foragri.wordpress.com/2011/05/02/peluang-budidaya-manggis-monokultur/
Minggu, 24 Februari 2013
Bisakah Buah Pir Dibudidayakan Di Indonesia?
Budidaya pir banyak dilakukan di daerah yang beriklim sedang. Di Indonesia sendiri budidaya pir belum banyak dilakukan. Hal tersebut dikarenakan iklim tropis dan suhu udara di Indonesia yang relatif tinggi, tidak mendukung bagi perkembangan dan pertumbuhan bibit pir.
Sebenarnya ujicoba budidaya pir pernah dilakukan di daerah Bogor. Suhu udara Bogor yang rendah, diharapkan dapat menunjang tumbuh kembang bibit pir. Para peneliti mengambil sampel bibit pir yang berasal dari Jepang. Budidaya pir mulai dilakukan pada awal bulan Desember.
Pada awal Desember hingga awal Maret mulai dilakukan penanaman bibit pir. Sebelum bertunas bibit pir harus melewati masa dingin. Proses pendinginan ini disebut stratifikasi. Karena Indonesia tidak mengalami musim dingin, maka penanaman awal bibit pir sampai masa tunas terjadi, dilakukan pada sebuah ruangan yang memiliki alat pengatur suhu lingkungan yang berfungsi mendinginkan atau merendahkan suhu lingkungan. Bibit pir tersebut ditanam pada media pot kecil yang telah diberi pupuk.
Setelah bertunas, tunas bibit pir dipindahkan pada area tanam. Area tanam yang digunakan harus bersih dari rerumputan dan gulma. Bibir pir kemudian ditanam pada tanah dengan kedalaman 30 cm dengan diameter lubang 25-40 cm. Dalam budidaya pir, perlu dilakukan penyiraman air secara rutin pada tunas bibit pir.
Ketika memasuki usia 10 bulan, tunas bibit pir yang telah tumbuh diikatkan pada sebuah bambu yang memiliki diameter 10-15 cm, hal tersebut bertujuan agar bibit pir tersebut dapat tumbuh tegak ke atas. Pada usia 2-3 tahun, akan dilakukan pemangkasan pada bibit pir yang ditanam tersebut. Hal ini penting dilakukan, karena pada usia tersebut bibit pir mulai mengalami pembentukan pohon dan susunan pohon.
Di Indonesia panen buah pir dari hasil budidaya pir biasanya dilakukan pada bulan September-Oktober. Buah pir yang dihasilkan dari budidaya pir di Indonesia memiliki karakteristik yang tidak terlalu baik. Buah pir yang dihasilkan memiliki ukuran yang relatif kecil, rasanya pun tidak semanis buah pir yang dibudidayakan di daerah iklim sedang.
Sumber :
http://tanaman.org/bisakah-pir-dibudidayakan-di-indonesia_426.htm
Jumat, 22 Februari 2013
Cara Memilih Buah Mangga yang Benar
Jenis mangga ada banyak, yaitu mangga arum manis, golek, mana lagi, gadung, dan lain sebagainya. Namun, warna kulitnya ketika sudah matang pun berbeda-beda. Untuk mendapatkan buah mangga dengan rasa yang enak, Anda harus pintar memilihnya.
Inilah cara memilih buah mangga yang benar:
1. Jangan dilihat dari kulitnya
Hal pertama yang harus Anda ketahui adalah bahwa buah mangga tak bisa diukur kematangannya berdasarkan warna kulit. Jumlah varian buah mangga banyak dan warna kulitnya pun berbeda-beda. Dengan melihat warna kulitnya saja, tak bisa menjadi patokan untuk menentukan kematangannya. Jika hanya memilih buah mangga berdasarkan warna kulit, maka belum tentu Anda mendapatkan buah mangga yang matang dan manis.
2. Pegang mangganya
Cermat memilih harus Anda lakukan untuk mendapatkan buah mangga yang enak dan manis. Anda perlu memegang dan meremas buah mangga dengan pelan. Jika terlalu lunak, maka buah tersebut tandanya sudah terlalu matang. Sedangkan, jika terlalu keras, maka tandanya buah itu belum matang.
3. Mencium aromanya
Cara berikutnya yang harus Anda lakukan adalah mencium aromanya. Buah mangga yang sudah matang biasanya akan beraroma wangi. Untuk memastikannya, dekatkan buah mangga ke hidung Anda agar lebih bisa mencium aroma tersebut. Namun jangan membelinya jika buah mangga tersebut tidak memiliki aroma yang wangi karena dipastikan belum matang.
4. Hindari terdapat banyak bintik
Buah mangga yang enak dan manis biasanya memiliki kulit yang terlihat mulus. Jika pada kulit buah terdapat banyak bintik atau memar, maka jangan membelinya karena kondisi buah sudah tidak baik. Itulah cara memilih buah mangga yang benar. Dengan pemilihan yang cermat, tentunya Anda akan mendapatkan mangga dengan daging buah yang tebal dan juga manis. Jadi, jangan sampai Anda salah memilihnya jika ingin mendapatkan buah mangga yang enak dan manis.
Sumber :
http://ciricara.com/2013/02/08/ciricara-cara-memilih-buah-mangga-yang-benar/
Rabu, 20 Februari 2013
Budidaya Tanaman Buah Manggis
1. SEJARAH SINGKAT
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari hutan tropis yg teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah & daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii & Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat).
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani pohon manggis adalah sebagai berikut:
- Divisi : Spermatophyta
- Sub divisi : Angiospermae
- Kelas : Dicotyledonae
- Keluarga : Guttiferae
- Genus : Garcinia
- Spesies : Garcinia mangostana L
Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok merekomendasikan tiga klon manggis, yaitu:
1. Kelompok besar:
panjang daun>20 cm; lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9 mm; diameter buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan 1 butir.
2. Kelompok sedang:
panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10 cm; ketebalan kulit buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5 cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap tandan 1-2 butir.
3. Kelompok kecil:
panjang daun<17 data-blogger-escaped-berat="" data-blogger-escaped-buah="" data-blogger-escaped-cm="" data-blogger-escaped-diameter="" data-blogger-escaped-gram="" data-blogger-escaped-ketebalan="" data-blogger-escaped-kulit="" data-blogger-escaped-lebar="" data-blogger-escaped-mm="" data-blogger-escaped-tandan="" data-blogger-escaped-tiap="">2 butir. Klon yg dikembangkan adalah MBS1, MBS2, MBS3, MBS4, MBS5, MBS6 & MBS 7.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah manggis dapat disajikan dlm bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir & luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk utk tekstil & air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
4. SENTRA PENANAMAN
Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur & Sulawesi Utara.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
- Dalam budidaya manggis, angin berperan dlm penyerbukan bunga utk tumbuhnya buah. Angin yg baik tidak terlalu kencang.
- Daerah yg cocok utk budidaya manggis adalah daerah yg memiliki curah hujan tahunan 1.500–2.500 mm/tahun & merata sepanjang tahun.
- Temperatur udara yg ideal berada pada kisaran 22-32°C.
5.2. Media Tanam
- Tanah yg paling baik utk budidaya manggis adalah tanah yg subur, gembur, mengandung bahan organik.
- Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal utk budidaya manggis adalah 5–7.
- Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan daerah dengan drainase baik & tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50–200 m
5.3. Ketinggian Tempat
Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan pucuk & susuan. Pohon yg ditanam dari biji baru berbunga pada umur 10-15 tahun sedangkan yg ditanam dari bibit hasil sambungan dapat berbunga pada umur 5-7 tahun.
1) Persyaratan Benih
- Perbanyakan dengan biji utk batang bawah Biji yg akan dijadikan benih diambil dari buah tua yg berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2 segmen yg berbiji, tidak rusak, beratnya minimal satu gram & daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil dari pohon yg berumur sedikitnya 10 tahun.
- Untuk pembuatan bibit dengan cara sambungan diperlukan batang bawah & pucuk (entres) yg sehat. Batang bawah adalah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan diameter batang 0.5 cm & kulitnya berwarna hijau kecoklatan.
2) Penyiapan Benih
- Perbanyakan dengan biji utk batang bawah utk menghilangkan daging buah, rendam buah dlm air bersih selama 1 minggu (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir & jamur terbuang. Biji akan mengelupas dengan sendirinya & biji dicuci sampai bersih. Celupkan biji kedalam fungisida Benlate dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit. Keringanginkan biji di tempat teduh selama beberapa hari sampai kadar airnya 12-14%.
- Pucuk utk sambungan berupa pucuk (satu buku) yg masih berdaun muda berasal dari pohon induk yg unggul & sehat. Dua minggu sebelum penyambungan bagian bidang sayatan batang bawah & pucuk diolesi zat pengatur tumbuh Adenin/Kinetin dengan konsentrasi 500 ppm utk lebih memacu pertumbuhan.
3) Teknik Penyemaian Benih
1. Perbanyakan dengan biji dlm bedengan Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah kedalam 30 cm, kemudian campurkan pasir, tanah & bahan organik halus (3:2:1) dengan merata. Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur 150-175 cm & sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam di dlm lubang tanam berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm & jarak antar baris 5 cm pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah & selanjutnya bedengan ditutup dengan karung goni basah atau jerami setebal 3 cm. Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea & SP-36 masing-masing 2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dlm polybag ukuran 20 x 30 cm berisi campuran tanah & kompos/pupuk kandang (1:1). Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun & siap ditanam dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.
2. Penyemaian & pembibitan di dlm polybag berukuran 20 x 30 cm. Satu/dua benih disemai di dlm polybag 20 x 30 cm yg dasarnya dilubangi kecil-kecil pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa campuran tanah halus, kompos/pupuk kandang halus & pasir (1:1:1). Simpan polybag di bedengan yg sisinya dilingkari papan/bilah bambu agar polybag tidak roboh. Persemaian disiram 1-2 hari sekali & diberi urea & SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap bulan. Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun & siap ditanam di lapangan atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.
3. Perbanyakan dengan penyambungan pucuk : Adapun cara penyambungan pucuk adalah sebagai berikut:
- Potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher lalu buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
- Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
- Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dlm celah batang bawah.
- Balut bidang pertautan batang bawah & atas dengan tali rafia. Pembalutan dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan dengan kuat.
- Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan & simpan di tempat teduh. Setelah 2-3 minggu penutup dibuka & bibit dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan yaitu pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun.
- Selama penyambungan siram bibit secara rutin & siangi gulma.
4. Perbanyakan dengan penyambungan susuan Adapun cara penyambungan susuan adalah sebagai berikut:
- Pilih pohon induk yg produktif sebagai batang atas.
- Siapkan batang bawah di dlm polibag & letakan di atas tempat yg lebih tinggi daripada pohon induk.
- Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk utk bahan cabang atas. Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah.
- Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang sepanjang 5-8 cm.
- Sayat pula cabang entres dengan cara yg sama.
- Satukan bidang sayatan kedua batang & balut dengan tali rafia.
- Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.
- Pelihara pohon induk & batang bawah di dlm polibag dengan intensif.
- Susuan berhasil jika tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres) & ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali.
- Bibit susuan yg baru dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan penyinaran 30% selama 3-6 bulan sampai tumbuh tunas baru. Pada saat ini bibit siap dipindahtanamkan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Penetapan areal utk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi & sumber air.
2. Pembukaan Lahan
- Membongkar tanaman yg tidak diperlukan & mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar & perdu dari areal tanam.
- Membajak tanah utk menghilangkan bongkahan tanah yg terlalu besar.
3. Pengaturan Jarak Tanam : Pada tanah yg kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m & diatur dengan cara:
- segi tiga sama kaki.
- diagonal.
- bujur sangkar (segi empat).
4. Pemupukan : Bibit ditanam di musim hujan kecuali di daerah yg beririgasi sepanjang tahun. Sebelum tanam taburkan campuran 500 gram ZA, 250 gram SP-36 & 200 gram KCl ke dlm lubang tanam & tutup dengan tanah.
6.3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm & tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm & tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah bagian dlm (galian ke dua) & masukkan kembali lapisan tanah atas yg telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang. Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. utk lahan berlereng perlu dibuat teras, tanggul & saluran drainase utk mencegah erosi.
2) Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per hektar. Cara menanam bibit yg benar adalah sebagai berikut:
- Siram bibit di dlm polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan dengan mudah.
- Buang sebagian akar yg terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.
- Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah sampai batas akar & padatkan tanah perlahan-lahan.
- Siram sampai tanah cukup lembab.
- Beri naungan yg terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami & mengubah iklim mikro, misalnya tanaman Albisia & Lamtoro.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu & sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan & penggemburanyaitu dua kali dlm setahun.
2) Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting yg tumbuh kembar & sudah tidak berbuah perlu dipangkas utk mencegah serangan hama & penyakit. Gunakan gunting pangkas yg bersih & tajam utk menghindari infeksi & lapisi bekas pangkasan dengan ter.
3) Pemupukan
Jenis & dosis pemupukan anjuran adalah:
- Pohon berumur 6 bulan dipupuk campuran urea, SP-36 & KCl (3:2:1) sebanyak 200-250 gram/pohon.
- Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650-700 gram SP-36 & 900-1000 gram KCl (3:1:2) yg diberikan dlm dua sampai tiga kali.
- Pohon berumur 4 tahun & seterusnya dipupuk campuran urea, SP-36 & KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang. Pupuk ditaburkan di dlm larikan/di dlm lubang-lubang di sekeliling batang dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. dlm larikan & lubang sekitar 10-20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.
4) Pengairan & Penyiraman
Tanaman yg berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yg cukup & terus menerus sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali. Sedangkan pada pohon manggis yg berumur lebih dari lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan cara menggenangi saluran irigasi atau disiram.
5) Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling batang yg masih kecil utk menekan gulma, menjaga kelembaban & aerasi & mengurangi penguapan air.
7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
Ulat bulu
- Hama ini melubangi daun.
- Pengendalian: (1) menjaga sanitasi lingkungan & pemeliharaan tanaman yg baik; (2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
7.2. Penyakit
1. Bercak daun
Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. & Helminthosporium sp.
Gejala: bercak pada daun yg tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) & hitam pada sisi atas & bawah daun (Gloesporium sp.).
Pengendalian: mengurangi kelembaban yg berasal dari tanaman pelindung, memotong bagian yg terserang & menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
2. Jamur upas
Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br.
Gejala: cabang/ranting mati karena jaringan kulit mengering.
Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit & kayu yg terserang parah & mengolesi bagian yg dipotong dengan cat, atau disemprot dengan Derosal 60 WP 0.1-0.2 %.
3. Hawar benang
Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid.
Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang & ranting membentuk benang putih yg dapat meluas sampai menutupi permukaan bawah daun.
Pengendalian: menjaga kebersihan & memangkas daun yg terserang.
4. Kanker batang
Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis.
Gejala: warna kulit batang & cabang berubah & mengeluarkan getah.
Pengendalian:
- perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yg sakit;
- penyemprotan fungisida Benlate utk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya.
5. Hawar rambut
Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull.
Gejala: permukaan tanaman manggis ditutupi bentuk serupa benang berwarna coklat tua kehitaman mirip ekor kuda.
Pengendalian: sama dengan kanker batang.
6. Busuk buah
Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz.
Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah & meluas ke seluruh bagian buah sehingga kulit buah menjadi suram.
Pengendalian: sama dengan kanker batang.
7. Busuk akar
Penyebab: jamur Fomes noxious Corner.
Gejala: akar busuk & berwarna coklat.
Pengendalian: sama dengan kanker batang
8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Panen
Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu & daya simpan manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM). Umur panen & ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini :
Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-65 mm.
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan utk ekspor pada umur 104-108 SBM.
8.2. Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. utk mencapai buah di tempat yg tinggi dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yg dilengkapi pisau & keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah pohon hutan yg umurnya dapat lebih dari 25 tahun.
8.3. Periode Panen
Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret tahun berikutnya.
8.4. Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30 buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tanaman yg dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah
9. PASCAPANEN
Pengumpulan : Buah dikumpulkan di dlm wadah & ditempatkan di lokasi yg teduh & nyaman.
Penyortiran & Penggolongan : Tempatkan buah yg baik dengan yg rusak & yg busuk dlm wadah yg berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok yaitu besar, sedang & kecil.
Penyimpanan : Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33 hari.
Demikin artikel Teknik Cara Budidaya Tanaman Manggis, semoga bermanfaat.
Sumber :
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/budidaya-tanaman-manggis.html
Selasa, 19 Februari 2013
Cara Budidaya Tanaman Buah Mangga
Mangga merupakan tanaman buah tahunan yang berupa pohon. Tanaman mangga berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.
Pendahuluan
Produksi mangga di Indonesia pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan produktivitas yang rendah tetapi juga kualitas mangga di indonesia sendiri yang masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh penerapan teknologi dalam budidaya mangga yang belum optimal.
Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera spp.
Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.
Agroekologi
Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir.
Varietas
Varietas yang bernilai jual tinggi antara lain Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Talijiwo, Chokanan dan Golek 31.
Persiapan Lahan
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam, ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).
Penanaman
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
Syarat tumbuh
Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam di dataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.
Pemupukan
* Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan di sekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi 60 kg PK.
Pemangkasan
Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi 50 - 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1- 3 - 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.
Pangkas Produlsi
Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen.
Pendangiran
Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah mati.
Milching (Mulsa)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.
Induksi Bunga
Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPER NASA dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua (Februari-Maret) dan disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.
Pengelolaan Bunga dan Buah
Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung).
Pupuk yang digunakan :
Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter).
HAMA DAN PENYAKIT
a. Tip Borer, Clumetia transversa
Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah.
Tunas daun atau malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti kemudian mati.
Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar,
pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.
b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )
Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA
c. Ulat Phylotroctis sp.
Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari.
d. Seed Borer, Noorda albizonalis
Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar,
e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)
Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan, penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.
f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )
Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah, pemasangan perangkap lalat buah.
g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)
Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok. Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis
Penyakit ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)
i. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya.
Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak bertelur.
j. Bubuk buah mangga
Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.
Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.
k. Bisul daun (Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.
Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
l. Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.
m. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam. Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
n. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga.
Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
o. Codot
Memakan buah mangga di malam hari.
Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring.
Penyakit
1) Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.
Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
2. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang, menebang tanaman yang diserang alu dengan berat
Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 - 1 cm.
Sumber :
http://budidayanews.blogspot.com/2011/03/cara-budidaya-tanaman-mangga.html
Senin, 18 Februari 2013
Tips menanam pohon buah mangga
Sebagai salah satu jenis pohon buah yang paling banyak diminati masyarakat indonesia. Sebenarnya sangat mudah untuk menanam bibit pohon buah mangga karena pohon buah mangga ini bukanlah pohon buah yang sensitif. Sangat mudah ditanam namun lumayan lama untuk menghasilkan buah harus sedikit sabar ya!
Langkah pertama sebelum anda bercocok pohon buah mangga tentunya harus mempunyai bibit pohon buah mangga terlebih dahulu. Baiklah langsung saja dibawah ini beberapa tips menanam pohon buah mangga dengan teknik sederhana.
* Ukur luas tanah anda, maksudnya agar bisa disessuaikan berapa bibit pohon buah mangga yang akan ditanam Untuk jarak tanaman pohon mangga bagusnya mempunyai jarak renggang 5-10 meter, dengan teknik diagonal atau disejejarkan bisa juga dengan bentuk segi tiga sama sisi.
* Gali tanah ukuran Lebar dan Tinggi sekitar 50-100cm (L.100 cm T.100 cm direkomendasikan)
* Bakar lubang hasil galian bisa menggunakan memasukan jerami atau sampah kering ke dalam lubang kemudian bakar. atau lebih bagus lubang hasil galian dibiarkan 1-2 minggu terbuka dan terkena sinar matahari.
* Tanah hasil galian di campur dengan gabah atau dedak dan ditambah dengan pupuk kandang
* Siapkan bibit tanaman mangga
* Buka dan keluarkan dari polybag
* Masukan tanah hasil campuran ke dalam lubang
* Jika sudah mencapai ketinggian sepertiga masukan bibit ke dalam lubang kemudian masukan tanah sisa hasil galian
* Mangga hasil okulasi biasanya terdapat mata okulasi. jangan sampai batas okulasi tertanam atau tertimbun tanah. Penanaman selesai.
Perawatan Pohon Mangga
Setelah pohon mangga di tanam lakukan penyiraman minimal 1-2 setiap hari. Lakukan pembersihan lahan di sekitar pohon dari gangguan rumput dan hama lainnya. Setelah 2 bulan lakukan pemupukan menggunakan pupuk organik/kandang bisa juga dengan pupuk anorganik seperti NPK, KCL, atau ZA
Sumber :
http://bibithijau.blogspot.com/2012/07/tips-menanam-pohon-buah-mangga.html
Teknik Budidaya Tanaman Buah Manggis
DESKRIPSI
• Tinggi tanaman 10-25 m. Mahkota bunga ada yang bulat, ada yang seperti piramid kompak meruncing keatas. Tanaman ini sukar dikembangkan, terutama karena pertumbuhannya yang sangat lambat dan memerlukan beberapa tahun agar sistem perakaran dapat benar-benar efektif.
Syarat Tumbuh
• Tumbuh baik di daerah yang suhunya tinggi, lembab, curah hujan tinggi merata sepanjang tahun. Tidak tahan pada angin laut. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 220-230C. Tanaman muda membutuhkan naungan yang rimbun baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Manggis ini sangat baik tumbuh pada tanah yang kaya akan bahan organik dengan aerasi yang cukup baik. Umumnya tumbuh di dataran rendah terutama di pulau Jawa terdapat di selatan Jawa Barat, bagian utara Jawa Barat sekitar Serang, Tangerang, Cibinong, Purwakarta dan Subang, bagian selatan DKI Jakarta, Jawa Tengah sekitar Bumiayu, Kebumen, sebelah selatan Batang, Kendal dan Ungaran. Di Jawa Timur manggis dapat dikembangkan di daerah basah sekitar G. Semeru ke barat sampai lereng G. Kawi dan ke timur sampai lereng G. Lamongan, sekitar Pacitan-Blitar dan lereng selatan G. Raung.
Perbanyakan
• Perbanyakan dengan bijiManggis dapat diperbanyak dengan biji tapi bukan merupakan perbanyakan secara generatif, karena biji manggis terbentuk secara apomiktis. Biji mempunyai viabilitas yang rendah dan cepat mengalami kemunduran. Biji harus segera dikecambahkan segera setelah diambil (dikeluarkan) dari buah. Apabila tetap berada dalam buah, biji manggis tetap bertahan viabilitasnya selama 3-5 minggu. Makin besar bijinya makin baik pertumbuhan tunasnya.
• Perbanyakan secara vegetatif
Perbanyakan tanaman manggis secara vegetatif dapat berupa setek, cangkok,penempelan, penyambungan dan penyusuan. Cara yang paling berhasil dilakukan dengan cara penyambungan, yaitu sambung pucuk. Cara ini lebih hemat dalam menggunakan cabang entris (batang atas). Sebagai entris digunakan tunas ujung yang masih muda daunnya tetapi telah cukup keras. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai yang sudah berumur 2 tahun atau yang diameter batangnya kurang lebih 0,5 cm, mempunyai kulit batang berwarna hijau. Metode penyambungan celah lebih banyak berhasil daripada metode sisi.
Pembibitan
• Pembibitan perlu dipilih lokasi yang cocok, yaitu teduh dan tidak jauh dari sumber air. Tanah untuk pesemaian diolah cukup dalam, dan dibuat bedengan selebar 1,2 m, tinggi bedengan kira-kira 30 cm. Diantara bedengan dibuat selokan pembuangan air. Tanah diberi pupuk kandang sebanyak 10 kg/m3 apabila biji akan disemai dalam kantong plastik maka media yang baik adalah campuran tanah kebun, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan bagian 1:1:1. Apabila biji disemaikan dalam bedengan, maka biji ditanam pada jarak tanam 40 cm x 30 cm , sedalam 0,5 - 1,0 cm. Pesemaian yang menggunakan kantong plastik, cukup menanam 1 biji dalam 1 kantong plastik. Mulai umur 1 bulan, bibit perlu mendapat pupuk. Setiap bibit diberi 2-3 gram campuran urea dan TSP. Pemberian pupuk diulang sebulan sekali.
Pemeliharaan Tanaman
• Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 g urea/pohon. Pemberian diulang setiap 6 bulan sekali ditambah 20-30 kg pupuk kandang. Untuk membantu mempertahankan kesehatan tanaman apabila berbuah nanti, maka untuk bibit sambungan mulai umur 4 tahun diberi pupuk NPK, sebanyak 0,5 kg/pohon. Pemberian pupuk NPK juga diulangi setiap 6 bulan sekali, setelah pohon dewasa perlu diberikan pupuk lebih banyak (3,5kg/pohon).
Panen
• Saat panen yang baik apabila kira-kira 25% dari permukaan kulit buah sudah berwarna ungu. Pemetikan buah dilakukan dengan mengikutsertakan tangkai buah, supaya dapat bertahan lebih lama.
• Buah yang baik kemudian dikelompokkan atas dasar ukuran buah yaitu :
o Mutu super yaitu diameter buah 6,5 cm
o Mutu I yaitu diameter buah 5,5-6,5 cm
o Mutu II yaitu diameter buah 5,5 cm
• Untuk perdagangan internasional, mutu buah ditentukan oleh beratnya. Pasar Malaysia dan Hongkong menghendaki berat minimum buah 65 gr sedangkan pasaran Jepang minimum 80 gr. Buah manggis yang dipetik dengan mengikutsertakan tangkainya, pada suhu kamar, buah yang sehat dapat tetap baik sampai 2-3 minggu setelah panen. Penyimpanan pada suhu 4-60C dapat mempertahankan kualitas buah sampai 49 hari. Pada suhu penyimpanan 9-120C, buah dapat bertahan 33 hari.
Sumber :
http://tipspetani.blogspot.com/2011/02/teknik-budidaya-tanaman-buah-manggis.html
Selasa, 12 Februari 2013
Budidaya Bunga Gerbera Laba Bikin Gembira
Bunga gerbera merupakan salah satu bunga hias yang sudah lama dikenal dan disukai banyak orang. Bentuk dan warnanya beraneka rupa ; merah, pink fanta, pink muda, putih, kuning, oren, dan lain sebagainya. Selain mudah untuk dirangkai, bunga gerbera juga mempunyai kesegaran yang relatif lama.
Prospek pengembangan budidaya tanaman gerbera cukup bagus karena peminatnya cenderung semakin banyak. Hal ini terlihat pula pada dominannya bunga gerbera digunakan dalam rangkaian-rangkaian bunga. Harga sekuntumnya termasuk mahal. Dua belas tangkai gerbera berbunga dua lapis bisa mencapai Rp. 10.000. Sedangkan 10 tangkai gerbera ex Holland bisa seharga Rp. 15.000. Selain sebagai bunga potong, bunga ini juga bisa dijadikan bahan baku industri minyak wangi, sabun, dan kosmetik.
Disamping mengisi pasar dalam negeri, bunga ini juga ekspor. Standar produksi diupayakan meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, dan pengemasan. Klasifikasi dan mutu standar serta pengepakan bunga utnuk ekspor ke pasaran internasional sangat ditentukan oleh Negara pengimpornya. Dari setiap kemasan contoh yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga tangkai bunga. Untuk kemasan contoh dengan isi kurang dari tiga tangkai, diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secara acak contoh yang berjumlah sekurang-kurangnya lima tangkai uji. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
Cara pengemasannya, ikatan bunga diselubungi dengan kertas khusus sleeves yang menutupi seluruh bagian bunga, kecuali kuntum bunga bagian atas. Pangkal tangkai bunga direndam dalam larutan pengawet, misalnya larutan gula 6%. Tempat perendaman bersuhu udara dingin, yaitu sekitar 14-25oC selam 4 jam. Bunga yang telah diselubungi dikemas di dalam kardus karton/keranjang plastic dengan posisi tegak. Pengangkutan dilakukan dengan kendaraan berpendingin pada suhu udara 7-8oC dengan kelembaban udara 60-65%.
Analisa Usaha
Jika anda ingin berinvestasi di bidang budidaya tanaman bunga gerbera. Berikut contoh simulasi analisa usaha berkebun bunga gerbera dalam tahunan dengan lahan seluas 1.000 m2. Perbedaan kondisi di daerah satu dengan yang lain mungkin saja, sehingga mempengaruhi besaran biaya budidaya tanaman tersebut. Karena itu, survei mendalam mengenai aspek-aspek terkait, diperlukan untuk mengetahui cukup layak-tidaknya budidaya tanaman bunga gerbera diusahakan di daerah anda.
Biaya Produksi
Uraian | Nilai (Rp) |
---|---|
Sewa lahan 1.000 m2 selama 1 tahun | 4.000.000 |
Bangunan dengan naungan | 5.000.000 |
Bibit : | |
Bibit anakan 10.000 tanaman | 4.000.000 |
Pupuk : | |
- Pupuk kandang 2.000 kg @ Rp. 500 | 1.000.000 |
- NPK, KCL, TSP | 1.000.000 |
- Pupuk daun dan bunga | 1.000.000 |
Tenaga kerja : | |
- Pengolahan tanah dan pemupukan kandang 20 HKP | 1.500.000 |
- Pembuatan bangunan naungan 20 HKP | 1.500.000 |
- Penanaman 5 HKW | 250.000 |
- Pemeliharaan tanaman 1 tahun 20 HKW + 5 HKP | 2.875.000 |
- Panen dan pasca panen 20 HKW + 5 HKP | 1.375.000 |
Biaya cadangan | 3.000.000 |
Jumlah biaya produksi | 26.500.000 |
Keterangan :
HKP = Hari Kerja Pria
HKW = Hari Kerja Wanita
Pendapatan 8.000 tangkai, 10 bunga/th x Rp. 1.500 = Rp 120.000.000.
Keuntungan kotor per tahun (Rp. 120.000.000 – Rp. 26.500.000) = Rp. 93.500.000.
Keuntungan rata-rata per bulan (Rp. 93.500.000 : 12) = Rp. 7.791.667.
Belum diperhitungkan biaya pengemasan, angkutan, dan pemasarannya.
Budidaya
Cara budidaya tanaman itu sama dengan budidaya tanaman lain, mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pemasaran. Namun ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar hasil kebun bunga gerbera bisa optimal.
Tanaman bunga gerbera cocok dibudidayakan di daerah berketinggian 560 – 1.400 m di atas permukaan laut (dpl). Tanaman ini bisa tumbuh optimal pada area beiklim sejuk, dengan suhu udara antara 13.7 – 18oC. “Green house” (missal berukuran 20 x 20 m2) digunakan untuk menanam bunga gerbera.
Bibit yang digunakan diambil dari anakan. Anakan diambil dari batang bunga gerbera jenis unggul berumur 12 bulan. Pilih indukan yang banyak tunas, produktif berbunga, pertumbuhan normal, sehat dan memiliki 7 – 8 anakan per rumpun tanaman. Bersihkan anakan dari media tanam dan daun yang sudah tua. Pindahkan langsung ke “green house”. Resiko kematian tanaman yang berasal dari anakan adalah sekitar 10%.
Media tanam yang paling baik harus memiliki pH berkisar 5.5 – 6.0 berupa campuran pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan 5:1 yang kemudian disemprot dengan larutan obat E4 (obat berbentuk tepung yang berfungsi mencegah tumbuhnya bakteri). Selanjutnya diendapkan dan tutup rapat dengan terpal atau plastic selama satu bulan. Pengadukan perlu dilakukan agar campuran pupuk merata dan siap digunakan sebagai media tanam bunga gerbera.
Penanaman bibit dilakukan dalam “green house” dan dibuat bedengan berukuran 20 x 1 m dengan tinggi 30 cm serta parit untuk saluran air di setiap sisinya. Jarak penanaman dapat dilakukan 20 x 20 cm antar benih. Penyiraman dilakukan setiap pagi, 2 hari sekali. Kalau musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari. Pembersihan lahan dari rumput dan daun-daunan rutin dilakukan perhari.
Pemberian pupuk NPK, KCL, dan TSP bertahap. Untuk mencegah serangan hama, terutama ulat dan belalang, lakukan penyemprotan insektisida seperti proclam, tiap minggu, dengan takaran 5 gr/liter air. Panen bunga gerbera dimulai saat kuntum bunga telah mekar penuh, terhitung 2 – 3 bulan dari bibit anakan. [SPM-InfoKUKM]
Sumber :
Tabloid InfoKUKM, Edisi No.55, Tahun 5, OKTOBER 2012.
http://phinbluehandmade.wordpress.com/2012/11/22/budidaya-bunga-gerbera-laba-bikin-gembira/
Senin, 11 Februari 2013
Peluang Usaha Budidaya Tanaman Bunga Gerbera Part I
PENGENALAN BUNGA GERBERA
Gerbera seperti dalam uraian di atas adalah masuk dalam anggota keluarga Compositae. Jenis Gerbera yang umum di kenal adalah Transvaal Daisy, Daisy Barberton atau Afrika Daisy, dimana varitas tersebut memiliki bunga yang indah dan menarik. Bunga ini merupakan bunga komersial yang penting dam tumbuh di seluruh dunia dalam berbagai kondisi iklim. Bunga ini sangat ideal di tempatkan di ruangan,pembatas ruangan, pagar maupun ditanam di taman. Variasi warna yang bervariasi membuat bunga ini sangat sesuai di tempatkan dalam karangan bunga beserta bunga-bunga lainnya. Biasanya gerbera ditempatkan dalam vas berisi air untuk mempertahankan daya tahan bunga.
Nama Gerbera diberikan untuk menghormati seorang naturalis Jerman, Trangott Gerber yang bepergian di Rusia pada 1743. Bunga ini adalah asli daerah Afrika Selatan dan Asia. Gerbera sebagian besar tumbuh di daerah beriklim sedang dan pegunungan.
Tanaman Gerbera adalah tanaman tak berkayu dan lembut. Tanaman ini berdaun lebat dan besar dan sedikit kasar. Dedaunan di bagian bawah cenderung lebih halus di bandingkan daun yang berada di atas. Bunga berkepala tungga, banyak warna bunga mencolok. Jenis Daisy memiliki berbagai warna seperti kuning, oranye, krim, putih, merah muda, merah bata, merah, salmon, merah marun, terakota dan berbagai warna lainnya. Pada Kultivar ganda kadang-kadang memiliki bunga bicoloured yang sangat menarik. Tangkai bunga panjang, tipis dan berdaun. Berdasarkan putik bunga, gerbera dapat dikelompokkan ke dalam kultivar tunggal, semi-ganda dan ganda. Di beberapa negara gerbera dibudidayakan pada ketinggian 1300-3200 meter di atas permukaan laut.
IKLIM DALAM BUDIDAYA BUNGA GERBERA
Gerberas banyak ditanam di tempat terbuka dengan iklim tropis dan subtropis. Namun di daerah yang memiliki salju gerbera sebaiknya di tanam dalam naungan yang terhindar dari salju, seperti penanaman gerbera di greenhouse. Udara yang terlalu dingin dapat mengganggu produksi bunga. Pada tipe tertentu suhu optimal pada malam hari adalah 12° C.
TANAH DALAM BUDIDAYA GERBERA
Tanah yang kering kaya unsur hara, cahaya matahari yang penuh, memiliki ph normal atau sedikit basa paling cocok untuk produksi Gerbera. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi kondisi tanah penanaman. Gerbera menyukai tanah organik dengan kandungan nitrat tinggi, dan dapat mentolerir kapur di dalam tanah. Tanah gambut dianggap paling baik untuk pertumbuhan tanaman gerbera. Di tanah dengan struktur dan drainase yang baik, akar dapat tumbuh sangat dalam. Pada tanah dengan pH netral sampai Ph 7,2, Gerbera dihasilkan sedikit lebih panjang dan batang bunga yang panjang pula. Diameter bunga tidak dipengaruhi oleh pH tanah.
SPECIES DAN KULTIVAR GERBERA
Spesies penting dan kultivar dari Gerbera komersial seperti :
Spesies Gerbera
Genus Gerbera terdiri dari sekitar empat puluh spesies tanaman berbunga. Dari semua spesies yang diketahui, hanya gerbera jamesonii paling sering dibudidayakan. Namun beberapa spesies liar kadang ikut dibudidayakan.
1. Gerbera asplenifolia : Daun sempit, 10-15 cm, kasar, mengkilap di atas, bentuk cenderung bulat, Batas daun cekung. Putik bunga berwarna ungu dan batang berbulu.
2. Gerbera aurantiaca : Daun kasar, berkisar 12,5 -15 cm, tepian daun bergigi. Putik bunga berwarna oranye dan kuning.
3. Gerbera jamesonic (Barberton Daisy): Berbulu pada seluruh batang, agak keras, dan berdaun kasar. Berwarna oranye merah pada putik bunga, ukuran daun berkisar 7,5-12,5 cm atau lebih. Kultivar bunga tunggal atau ganda dan bersifat genjah memiliki warna pastel yang menarik.
KULTIVAR
Beberapa kultivar Gerbera komersial antara lain: Cream Clementive, Maron Clementive, Flammgo (agak pucat), Delphi (putih), Vesta (merah), Clranus (kuning), Fredeking (kuning), Nadja (kuning), Terraqueen (merah muda), Dusty (merah), Valentine (merah muda), Labalga (Lilac), Fredaisy (merah muda), dan Fredorella (merah).
Clementine Mason tercatat merupakan kultivar unggul dengan produktivitas sangat tinggi yang menghasilkan 434 bunga per m2. Amber, Romilda, rozamunde, hiddegard, alexis, Bilitis, Anke, Appelbloesem, Marleen, Sympathie, Salmrosa dan Pascal adalah beberapa kultivar yang menjanjikan lainnya. Bunga yang paling produktif dihasilkan kultivar yang ditemukan bunga merah muda dan putih. Kultivar yang paling kuat adalah clivia dan clone merah.
PERBANYAKAN TANAMAN / PROPAGASI
Gerbera dapat diperbanyak dengan kedua metode yaitu seksual dan aseksual. Benih hasil perbanyakan / propagasi, kadangkala tidak selalu memuaskan, karena mungkin terjadi ketidakmurnian strain dan menghasilkan banyak variasi. Hal ini pula yang menyebabkan tanaman membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan bunga. Perbanyakan secara vegetatif, dapat mengatasi masalah karakter tak terduga yang muncul, dan tanaman yang diperoleh dengan metode ini lebih baik daripada yang berasal dari biji. Bunga memiliki kualitas lebih baik di seluruh tanaman. Di antara cara vegetatif, pengambilan melalui pembagian rumpun adalah metode yang paling umum digunakan selama beberapa dekade. Mikro-propagasi juga sukses untuk mempercepat perbanyak tanaman dan dapat berskala besar.
dilanjutkan ke bagian dua……
Sumber :
http://binaukm.com/2012/01/peluang-usaha-budidaya-tanaman-bunga-gerbera-part-i/
Minggu, 10 Februari 2013
Tips Budidaya Cacing Tanah
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Hal pertama yang harus dilakukan dalam ternak cacing adalah pembuatan kandang dari bahan bamboo, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Kandang cacing ukuran 150 x 40 x 50 cm yang didalamnya dibuat rak-rak bertingkat, berupa rak kayu atau rak plastic sebagai media ternak cacing. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka), Model rak yang digunakan antara lain : rak dari bak plastic, kotak bertumpuk, rak pancing bertingkat atau rak pancing berjajar (rak pancing adalah rak yang berbahan terpal yang disusun bertingkat atau berjajar). Cacing tanah bisa hidup pada suhu udara 19 derajat celcius dan bisa diternakan di semua daerah dengan kelembaban dengan optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah antara 15-30%.
2. Penyiapan Media
Media yang paling baik tentu media yang banyak mengandung bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Media yang paling banyak digunakan dan yaitu kotoran sapi. Media kotoran sapi juga tidak sulit kita temukan, bahkan cenderung melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal dipeternakan-peternakan. Bila media masih segar, akan lebih baik bila diendapkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10-14 hari. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
Bila media yang digunakan sudah agak kering, sebaiknya disemprotkan sedikit air pada permukaannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban media. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal. Agar pertumbuhan dan pembiakkan cacing dapat optimal, lokasi pemeliharaan cacing tanah juga harus diperhatikan secara benar. Lokasi yang baik diusahakan tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas. Perhatikan dengan seksama agar lokasi tersebut mendapat penanganan dan pengawasan yang mudah.
3. Pemilihan Bibit Calon Induk
Untuk pembudidayaan yang bertujuan untuk diternakan secara komersial akan lebih baik bila digunakan indukan yang diambil secara khusus dari peternakan cacing yang sudah ada. Dengan demikian kebutuhan indukan dalam jumlah yang cukup besar akan dapat tepenuhi dengan cepat. Namun bila ingin memulai dari skala kecil, hal itu tidak mutlak harus dilakukan. Indukan dapat diusahakan dengan mencari langsung dari alam. Hal ini akan sangat ekonomis namun tentu diperlukan kejelian untuk menemukan indukan yang baik. Pilih indukan cacing untuk bibit berumur ±2-3 bulan dengan ciri indukan yang sehat antara lain cacing dewasa yang sudah memiliki gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan, tidak bau dan kelihatan segar.
4. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
a. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai dengan kapasitas tempat yang digunakan. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
b.pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
5. Sistem Pemuliabiakan
Bila media pemeliharaan dan indukan cacing sudah disiapkan, penanaman indukan cacing kedalam media dapat dilakukan. Penanaman indukan tidak boleh langsung sekaligus semua indukan dimasukkan. Penanaman dilakukan dengan mencoba sedikit demi sedikit memindahkan cacing tersebut ke media penanaman. Amati dulu sebelum memasukkan sebagian lainnya. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi. Artinya bila cacing tidak menyukai media baru tersebut, maka cacing itu akan tetap berjalan-jalan pada permukaan media. Namun bila cacing itu merasa cocok terhadap media yang baru, maka dia akan langsung masuk kedalam. Bila sudah terlihat seperti itu, sisa cacing yang ada boleh dimasukkan. Sebaiknya dilakukan kontrol setiap 3 jam sekali.a diendapkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10-14 hari. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
Sumber :
http://juragancacing.wordpress.com/2012/02/27/tips-budidaya-cacing-tanah/
Kamis, 07 Februari 2013
Usaha Ternak Cacing Tanah
Berikut ini adalah beberapa manfaat cacing tanah :
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
3. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
4. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
5. Menyuburkan Tanaman.
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman.
Sementara untuk kesehatan cacing tanah mempunyai beberapa khasiat, diantaranya adalah :
Sembuhkan Typus
Menurunkan kadar kolesterol
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menurunkan tekanan darah tinggi
Meningkatkan nafsu makan
Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag
Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC
Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik
Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes
Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi.
Usaha Ternak Cacing Tanah
Cacing tanah banyak sekali macamnya. Namun yang sering dibudidayakan adalah jenis Pheretima, Periony dan Lumbricus. Cacing tanah sebenarnya mudah di ternakkan, utamanya di tanah yang gembur dari kotoran hewan ternak.
Berikut ini adalah lokasi yang diperlukan dalam budidaya ternak cacing tanah :
1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
2. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
3. Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
4. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
5. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.
Dalam usaha ternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Melihat manfaat yang besar dari cacing tanah, pastilah sangat besar pula kebutuhan terhadap hewan ini. Oleh karena itu cacing tanah sangat prospektif untuk dibudidayakan.
Sumber :
http://peluangusaha-oke.com/usaha-ternak-cacing-tanah/
Membudidayakan Cacing Tanah Ternyata Mudah
Beberapa fungsi cacing tanah yang umum diketahui masyarakat antara lain:
a. Pakan ternak
- Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
b. Bahan baku obat untuk penyembuhan penyakit
- Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus
c. Bahan baku kosmetik
- Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik
d. Makanan Manusia
- Cacing bisa dijadikan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau ayam. Binatang ini mengandung gizi tinggi antara lain protein 64-76, lemak 7-10 %, energi 900-1400 kal serta mineral air dan asam amino paling lengkap.
Dalam membudidayakan cacing tanah, peralatan yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Bahkan alat dan bahan yang dibutuhkan ada di sekitar kita yang merupakan perlengkapan sehari-hari.
Beberapa peralatan tersebut antara lain:
1. Kotak untuk memelihara cacing, dapat memakai papan kayu atau bahan dari plastik maupun dari kaca. Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah kotak sehingga dapat menampung ‘pupuk cair’ yang keluar.
2. Kompos sebagai media hidup cacing yang akan dibudidayakan.
3. Sampah sisa makanan atau sampah organik lainnya.
4. Ember dengan penutup.
5. Penutup kotak cacing yang dapat dibuat dari kayu dan kawat jaring.
6. Minyak atau oli untuk menghalau serangga yang tidak diinginkan, misalnya: semut, kecoa, dll.
7. Sarung tangan karet.
8. Bibit cacing tanah.
9. Lokasi yang terlindung dari hujan dan sinar matahari yang berlebihan.
Setelah semua peralatan dan perlengkapan tersebut sudah siap, maka proses pembudidayaan cacing bisa segera dilakukan. Adapun langkah-langkah pembudidayaan yang bisa dilakukan yaitu:
1. Masukkan kompos setinggi 15 cm ke dalam kotak pemeliharaan secara merata.
2. Potong kecil-kecil sisa-sisa makanan atau sampah organik untuk kemudian dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan.
3. Tambahkan sedikit air ke dalam media hingga cukup basah dan gembur.
4. Aduk semuanya hingga tercampur merata. Anda dapat menggunakan sarung tangan yang telah disiapkan jika merasa jijik.
5. Perlahan masukkan bibit cacing tanah ke dalam kotak pemeliharaan.
PERSYARATAN LOKASI YANG DIBUTUHKAN DALAM BUDIDAYA CACING:
1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
2. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati.
3. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
4. Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
5. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
6. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku.
7. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
8. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.
Sumber :
http://bisnisukm.com/membudidayakan-cacing-tanah-ternyata-mudah.html
Selasa, 05 Februari 2013
Celah Bisnis Budidaya Cacing Tanah
Potensi Bisnis Cacing Tanah
Akhir-akhir ini banyak produsen obat yang menggunakan cacing tanah sebagai bahan untuk membuat obat, misalnya saja obat typus, penurun tekanan darah dan lain-lain. Namun memang belum begitu besar permintannya. Pemanfatan yang lain dari cacing tanah ini adalah sebagai bahan pembuat kosmetik dan pelembab, serta manfaat utama adalah memberikan kesuburan pada tanah pertanian.
Pasar untuk kebutuhan ini memang masih perlu banyak dikaji, sebelum menekuni bisnis ternak cacing tanah. Namun pasar riil adalah untuk makanan ikan dan ternak dengan harga per kilogran Rp.50.000.
Bisnis budidaya cacing tanah sebenarnya relatif mudah untuk dilakukan, mengingat tidak memerlukan lahan luas dan khusus, bisa dilakukan di pekarangan rumah. Selain bisa menyuburkan tanah juga bisa dipasarkan sebagai pakan ternak dan ikan.
Syarat Budidaya Cacing Tanah
Diluar masalah faktor pemasaran, untuk memulai budidaya cacing tanah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu faktor lingkungan hidup cacing tanah dan media yang dipergunakan. Karena dua hal tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan budidaya cacing tanah.
Faktor lingkungan hidup cacing tanah yang perlu diperhatikan adalah kelembapan media, Keasaman media, suhu media, oksigen dan karbondioksida, bahan organik, dan jenis media yang dipakai.
Pada umunya Cacing tanah menghendaki suasana lingkungan yang teduh, lembab, dan terhindar dari sinar matahari langsung dan terlindung dari curahan air hujan. Adapun sarana pembudidayaan diusahakan yang dapat menciptakan lingkungan yang teduh, lembab dan terhindar dari sinar matahari langsung. Selain itu sarana budidaya cacing tanah juga harus terlindung dari curahan air hujan langsung.
Wadah Budidaya Cacing Tanah
Wadah pemeliharaan merupakan tempat untuk menampung sarang atau media, cacing tanah dan bahan pakan cacing tanah. Wadah tersebut dapat berasal dari barang bekas yang mudah didapat disekitar kita. Yang penting wadah untuk budidaya cacing tanah tersebut dapat memudahkan aktivitas perawatan. Untuk ukuran luas dan tinggi tidaklah mutlak, namun, ukuran tinggi ideal sekitar 20 – 25 cm karena didalamnya akan diisi bahan sarang setebal 15 – 20 cm.
Beberapa contoh wadah yang bisa dipergunakan untuk budidaya cacing tanah antara lain: Ember, kaleng, drum, Kotak dari Plastik atau Kayu, Bak beton.
Media Budidaya Cacing Tanah
Media sangat berperan pada kehidupan cacing tanah, untuk itu keadaan media diusahakan dapat memenuhi persyaratan seperti di habitat alaminya. Media budidaya cacing tanah harus terdiri dari bahan organik yang sudah mengalami pelapukan dan tidak mengeluarkan gas yang tidak diinginkan cacing tanah. Selain itu media harus gembur, mudah terurai, dan kandungan proteinnya tidak terlalu tinggi.
Agar pertumbuhan cacing dalam budidaya optimal, media harus memenuhi beberapa persyaratan. Beberapa syarat media budidaya cacing tanah yang baik antara lain:
1. Harus terdiri dari bahan organik berserat yang telah mengalami pelapukan antara 50 – 65% dan sudah tidak mengeluarkan gas yang tidak diinginkan cacing tanah.Mampu menahan kestabilan kelembapan dengan tingkat kelembapan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan cacing tanah yaitu sekitar 35 – 50%.
2. Media harus selalu gembur dan tidak mudah padat atau porous.
3. Media harus mudah terkomposisi atau terurai.
4. Kandungan protein yang dapat langsug dicerna.
5. Suhu media harus sekitar 20 C – 30 C. 7. Tingkat keasaman media (pH) sekitar 6.5 – 7.2
Contoh Media untuk budidaya cacing tanah antara lain: Sayur sayuran seperti selada dan kol, Daun lamtoro, Dedak padi atau Dedak jagung, Ampas Singkong atau Ampas tahu, Batang Pisang yang telah dipotong-potong lalu digiling hingga halus, Kotoran ternak, Daging atau ikan yang telah membusuk, Limbah rumah tangga namundengan catatan rasa asin, minyak, dan pedasnya tidak berlebihan.
Setelah semua media dan lingkungan disiapkan langkah selanjutnya dalah penebaran bibit cacing tanah. Jumlah bibit tergantung pada luasan media yang dimiliki dan tujuan pemeliharaan.
Sumber :
http://galeriukm.com/peluang-usaha/celah-bisnis-budidaya-cacing-tanah
Langganan:
Postingan (Atom)