Sabtu, 30 Juni 2012

Pachypodium Tanaman Purba yang Langka nan Eksotis

Tanaman hias yang satu ini Pachypodium sebenarnya pernah populer di Indonesia disekitar awal era tahun 1990-an. Tapi entah kenapa baru di awal tahun 2007 peminat terhadap tanaman ini kembali ramai. Padahal di luar negeri, sudah lebih dari 1 abad, para peneliti, para pencinta dan kolektor tanaman langka memburu dan mengkoleksi tanaman yang konon terancam punah ini.

Tumbuhan Pachypodium yang konon dipercaya sudah hidup selama jutaan tahun lalu sebelum era jaman batu, merupakan tanaman yang dapat terus berevolusi dan mampu menyesuaikan diri terhadap habitat di mana ia tumbuh. Sisa tanaman purba yang satu ini tetap bisa bertahan hidup dan lestari sampai sekarang ini telah mampumenarik minat para peneliti dan kolektor tanaman langka sejak akhir abad ke-18.

Spesies-spesies baru dari tanaman Pachypodium terus dilahirkan, karena mampu berevolusi yang terjadi pada tanaman ini terus melahirkan spesies hibrida baru, tidak hanya pada habitat aslinya (Madagaskar), namun juga di seluruh benua di mana tanaman ini bisa tumbuh dan berevolusi. Konon masih terdapat ratusan spesies tanaman Pachypodium yang belum dapat teridentifikasi maupun terklasifikasi.

Sementara ini baru sekitar 25 spesies saja yang dikenal secara luas di dunia. Di Indonesia, yang baru mengenal tanaman ini pada era tahun 1990-an, jenis yang dibudidayakan masih terbatas (sekitar kurang lebih 15 species yang dapat dijumpai di Indonesia) dikarenakan kesesuaian syarat tumbuh maupun terhambat masalah proteksi yang diberlakukan oleh negara asalnya (Madagaskar), maupun negara-negara lain di Afrika Selatan.

Meski demikian ada spesies tanaman Pachypodium amat menarik perhatian para pecinta tanaman hias diIndonesia karena bentuk bonggolnya yang berduri dan bentuk daun dan bunganya yang cantik.

Pachypodium adalah tanaman asli (tanaman endemik) di Pulau Madagaskar, Afrika bagian selatan (Mozambique, Angola, Botswana, Afrika Selatan, Zimbabwe, Namibia, dan Swaziland).

Banyak orang menganggap Pachypodium mirip dengan tanaman kaktus, dan bahkan ada pula yang menganggapnya termasuk dalam golongan tanaman hias palem.

Sumber : http://tanaman.org/

Agar Euphorbia Semarak Berbunga

Bunga-bunga menyelimuti setiap tajuknya. Bentuk bunga unik dan warna ngejreng menambah daya tarik pesonanya. Untuk mendapatkan dompolan bunga euphorbia nan cantik itu ada tekniknya.

Kecantikannya semakin menonjol bila didukung dengan sosok tanaman yang seluruhnya optimal, mulai dari batang kokoh, cabang kompak, dan susunan bunga yang bagus. Wajar bila penampilannya mengundang perhatian, sehingga banyak yang meminatinya.

Apalagi ada kepercayaan, keluarnya bunga dapat menggambarkan nasib dan keberuntungan si pemiliknya. Ingin euphorbia Anda berbunga semarak? Mudah, lakukan 6 P, yaitu pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penempatan, penyiangan, dan pengendalian penyakit.

A. Pemangkasan

Pemangkasan dapat dimulai sejak euphorbia dalam masa penyuburan. Tujuannya, untuk membentuk tajuk yang seimbang, sehingga terlihat cantik dan mengurangi penguapan. Patokannya mudah, cabang-cabang yang tepat berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang sebaiknya dibiarkan, selain itu dibuang saja. Nantinya, tunas baru bermunculan di setiap cabang, sehingga tampak lebih rimbun. Waktu yang pas untuk pemangkasan adalah usai penyuburan dan pembungaan pertama kali. Tepatnya di akhir masa pembungaan pertama. Bunga tua juga harus dipotong untuk memunculkan bunga baru. Bunga mekar selama dua bulan. Setelah itu, warnanya pudar, kusam, dan akhirnya layu.

B. Penyiraman

Agar euphorbia tumbuh prima dan selalu berbunga lebat, sebaiknya deprogram penyuburan-pembungaan-penyuburan-pembungaan, demikian seterusnya. Umumnya, fase penyuburan berlangsung 1-1,5 bulan. Sedangkan pembungaan biasanya berlangsung selama 3-4 bulan. Setelah menjalani masa penyuburan selama 1,5 bulan, sosok euphorbia telah bersalin rupa dengan percabangan banyak dan daun yang rimbun. Itulah saat yang tepat untuk memasuki periode berikutnya, yaitu pembungaan. Saat itu, tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Penyiraman dapat diberikan setiap hari dengan memakai sprayer atau gembor, agar cipratan air yang keluar halus, sehingga tidak merusak daun dan memuntahkan sebagian media tanamnya.

C. Penempatan

Penyinaran penuh ternyata merangsang euphorbia berbunga lebat. Untuk itulah, sebaiknya letakkan pot euphorbia di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan sirkulasi udara di sekitarnya bagus. Hasilnya, sejak dipindahkan selama seminggu akan muncul bunga-bunga di sela-sela tajuknya. Sebulan kemudian, bunga-bunganya muncul serempak menyesaki setiap daunnya.

D. Penyiangan

Senantiasa menjaga kebersihan adalah salah satu cara agar euphorbia tumbuh subur dan berbunga lebat. Pasalnya, rumput atau tanaman liar lain yang biasanya tumbuh di media tanam akan menjadi pesaing euphorbia dalam penyerapan hara. Bahkan tanaman itu bisa jadi vector atau tempat bersembunyi hama dan penyakit, seperti serangga atau kutu. Untuk itulah gulma harus dicabut, sementara daun yang rontok sebaiknya segera dibuang.

E. Pemupukan

Agar berbunga lebat, euphorbia membutuhkan unsure hara dalam jumlah memadai. Ketika tanaman dipindahkan ke tempat terbuka, berikan pupuk majemuk dengan kadar N rendah, sementara P dan K tinggi. Merknya bermacam-macam, seperti Growmore, Hyponex atau Gandasil. Dosisnya 1 gram/liter/tanaman. Aplikasi pupuk seminggu sekali dengan cara mengocorkan ke media tanam. Perlakuan ini terus dilakukan seminggu sekali. Tingginya kadar P dan K merangsang euphorbia untuk memunculkan bunga. Baru seminggu disemprot pupuk, tanaman ini pun sudah mulai berbunga. Cara praktis dengan menaburkan pupuk lambat urai (slow release), seperti Dekastar, Magamp, dan Osmocote sebanyak 1-2 sendok makan setiap 3 bulan sekali. Dengan cara ini tanaman dapat menyerap hara setiap saat.

F. Hama dan Penyakit

Euphorbia sebenarnya tanaman hias yang bandel dan relatif jarang terserang hama dan penyakit. Meski demikian, tak ada salahnya Anda waspada dengan kehadiran kutu putih (white flies, mealy bug) dan thrips, karena kehadirannya membuat tanaman ini malas berbunga. Untuk memberantasnya dapat menggunakan insektisida, seperti Metindo, Pegasus, dan Agrimex. Frekuensi dan dosis sesuai petunjuk di labelnya. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah bakteri Erwinia, penyebab busuk akar yang biasanya muncul di musim hujan. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan pestisida secara berkala.

Penanaman Tepat Untuk Euphorbia
Kunci keberhasilan merawat euphorbia ada pada media tanam yang baik. Dengan media tanam yang baik, akan membuat tanaman ini tumbuh subur, sehat, akar kuat, batang kokoh, dan rajin berbunga. Untuk itulah, media tanam harus mengandung unsur hara dalam jumlah memadai. Pot sebagai wadah tanam sebaiknya dipilih yang memiliki drainase baik. Setelah itu, baru memahami cara penanaman yang benar. Berikut cara menanam euphorbia dengan benar

* Siapkan pot yang ukurannya sepadan dengan besar-kecilnya euphorbia. Pastikan kondisi pot bersih dan memiliki lubang di bagian dasar untuk membuang kelebihan air.
* Masukkan beberapa potongan styrofoam atau pecahan genting yang jumlahnya asal menutup lubang, karena tujuannya untuk mencegah air tidak menggenang di dasar pot.
* Isi pot dengan formulasi media tanam yang sudah dibuat, jumlahnya kira-kira separuh pot. Taburkan butiran pupuk lambat urai sebanyak setengah sendok makan.
* Ambil bibit euphorbia, lalu bersihkan akar-akarnya. Setelah itu, tanaman siap ditanam.
* Masukkan euphorbia ke media tanam dengan posisi tegak. Pastikan akar menyebar merata dan tidak saling melilit atau menumpuk satu dengan yang lainnya.
* Isi media tanam hingga penuh, lalu siram air sampai media tanam terlihat padat. Letakkan bibit di lokasi teduh dan aman dari gangguan.

Selamat mencoba.



Sumber : http://tabloidgallery.wordpress.com/

Kamis, 28 Juni 2012

Pedoman Perawatan Burung Branjangan

Pedoman Perawatan Umum
Tempat:
Branjangan bisa dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm dengan panjang atau tinggi antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari batu apung dan bagian dasar sangkar diberi bubukan batu bata atau tanah kering yang diayak.

Usahakan pembuatan bubukan dari batu bata yang lunak. Hancurkan, kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi batu batanya keras, bisa merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta menggunakan debu (tanah yang bersih yang dikeringkan dan dihancurkan halus/disaring).

Pakan:
Sama dengan burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D.

Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.

Yang termasuk mineral yang diperlukan burung branjangan adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.

Pedoman Perawatan Harian :
• Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
• Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
• Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
• Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
• Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
• Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
• Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
• Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
• Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.

Pedoman Perawatan Branjangan Kondisi Drop
• Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
• Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
• Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
• Berikan vitamin tambahan

Pedoman Perawatan Branjangan Untuk Lomba
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Pola perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
• H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
• H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.

Pedoman Perawatan dan Setelan Branjangan Pasca Lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
• Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
• Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
• Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.

Pedoman Perawatan dan Setelan Branjangan Mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.

Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.

Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).

Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.

Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.

Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.

Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).

Pedoman Perawatan Branjangan Masa Mabung:
• Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
• Tidak perlu dimandikan.
• Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.
• Berikan BirdVit yang diberikan tiap hari atau mencampurkan BirdMineral ke dalam bubukan bata di dalam sangkar branjangan.
• Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

Pedoman Perawatan Branjangan yang Macet Bunyi
Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai berikut:
• Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
• Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
• Untuk bubukan bata, jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.

Sumber : http://omkicau.com/

Rabu, 27 Juni 2012

Wanginya Bisnis Bunga Melati

Sudah tidak asing lagi Bunga Melati dikenal dengan bau yang harum dan wangi. Ternyata tidak hanya baunya saja yang wangi, bisnis bunga Melati juga memiliki prospek yang cukup cerah. Jika anda memiliki hobi berkebun dan memiliki lahan yang cukup luas tentu tidak ada salahnya jika anda mencari penghasilan tambahan dari wangi bunga melati. Bunga melati yang dikenal dalam bahasa asing dengan Jasmine banyak dipakai sebagai bunga tabur maupun karangan bunga. Namun ternyata banyak kegunaan lain dari wangi bunga melati ini.

Dalam dunia industri banyak produk yang telah menggunakan bunga melati misalnya saja minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, dan bahan campuran atau pengharum teh yang kesemuanya itu menggunakan bunga melati. Selain itu bunga Melati memiliki ragam jenis yang sangat banyak, sehingga peluang untuk budidaya semakin besar.

Gambaran pemanfaatan Bunga melati yang semakin luas ini membuat bisnis budidaya bunga melati semakin memiliki prospek yang cerah. Selain potensi pasar dalam negeri, pasar luar negeri seperti Jepang, Korea, Thailand, Taiwan dan Hongkong juga membutuhkan suplai Bunga Melati Indonesia.

Selain itu menurut hasil kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura di daerah setrum produksi Tegal (Jawa Tengah) menunjukan bahwa usaha budidaya bunga melati menjadi peluang bisnis yang menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

Saat ini sentra penghasil bunga Melati Di Indonesia baru terkonsentrasi pada beberapa daerah saja misalnya di Jawa Tengah yang baru meliputi Kabupaten Pemalang, Purbalingga dan Tegal. Produk Indonesia sendiri baru memenuhi sekitar 2% Kebutuhan Bunga Melati dunia. Anda Tertarik, selamat Mencoba.

Sumber : http://galeriukm.web.id/

Selasa, 26 Juni 2012

Mengenal Burung Branjangan

Burung branjangan merupakan salah satu burung kicauan yang pandai menirukan suara burung lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang secara memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.

Habitat

Branjangan memiliki kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan 75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.

Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.

Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.

Ciri berdasar daerah asal

Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.

Di kalangan penghobi burung Indonesia, branjangan yang populer adalah yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates). Burung dari kawasan ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan.

Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).

Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.

Sementara itu branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi karena ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.

Ciri jantan dan betina

Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih gagah.

Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras, namun suara betina terputus-putus dan kurang variasinya.

Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada branjangan jantan, paruh bagian bawah terlihat putih atau terang sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.

Memilih branjangan

Tidak ada patokan khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang penghobi dan juga pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta, mengatakan ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya atletis, ekor dan badan panjang, mata tajam (menunjukkan petarung), bulu lembut seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak bengkok sedikit ke bawah.

Sumber : http://omkicau.com/

Senin, 25 Juni 2012

Cara Tanam Bunga Sedap Malam

Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu disiapkan lahan yang telah dipasang Mulsa Plastik Hitam Perak, adapun cara memasang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) antara lain dengan menarik kedua ujung MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit sedap malam yang ditanam.

Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi/kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong dan diisi arang panas, berdiameter + 7 - 10 cm kemudian MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil sesuai degan ukuran yang telah disiapkan (ukuran 20 x 25 cm), kemudian disusul dengan penyiapan benih menggunakan karung atau nampan.

Penyiapan benih : karena penyimpanan benih dilakukan dengan dikering anginkan dekat tungku dan biasanya kurang terkontrol dengan suhu udara panasnya kemungkinan besar benih tersebut ada sebagian yang rusak diakibatkan suhu terlalu panas sehingga benih jadi kropos dan umbinya tidak padat, maka perlua dilakukan penyortiran ulang yang bertujuan untuk menyamakan ukuran umbi yang baik sesuai dengan asturan perbenihan.

Cara tanam : Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu lubang tanam disiram hingga kapasitas lapang. Penanaman sedap malam dapat dilakukan sepanjang musim, asalkan tersedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan tanaman tercukupi (air, pupuk, dan lain-lain). Waktu yang tepat sebaiknya untuk menanam disesuaikan dengan permintaan pasar/bulan baik yang diperkirakan panennya jatuh pada hari-hari besar (Tahun Baru keagamaan), umur dan waktu bunga bisa dipanen pada tanaman bunga sedap malam sekitar 4 - 5 bulan.

Penanaman dilakukan secara hati-hati agar pada lubang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) tidak rusak, pembuatan lubang tanam dengan cara mengangkat tanah dengan sendok/garfu kecil sedalam 7 - 9 cm yang telah disiapkan pada MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) pada setiap lubang selanjutnya benih sedap malam dimasukkan sebanyak 1 umbi padatkan pada bagian sisi-sisi umbi. Umbi yang telah dimasukkan diatur tegak dengan arah tunas menghadap ke atas.

Penutupan lubang tanam yang telah diisi umbi menggunakan tanah gembur yang sudah jadi/ menggunakan tanah bekas galian lubang tanam yang sudah tercampur pupuk. Tebal tanah penutup berkisar ± 7,5 cm, yang bertujuan untuk menstabilkan suhu, agar pupuk cepat larut dengan air tanah dan merangsang pertumbuhan umbi. Setelah selesai menanam lakukan penyiram pada lubang tanam/bedengan untuk menjaga kelembaban.

Sumber : http://cybex.deptan.go.id/

Minggu, 24 Juni 2012

Tips Branjangan Macet Bunyi

Ada beberapa faktor yang bisa membuat burung branjangan ogah berbunyi (macet) baik itu gacor atu ngeriwik. Beberapa penyebabnya antara lain:
• Lingkungan dalam kandang
• Branjangan terkena kutu
• Makanan yang kurang bagus
• Kekurangan mineral atau vitamin
• Burung stress
• dan sebagainya
Untuk mengatasi masalah masalah tersebut dilakukan perawatan yang berkala (terapy) baik dari pengaturan pola makan dan juga pengaturan lingkungan kandangnya

1. Jaga kebersihan kandang
Hal yang paling utama dalam perawatan burung berkicau adalah kebersihan kandang, karena kotoran yang tidak dibersihkan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan banyak penyakit baik bagi burung atau bagi pemiliknya sendiri, bahkan juga bisa membuat burung terjangkit bakteri atau menjadi lahan subur buat kutu-kutu berkembang biak.

2. Pembersihan kutu burung
Tanda tanda burung branjangan sudah terkena kutu adalah gelisah, untuk mengobatinya bisa dengan cara
- menggunakan air rebusan daun sirih, disemprotkan ke burung selama 1 minggu setiap pukul 4 sore, dan burung segera dikerodong setelah bulu-bulunya hampir kering (setengah kering)
- menggunakan obat anti kutu yang banyak tersedia di pasar-pasar burung

3. Mengganti Pasir atau batu bata secara berkala.
Pasir ataupun batu-bata yang mengendap lama dalam kandang juga bisa menjadi penyebab tumbuhnya kutu-kutu, telur-telur cacing atau bakteri-bakteri lain yang bisa muncul. oleh karena itulah penggantian media pasir dan bubukan batu bata sebaiknya dilakukan setiap 2-3 minggu sekali. Dalam memberikan media pasir dan batu bata sebaiknya terlebih dahulu pasir harus benar-benar bersih dari kuman/telur cacing dengan cara. Pasir dijemur dahulu di panas matahari atau bisa juga disangrai (goreng tanpa minyak) hal ini untuk mengurangi atau menghilangkan kuman-kuman atau juga telur-telur kutu yang sebelumnya ada dalam media pasir tersebut.

4. Mengganti Air Minuman dan Pakannya setiap hari.
Air minum yang sudah berlumut bisa menjadi sarang kuman, oleh karena itulah segeralah mengganti air minumnya dengan air bersih minimal 1 hari sekali begitu juga dengan makanannya.

5. Digantung di tempat yang tinggi
Jika branjangan masih mogok berbunyi sementara pola rawatan sudah dirasa benar coba gantung branjangan di tempat yang lebih tingi, misalnya dikerek atau digantung di loteng jika rumah anda bertingkat.

6. Pemberian Pakan hidup
Pemberian pakan hidup semisal jangkrik yang kakinya terlebih dahulu dipotong, atau undur-undur bisa membuat branjangan lebih aktif bergerak karena mengejar-ngejar binatang buruannya tsb.

7. Pemberian belalang sawah
Belalang sawah adalah pakan utama dari branjangan, jadi rutinlah memberikan belalang sawah ini setiap 3 ekor P/S. NB: Belalang sawah/simet pilh yang kecil.

8. Pertemukan dengan burung betina atau trotolan
dengan seringnya mempertemukan burung branjangan macet bunyi dengan bureung betina atau trotolan bisa memancing burung untuk berbunyi atau bisa menaikan birahi burung

9. Disemprot Air Halus
Mandikan Branjangan secara rutin, setiap 2 atau 3 hari sekali, bila cuaca panas. Penyemprotan secara halus, dan bila burung menyukainya akan mengepak ngepakan sayapnya.

10. Penjemuran
Di habitatnya Branjangan kuat hidup di panas yang terik, jemurlah selama beberapa jam dan jika burung terlihat bersembunyi di balik pakannya atau terlihat menghindari panas berarti sudah waktunya diangkat dan digantung ditempat sejuk.

Sumber : http://burunglokal.blogspot.com/

Segudang Manfaat Dari Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)

Sansevieria atau yang lebih dikenal dengan Lidah Mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.

Sansevieria punya banyak kelebihan, seperti mampu bertahan hidup pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, sangat resisten terhadap polutan, dan mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok dan dapat menyerap radiasi barang elektronik. Beberapa polutan yang di serap oleh Sanseviera.

Keistimewaan :
* Sansevieria merupakan jenis tanaman dengan tingkat penyerapan paling tinggi.
* Perawatan tanaman yang murah
* Selalu mengeluarkan zat O2 tanpa menghasilkan zat CO2 sehingga cocok di taruh didalam ruangan.

Manfaat :
* Biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah
* Negara Jepang telah memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyaman
* Tanaman ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga. Lidah mertua digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju
* Bisa dijadikan bahan obat diantaranya;
a. Getah: Dapat digunakan sebagai obat antiseptik
b. Akar : Dapat dimanfaatkan sebagai penyegar rambut/tonik dan obat wasir
c. Daun : Bila dibakar dapat menyembuhkan sakit kepala,Bila direbus sebagai obat diabetes
* Bisa mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi maka, baik jika tanaman ini ditaruh disamping komputer atau televisi.

Perawatan Tanaman :
1. Tanaman ini bisa hidup dengan paparan sinar matahari maupun di dalam ruangan. Tapi bilaingin di simpan dalam ruangan, jangan lupa dijemur seminggu sekali agar tanaman tetap segar.
2. Penyiraman hanya perlu dilakukan 1-2 kali seminggu. Terlalu sering menyiram justru akan membuat tanaman ini dihinggapi bakteri. Ketika menanam juga pilih media tanam (tanah, sekam bakar, pasir malang dan pakis)
3. Pemupukan lidah mertua biasanya menggunakan pupuk yang tingkat penguraiannya lambat seperti(osmocote, dekastar dan megamp)

Ternyata tumbuhan Sansevieria ini yang perawatannya super mudah memiliki manfaat yang segudang. Ayo, tanam “Lidah Mertua.”[amd]

Sumber : http://matoa.org/

Jumat, 22 Juni 2012

Budidaya Kaktus Mini

1. Sejarah Kaktus
Kaktus berasal dari kata Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri. Adalah Linneaus, ahli botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau Cactaceae.

Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Dulu kaktus punya bentuk tubuh yang tinggi. Lalu sekitar 60 juta tahun kemudian, kaktus dinyatakan punah. Ini terjadi akibat letusan gunung berapi yang ikut menenggelamkan Benua Amerika, yang notabene tempatnya bertumbuh.

Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali tumbuh. Namun kaktus generasi ”anyar” ini tumbuh dengan bentuk yang lebih pendek dari moyangnya tadi. Kaktus bentuk pendek itulah yang sering kita jumpai pada masa kini.

Umumnya, kaktus datang dari dataran tandus seperti Amerika Selatan dan Meksiko. Daerah-daerah itu punya curah hujan rendah dengan frekuensi yang tak tentu. Perubahan suhu yang ada pun sangat ekstrem. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kaktus itu berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, Kanada Utara sampai ke Kepulauan Galapagos, di Pasifik dan Kepulauan tropis di India Timur dan Karibia.

Wilayah hidup kaktus amat beragam. Dari daerah pantai yang mengarah ke laut, hutan belantara sampai ke gunung berbalut es macam Pegunungan Andes. Jadi, bukan hal aneh bila bertemu kaktus pada ketinggian 3000 – 4000 m dpl.

Dari kenyataan tadi, bisa dibilang kaktus termasuk tanaman yang mampu bertahan di segala medan. Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan bentuk-bentuk adaptasi pada tubuhnya. Contoh adaptasi ini bisa dilihat dengan jelas. Bila kondisi alamnya tidak sesuai, ukuran daun kaktus akan mengecil atau malah sama sekali tidak keluar daun. Perakarannya menyempit dan batang dijadikan tempat penyimpanan air. Saat berada di daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus beradaptasi dengan cara membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin. Tak ketinggalan, tumbuh bulu-bulu halus atau duri-duri yang tajam. Fungsinya jelas, mengurangi pengeluaran air dari tubuh.

Dalam hal penyebaran, burung pemakan buah kaktus dianggap berjasa menebarkan benih ke segala tempat di belahan dunia. Walau begitu, manusia tetap diakui sebagai faktor utama dalam menyebarluaskan tanaman berkeping dua ini. Peran itu bisa dilihat ketika mereka melakukan perpindahan tempat, kaktus tak pernah tertinggal dalam daftar bawaan.

Contoh paling gampang, proses penyebaran kaktus di negeri sendiri. Di Indonesia, kaktus masuk lewat tangan-tangan pemerintahan jajahan Belanda. Bule-bule asal negeri kincir angin itu yang pertama kali dan membudidayakan bibit kaktus. Mulanya pemerintah Belanda mendatangkan kaktus jenis duri entong (Cereus Peruvianus) dan kaktus duri gambas (Opuntia Monocantha) sebagai makanan ternak.

Majunya teknologi pertanian membuka lembaran baru dunia tanaman, termasuk kaktus. Teknologi mutakhir seperti kultur jaringan menghasilkan bibit baru dengan mutu prima dan seragam. Silangan antar jenis, menghasilkan varietas kaktus yang kian beragam. Teknik grafting atau sambung kaktus lebih mempercantik penampilan. Singkatnya, bagi Anda yang ingin menanam kaktus kini banyak pilihan jenis dan cara menanam.

2. Cara Menanam dan Perawatan
Memperbanyak Kaktus

Kaktus bisa dikembang-biakkan dengan berbagai cara. Sebagian orang meperbanyak dengan biji. Walaupun sedikit rumit, cara ini masih tetap dilakukan. Pertama biji kaktus harus dikeringkan, direndam dalam air hangat baru disebar dalam media semai yang biasanya berupa pasir halus, batu bata tumbuk dan tanah kompos. Setelah kaktus berumur setahun dan mempunyai panjang 4-5 cm, kaktus sudah bisa dipindahkan ke media tanam.

Cara yang paling mudah memperbanyak kaktus dengan setek batang. Jika dilakukan dengan cara yang benar, steak paling rendah risiko kegagalannya. Pilih batang kaktus yang tidak terlalu tua atau muda. Potong dengan pisau tajam sepanjang 6 cm. Biarkan 7 - 10 hari di tempat yang sejuk agar luka mengering. Proses berikutnya tinggal menanam di media tanam. Perlu diperhatikan, untuk jenis kaktus bulat atau beruas, pemotongan sebaiknya dilakukan tepat pada bagian ruasnya. Bekas potongan pada tanaman induk biasanya akan tumbuh tunas baru yang siap menjadi bibit setek baru.

Menyambung kaktus/grafting semakin diminati. Teknik ini mempunyai kelebihan, selain diperoleh bibit tanaman baru, grifting juga menciptakan dua jenis tanaman dari due kaktus yang berbeda sehingga mempercantik penampilan.

Pertama, siapkan batang induk/batang bawah, jenis cereus spachianus atau opuntia ficus indica bisa digunakan karena kuat perakarannya. Proses sambung kaktus harus cepat dilakukan sebelum bekas potongan mengering agar menempel sempurna.

Ada banyak cara sambung kaktus, namun metode sambung rata dan sambung serong paling banyak dilakukan. Prosesnya hampir sama, potong rata atau serong batang induk dan batang atas dari jenis yang berbeda. Cara cepat tempelkan dan perkuat dengan tali rafia atau benang. Sambung kaktus terlihat berhasil jika terjadi pertumbuhan pada batang atas dan tali pengikat bisa dilepas.

Menanam & Perawatan
Tanaman dari keluarga Cactaceae ini memang unik. Biasa tumbuh subur di lahan tandus dan kekurangan air. Usianya juga bisa mencapai puluhan tahun, namun bisa mati dalam sekejap jika salah perawatan.

Singkatnya, menanam dan merawat kaktus perlu ketelatenan karena tanaman ini sangat rentan terhadap penyakit. Umumnya kaktus menyukai media yang porus (tidak mengikat air). Gunakan pasir halus, pupuk kandang, tepung tulang dan sekam dengan perbandingan 20:40:10:30. Setelah diaduk rata, media ini dikukus atau di sangrai agar mikroorganisme pembusuk mati.

Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan, kondisi ini menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan.
Meski begitu, kaktus tetap perlu air untuk bertahan hidup. Penyiraman sebaiknya dilakukan 3 minggu sekali atau 1 bulan sekali, raba media tanam, jika sudah kering berarti kaktus harus disiram. Perlu diingat, air harus ber-pH normal, tidak mengandung garam atau asam yang dapat menyebabkan kebusukan.

Kaktus sangat suka bermandi cahaya matahari langsung, jika Anda menaruh kaktus di dalam rumah, keluarkan setiap 1 minggu sekali dan letakkan di tempat yang terkena matahari langsung selama 2-3 minggu. Kaktus juga pantang kena air hujan berlebihan.
Agar kaktus tampil prima perlu dilakukan pemupukan 4 bulan sekali. Beri pupuk tulang atau pupuk ikan dengan P dan Ca tinggi. Jangan memberi pupuk urea yang dapat mengakibatkan kebusukan.

Bila kaktus sudah terlalu besar atau sebaliknya lambat pertumbuhannya lakukan pemangkasan akar atau ganti medianya. Hama kaktus umumnya cendawan jenis phytophthora infestans, kutu wol (dactylopius tomentosus), kutu lilin (Pseudococcus Longispinus), tungau dan keong tanah. Lakukan pencegahan dengan penyemprotan fungisida, bakterisida secara berkala.

3. Jenis dan Manfaat
Jenis Kaktus

Lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Dari 100 an marga, kaktus dikelompokan menjadi 3 suku : Preskioidea, Opuntodeae, Cereoidea.
Jenis Preskioidea biasanya mempunyai daun dan berduri. Bentuknya bisa berupa pohon semak hingga tinggi 10 meter.

Karakteristik opuntodeae lain lagi, kelompok ini memiliki batang beruas. Bentuknya bulat telur, pipih, memanjang atau berupa semak. Adakalanya berdaun namun mudah gugur. Opuntodeae juga memiliki areole yang berduri.
Jenis terakhir, Cereoidea paling banyak dijumpai. Bentuk batangnya beragam dan sekulen (banyak mengandung air). Sebagian jenis ada yang menyerupai silinder, beruas, bulat, bahkan memanjang. Jenis ini tidak memiliki daun dan areolenya ditumbuhi aneka bentuk duri.

Manfaat Kaktus
Jenis kaktus tertentu seperti Hylocereus undatus ternyata dapat berbuah dan bisa dimakan. Salah satunya buah naga yang bercitarasa manis, asam dan segar.
Dibalik aroma segarnya buah naga kaya manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium, karbohidrat dan tinggi serat yang dapat memperlancar proses pencernaan dan mampu pengikat zat karsinogen penyebab kanker.

Selain itu, kaktus dimanfaatkan sebagai kaktus hias dengan berbagai macam jenis dan ukuran. Berikut ini adalah contoh dari berbagai macam kaktus hias :
Kaktus Mini
kaktus mini dengan tinggi tanaman sekitar 6 cm. Panjang masing-masing tunas 3-4 cm. Unik, cantik, look fresh, cocok untuk ditaruh di atas meja kerja, tamu dan ruangan indoor atau outdoor.

Cleistocactus Strausii
Cleistocactus Strausii adalah kaktus mini dengan tinggi sekitar 7 cm. Kaktus ini cukup unik, cantik, look fresh, cocok untuk ditaruh di atas meja kerja, tamu dan ruangan indoor atau outdoor.

Lenning sp
Lenning sp adalah kaktus yang unik dan imut dengan tinggi sekitar 10 cm dengan diameter batang 3-5 cm tidak berbahaya, cocok untuk ditaruh di segala bentuk tempat dan ruangan.

Cleistocactus Strausii var.
Cleistocactus Strausii var adalah kaktus yang memiliki tinggi sekitar 25 cm. Mudah perawatannya, cukup disiram 1 kali seminggu, atau 2 minggu sekali

Kaktus mini
Tinggi tanaman sekitar 7 cm. Unik, kepala kaktus seperti bintang cantik, look fresh, cocok untuk ditaruh di atas meja kerja, tamu dan ruangan indoor attau outdoor.

Lobivia Oganmaru
Lobivia Oganmaru adalah kaktus mini dengan Tinggi sekitar 5 cm.Unik, cantik, look fresh, dengan warna kuning alami yang mencolok cocok untuk ditaruh di atas meja kerja,tamu dan ruangan indoor atau outdoor

Mamill cactus
Mamill cactus merupakan kaktus mini dengan Tinggi sekitar 7 cm.Unik, cantik,look fresh, cocok untuk ditaruh di atas meja kerja, tamu dan ruangan indoor attau outdoor.

Melocactus
Jenis kaktus yang tumbuh didaerah panas dengan penampilan yang nyentrik. Duri-duri yang panjang tidak membuat penanamnya tertusuk karena duri itu cukup lemas begitu kita sentuh. Kecuali pada duri-duri kecil yang cukup keras. Tidak seluruh tubuh dari melocactus ini berduri, melainkan hanya pada bagian sudut-sudut yang ada diluar.

Sumber : http://blogpakdani.blogspot.com/

Kamis, 21 Juni 2012

Tips Merawat Burung Branjangan

PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok

1. Mabung tidak segera tuntas:
Branjangan yang proses mabungnya terlalu lama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan bulu baru.

Berbeda dengan kenari misalnya, branjangan tidak suka “ngemil”. Artinya, proses mabung menjadi lamban karena tidak cukup energi untuk mendorong pertumbuhan bulu secara cepat.

Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein).

Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu.

Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.

Untuk menyediakan jenis protein yang diperlukan branjangan, bisa kita sediakan BirdVit dan/atau BirdMolt. Kedua multivitamin ini tidak hanya membuat burung fit, tetapi juga mendapatkan asam amino yang cukup untuk pertumbuhan bulu.

2. Sehabis mabung tidak cepat bunyi
Disebabkan masa rekondisi burung terlalu lama. Untuk mempercepat rekondisi ini pula bisa diberikan BirdVit untuk rawatan harian selama dan sehabis mabung.

Alternatif lain, Anda bisa menyediakan undur-undur sebagai extrta fooding (EF) branjangan. Cari saja binatang kecil itu (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15 ekor. Tebar ke ke dalam bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan.

Langkah ini bisa dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang gacor, agar mudah terpancing dan kembali bunyi.

3. Bulu mudah rontok
Terutama disebabkan oleh serangan parasit (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.
Pastikan kita menyemprot burung sebulan sekali dengan FreshAves.

Untuk mencegah kekurangan mineral, jangan lupa selalu gunakan bubukan bata yang dicampur BirdMineral sebagai dasar sangkar.

Pola Perawatan Harian untuk burung branjangan:
* Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
* Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
* Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
* Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
* Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
* Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
* Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
* Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
* Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.

PENTING:
Bubukan batu bata diganti minimal sepekan sekali. Meski tidak perlu dikerodong setiap malam, branjangan tetap perlu dilatih kerodong agar tidak kelabakan ketika suatu saat kita perlu mengerodongnya.

Penanganan branjangan kondisi drop:
* Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
* Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
* Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
* Berikan vitamin tambahan

Perawatan dan setelan branjangan mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung.

Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.

Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.

Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu.

Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.

Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru.

Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).

Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.

Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.

Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan.

Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.

Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).

Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.

* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).

* Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.

* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.

Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?

* Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
* Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
* Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.

Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.

Pola Perawatan masa mabung:
* Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
* Tidak perlu dimandikan.
* Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.
* Berikan BirdVit yang diberikan tiap hari atau mencampurkan BirdMineral ke dalam bubukan bata di dalam sangkar branjangan.

Lakukan pemasteran.
Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master. ( contoh master branjangan: ciblek, lovebird, parkit, jankgrik, cucakjenggot dll )

Perawatan branjangan macet bunyi
Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai berikut:
1. Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
2. Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
3. Untuk bubukan bata, jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.

Sumber : http://hobiburungkicaumania.blogspot.com/

Beternak Burung Lovebird

PERAWATAN
Di alam liar, jenis makanan yang dikonsumsi Lovebird antara lain adalah sayuran, buah2an, biji2an dan kacang2an dalam jumlah yang sangat banyak. Untuk Lovebird yang kita pelihara, sebaiknya jumlah makanan yang banyak mengandung lemak dibatasi. Hal ini karena keterbatasan gerak mereka di dalam kandang dibanding di alam liar. Jika terlalu gemuk, maka burung cenderung malas untuk bergerak dan bunyi.

Berikan sayuran segar (al: brokoli, toge, bayam, sawi, kangkung, jagung) setiap hari secara bergantian, buah2an (al: apel, pisang, papaya) 2 -3 kali seminggu. Bij-bijian harus diberikan dalam jumlah yang terbatas (kecuali Lovebird akan diternak). Seminggu sekali boleh diberikan minuman susu cair. Jangan memberi makanan seperti alpukat, cokelat dan kopi karena bisa berakibat fatal. Jika anda memberikan apel, pastikan bahwa biji buah apel sudah terbuang karena itu bisa menjadi racun bagi Lovebird.

Selain itu, jangan lupa untuk meyediakan pasir grit atau totok cumi didalam kandang. Grit ini selain berfungsi untuk membantu pencernaan juga bagai sarana dalam proses pembentukan cangkang telur. (lihat artikel om Kiansing mengenai fungsi Grit).

Ukuran kandang untuk Lovebird sangat variatif. Ada yg berbentuk bulat, kotak bahkan segi enam. Gunakanlah ukuran kandang yang agak besar supaya Lovebird lebih bebas untuk bergerak. Konstruksi kandang harus kuat dan terbuat dari kawat besi. Lovebird termasuk burung yang suka mandi. Oleh karena itu usahakan untuk memberikan tempat mandi tersendiri, selain tempat minum. Penggantian air minum harus dilakukan setiap hari untuk menjaga kesehatannya. Seminggu sekali mandikanlah Lovebird dengan cairan anti septic atau anti kutu – dengan cara disemprot dari atas – supaya bulunya tetap terpelihara. Untuk penjemuran, usahakan setiap hari Lovebrid dijemur dengan durasi sekitar 2 – 3 jam.

Dengan perawatan yang baik, Lovebird bisa hidup 10 hingga 20 tahun.

BETERNAK LOVEBIRD
Sebelum memulai beternak Lovebird, kita harus bisa membedakan dulu antara Lovebird jantan dengan Lovebird betina. Secara fisik dan warna, burung tersebut susah untuk diketahui jenis kelaminnya. Cara yang paling gampang adalah dengan meraba kedua capit udang yang terletak dibawah duburnya. Jika keras, rapat dan lancip, biasanya jantan. Sedangkan burung betina capit udangnya lembek, lebar dan tumpul. Ciri lain adalah, Lovebird betina jika sudah birahi akan mengumpulkan bahan sarang dan diselipkan diantara kedua sayapnya sebelum dibawa kedalam kotak sarang.

Lovebird bisa diternak setelah memasuki usia diatas 7 bulan. Pilihlah Lovebird yang sehat dan tidak cacat sebagai calon indukan dan berusia relative masih muda karena Lovebird yang sudah berumur diatas 3 tahun biasanya sudah tidak terlalu produktif. Untuk mendapatkan kriteria seperti diatas, sebaiknya kita langsung membeli dari peternak yang sudah kita kenal.

Untuk memacu birahi, selain kwaci, tambahkana makanan extra berupa toge, jagung muda dan sawi. Ketiga jenis sayuran ini terbukti berguna untuk mendongkrak birahi Lovebird.

Walaupun Lovebird bisa diternak dengan cara diumbar dalam kandang beurukuran besar dengan jumlah lebih dari 1 pasang, akan lebih baik jika beternak Lovebird secara individual. Untuk 1 pasang Lovebird, bisa digunakan kandang dengan ukuran sekitar 80cm x 40cm x 40cm. Satu Kandang diisi satu pasang. Ini dilakukan supaya garis keturunan gampang dilacak sehingga suatu saat memudahkan kita untuk melakukan experiment dalam menghasilkan varian warna yang berbeda. Sediakan kotak sarang atau glodok untuk bertelor dan mengeram. Contoh ukuran glodok XLXT = 15cm x 20cm x 25cm. Glodok terbuat dari papan dengan ketebalan sekitar 2cm.

Tempat sarang atau glodok untuk Lovebird umumnya terbuat dari kotak kayu.
Bahan sarang bisa menggunakan serbuk kayu, kulit jagung yang sudah dikeringkan dan lain sebagainya.

Umumnya Lovebird bertelur antara 4 – 6 butir dan menetas setelah dierami sekitar 21 hingga 23 hari. Kedua indukan, baik jantan maupun betina saling bergantian menyuapi anaknya. Pada saat berumur sekitar 6 – 8 minggu, anak burung mulai keluar dari kotak sarang. Setelah anak burung bisa makan sendiri, segera pindahkan mereka ke sangkar lain sehingga indukannya bisa kembali melakukan siklus reproduksi.

Adakalanya indukan Lovebird tidak mau mengasuh anakannya. Jika kita menemukan kasus seperti ini, tidak ada cara lain kecuali harus diangkat dan disuapi sendiri. Siapkan kotak berukuran kira-kira 40x40x40cm yang didalamnya terdapat lampu bohlam 5 watt yang berfungsi sebagai penghangat. Anak Lovebird harus disuapi setiap 2 jam sekali. Makanan yang paling sesuai pada masa tersebut adalah bubur susu untuk bayi. Campurkan bubur susu dengan air matang (hangat-hangat kuku), lalu gunakan sendok untuk menyuapi anak burung. Tingkat kekentalan makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia anak burung. Semakin bertambah usianya, semakin kental bubur susu yang diberikan. Setelah berumur 3 – 4 minggu, kita sudah boleh mulai memperkenalkan jenis makanan lain seperti sayuran, buah-buahan dan millet.

Pemasangan ring bisa dilakukan pada saat anakan berumur tidak lebih dari 10 hari. Berikut adalah ilustrasi cara pemasangan ring:

PERMASALAHAN DALAM BETERNAK LOVEBIRD

Tidak Mau jodoh
Sering kita merasa kesal karena indukan yang ingin kita jodohkan ternyata tidak mau bersatu. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal, al: keduanya berjenis kelamin sama, belum memasuki masa birahi, situasi atau lingkungan yang kurang mendukung.

Telur Tidak Menetas
Telur tidak meneteas bisa disebabkan oleh beberpa hal al: Indukan yang mandul, kurang nutirisi, telur tidak dierami indukan, infeksi bakteri, dan lain-lain. Sering dijumpai dalam satu tetasan, ada 1 atau 2 telur yang tidak menetas. Ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu di khawatirkan. Biasanya telur yang tidak menetas itu adalah telur yang terakhir. Menurut literature yang saya baca, bahkan di alam sekalipun, tidak semua telur bisa menetas.

Cacat Kaki.
Sering kita jumpai anak Lovebird yang kakinya tidak bisa berdiri dan mencengkeram dengan sempurna serta cenderung miring ke samping. Hal ini disebabkan karena bahan sarang yang ada didalam sangkar kurang mencukupi sehingga Lovebird tidak mempunyai dasar berpijak yang tidak licin. Kebanyakan kasus ini dijumpai pada glodok yang beralaskan papn triplek. Hindarilah menggunakan bahan ini dan gunakan papan yang belum diserut sebagai bahan dasar glodok.

PEMASTERAN
Betulkah Lovebird bisa dimaster? Saya bisa mengatakan bisa, berdasarkan pengalaman saya. Lovebird termasuk burung yang cerdas dan gampang menirukan suara burung jenis lain. Selama ini Lovebird lebih banyak digunakan sebagai master terutama Lovebird yang memiliki trecetan kasar dan panjang-panjang. Untuk mencari Lovebird seperti ini bukanlah hal yang mudah. Jika ada, tentu harganya sudah melambung tinggi. Untuk menyiasati hal tersebut, kita bisa melakukan pemasteran semenjak Lovebird berusia kurang dari 1 bulan. Walaupun trecetan suara Lovebird dalam membawakan lagu lebih banyak ditentukan dari factor genetic, upaya berikut masih bisa dilakukan untuk mendongkrak performanya. Master yang cocok untuk Lovebird adalah Kenari, Blackthroat dan Sanger karena ketiga jenis burung ini diyakini memiliki nada suara yang paling mendekati Lovebird. Dengan ketiga jenis burung ini diharapkan Lovebird akan membawakan lagunya dengan durasi yang panjang dan speed yang rapat.

Berikut adalah kemungkinan dari hasil dari crossing:

Green x lutino Green/ino x green
100% green/ino 50% green, 50% green/ino

Green/ino x green/ino Green/ino x lutino
25% green 50% green/ino
50% green/ino 50% lutino
25% lutino

Lutino x blue Albino x green
100% green/ino/blue 100% green/ino/blue

Green/ino/blue x green/ino/blue Lutino/blue x lutino/blue
6.25% green 25% lutino
12.5% grenn/ino 50% lutino/blue
12.5% green/blue 25% albino
25% green/ino/blue
6.25% lutino
12.5% lutino/blue
6.25% blue
12.5% blue/ino
6.25% albino

Lutino/blue x green/blue/ino Lutino x green/ino/blue
12.5% green/ino 25% green/ino/blue
25% green/ino/blue 25% green/ino
12.5% lutino 25% lutino/blue
25% lutino/blue 25% lutino
12.5% blue/ino
12.5% albino

Albino x green/ino/blue Albino x blue
25% green/ino/blue 100% blue/ino
25% blue/ino
25% lutino/blue
25% albino

Blue/ino x blue/ino Albino x blue/ino
25% blue 50% blue/ino
50% blue/ino 50% albino
25% albino

MUTASI WARNA
Mutasi warna pada Lovebird bisa mencapai ratusan ragam. Berikut adalah beberapa jenis mutasi warna yang telah dikenal secara international. Untuk istilah mutasi, tetap mengunakan Bahasa Inggris.
AQUA (Parblue) = atau Dutch Blue, Blue, DB
TURQUOISE (Parblue) = atau Whitefaced Blue, WF
AQUATURQUOISE = atau Seagreen, SG
PIED
ORANGEFACED
DILUTE
EDGED DILUTE = atau American Yellow, Silver, American Silver, American White
INO = atau Lutino, Creamino
CINNAMON = atau America Cinnamon
PALLID = atau Australian Cinnamon
OPALINE = atau Roseheaded
PALE FALLOW
BRONZE FALLOW
PALE HEADED
VIOLET FACTOR
DARK FACTOR

Sumber : http://vdocd.wordpress.com/

Selasa, 19 Juni 2012

Sekilas Tentang Burung Lovebird

Lovebird merupakan salah satu dari sembilan spesies dari genus Agapornis (Yunani: agape = cinta; ornis = burung). Mereka adalah tipe burung yang social atau berkelompok dan dekat dengan keluarga bayan. Delapan spesies lovebird berasal dari benua Afrika, sementara Grey-headed Lovebird berasal dari Madagaskar. Lovebird merupakan tipe burung yang monogami atau setia pada pasangan dalam jangka waktu yang lama. Lovebird jenis sayap hitam memiliki kekhususan memakan serangga dan buah ara, dan lovebird kerah hitam memiliki kebutuhan diet khusus dengan buah ara, sehingga mereka bermasalah jika di penangkaran. Beberapa spesies yang dibiakkan sebagai hewan peliharaan dengan berbagai warnanya yang cantik merupakan hasil persilangan yang selektif di peternakan burung. Burung lovebird dapat berumur 10 sampai 15 tahun

Burung lovebird termasuk burung kecil dengan ukuran 13-17 cm dan berat badan 40-60 gram. Mereka adalah burung terkecil diantara keluarga betet. Memiliki bentuk tubuh kompak, ekor pendek berujung tumpul, paruh tajam. Lovebird liar didominasi warna hijau dengan berbagai warna pada tubuh bagian atas, tergantung spesies. Lovebird Fischer’s, Lovebird Black-cheeked, dan Masked Lovebird memiliki cincin putih terkemuka di sekitar mata mereka. Di Indonesia tipe ini disebut lovebird berkacamata. Populasi liar lovebird spesies Fischer Masked berada di kota-kota di Afrika Timur. Di daerah itu juga ditemui burung lovebird tipe hibrida atau silangan dari beberapa spesies. Burung hibrida berciri memiliki cokelat kemerahan pada kepala dan oranye di dada bagian atas, dan sedikit mirip dengan Masked Lovebird

Lovebird memiliki kecenderungan untuk menjalin ikatan baik dengan sesama burung lovebird atau berinteraksi dengan manusia. Lovebird juga memiliki tipe agresif seperti menggigit. Untuk menghindarinya maka burung lovebird perlu ditangani secara lembut. Jika anda berniat memelihara lovebird maka gunakan sangkar yang cukupkuat seperti berbahan besi. lingkungan juga harus mendukung dan pemberian gizi yang sesuai. karena keindahan bulunya, lovebird menjadi menjadi burung favorit saat ini termasuk di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari makin maraknya kelas burung lovebird dalam lomba burung baik tingkat nasional maupun lokal

Jika anda berniat memelihara, maka burung hasil tangkaran jauh lebih baik daripada memelihara hasil tangkapan alam karena burung liar seringkali membawa suatu penyakit, seperti flu polyomavirus. Lovebird hasil tangkapan juga seringkali merasa stress karena mereka merasa kehilangan hubungan dengan pasangan atau kawanannya. Lovebird hasil tangkapan juga tidak memiliki kejelasan usia dan mungkin saja mereka memiliki kepribadian yang tidak cocok untuk dipelihara. Untuk memelihara lovebird yang baik usahakan membeli secara berpasangan, walaupun sebenarnya lovebird juga dapat hidup sendiri dan mengandalkan interaksi dengan manusia. Memiliki lovebird hanya 1 ekor menyebabkan burung ini merasa kesepian apalagi jika sang pemilik juga tidak memiliki banyak waktu. Untuk itu sediakan pasangan atau teman bermain yang satu spesies karena lovebird membutuhkan banyak teman. Sifat Lovebird termasuk mudah akrab dengan manusia. Jika sudah merasa nyaman lovebird akan rela bertengger di jari atau bahu. Beberapa lovebird dapat belajar bicara, tapi banyak pula yang tidak. Ada kemungkinan mereka dapat belajar untuk menirukan suara manusia jika diajarkan sejak usia muda. Lovebird memiliki sifat cerewet karena di alam liar mereka terbiasa melakukan komunikasi dengan sesama spesiesnya untuk menjaga keutuhan kawanan. Kicauan burung lovebird juga merupakan bentuk sinyal jika ada ancaman.

Sebelum beternak yang perlu anda ketahui tentunya jenis kelamin Lovebird yang akan dikawinkan dan tersebut tidak mudah. Saat mengalami kematangan kelamin (sekitar satu tahun) tanda tanda kelamin baru terlihat. Di luar negeri betina lovebird ditandai dengan sifatnya merobek kertas dan memasukkannya ke dalam bulu sedangkan pejantan terlihat menyuapi atau memuntahkan makanan yang sudah dilumatnya. Tetapi perilaku ini juga tidak bisa jadi indicator yang akurat. Secara fisik betina memiliki ruang panggul yang lebih besar daripada laki-laki, untuk bertelur, dan karena itu cenderung menjadi tampak lebih lebar di pinggul. Saat melakukan perkawinan burung harus dalam kondisi prima; pertama-tama, mereka harus diberikan diet yang sehat dengan beragam menu. Campuran pelet yang baik, atau benih berkualitas tinggi diberikan dengan dicampur berbagai jenis sayuran segar, buah-buahan segar dalam jumlah tertentu dan biji-bijian yang sehat. Secara umum, pilih sayuran segar seperti wortel muda (yang dimasak untuk sedikit agar beta karoten tetap terjaga), kacang panjang, labu kuning atau oranye dengan daging, kacang polong, brokoli, kacang polong, kubis bunga matahari, kacang polong, kecambah biji dan kacang-kacangan (sangat baik untuk protein) dan ) jagung segar (bukan kalengan). Jika burung enggan untuk mencoba, campurlah sayuran dengan biji bijian untuk beradaptasi. Sayuran harus mendapat porsi terbesar dari diet. Buah-buahan cukup diberikan sesekali. Gunakan hanya buah-buahan organik, dan cuci dengan baik untuk menghilangkan kontaminan, pestisida, dan bakteri.

Lovebird jangan dibiakkan dahulu kecuali mereka telah berusia satu tahun, dan dewasa seksual. Banyak Lovebird kadang-kadang berkembang biak saat masih belum matang, sehingga mereka belum pandai mengasuh anak dan akan menimbulkan problem baru.. Jika Lovebird disediakan pasangan, dan sebuah kotak bersarang, mereka akan segera berjodoh dan segera melakukan perkawinan. Lovebird mengalami puncak masa perkawinan di bulan bulan yang berhawa panas Kebanyakan lovebird memerlukan kelembaban yang tinggi di dalam sarang selama masa mengerami. Sementara perempuan akan melakukan pekerjaan membangun sarang (material sarang harus disediakan), kadang-kadang pejantan akan membantu. Lovebird memerlukan kelembaban ekstra selama bunting untuk membuat telur, untuk menjamin perkembangan telur yang baik, dan kemudian memberi anak- anak mereka dengan cairan dan makanan yang sudah dikunyah. Untuk itu saat masa menyuapi air tawar perlu disediakan, bersama dengan buah-buahan dan sayuran segar lebih banyak dari biasanya. Semua makanan harus segar:bersihkan sisa makanan yang basi untuk menghindari infeksi bakteri. konsultasikan dengan peternak, toko hewan peliharaan, atau dokter hewan anda mengenai suplemen vitamin dan mineral, seperti garam mineral dan tulang sotong ekstra untuk lebih banyak kalsium.

Untuk penetasan dan pertumbuhan anak lovebird, pilihlah alas sarang yang bersih dari hama. Bisa dengan daun-daun palem yang direndam dan dicuci bersih, atau rumput hijau segar yang dipotong-potong kurang lebih 12 cm. hal ini untuk mempermudah lovebird membawanya masuk ke kotak sarang. Tergantung pada jenis Lovebird Anda memilih untuk berkembang biak, betina akan membawa materi sarang ke sarang dengan berbagai cara. Lovebird Peach misalnya, menggunakan bahan bersarang dengan bulu ekor mereka sementara lovebird Green Masked membawa bahan bersarang dengan paruh mereka. Kotak sarang harus memiliki ruang cukup bagi anak-anak burung terutama setelah menetas. Bahan alas sarang juga harus disediakan cadangan karena mungkin saja dibutuhkan tambahan sebagai penghangat. Setelah lovebird mulai membangun sarang, kawin akan terjadi. Perkawinan akan terjadi berulang ulang dan telur akan muncul 3-5 hari kemudian. Betina akan menghabiskan berjam-jam di dalam kotak sarang sebelum telur diletakkan. Saat itu jangan sedikitpun diganggu. Setelah telur pertama diletakkan, telur berikutnya akan menyusul setiap dua hari sampai selesai biasanya 4-6 telur. Induk betina akan mengerami telur selama 21-23 hari, dan biasanya akan mendapat perhatian yang lebih dari pejantan. Tepat sebelum menetas, anak-anak lovebird akan membuat celah atau lubang kecil yang disebut lubang pip. Hal ini memungkinkan mereka untuk mulai bernapas menghirup oksigen.ini juga menjadi indikasi bahwa mereka akan menetas sempurna 12-24 jam kemudian.

Setelah menetas hindari menyentuh lovebird karena mereka sangat rapuh. Induk lovebird akan memberi makan dan merawat mereka. Penyusuan pertama ini sangat penting: si ibu akan memasok anak-anaknya dengan muntahan berisi cairan bergizi yang mengandung enzim pencernaan. jika anda mengambil seekor anak lovebird untuk disuap justru akan menyebabkan induk enggan kembali menyuapi anak-anaknya. Jika Anda tidak berpengalaman di tangan makan, jangan pernah mencoba untuk memberi makan anak burung dengan tangan. Beberapa peternak berpengalaman memilih untuk menggunakan sendok makan, sementara yang lain menggunakan pipet. Sebagian kecil anak akan menolak untuk pertamakalinya. Apapun metode yang Anda pilih, ambil hati-hati dan bersiaplah untuk bekerja ekstra jika sudah terlanjur menyentuh anak lovebird. Jika Anda berkeinginan berinteraksi dengan bayi lovebird pastikan tidak mengganggu ibunya. Ambil semua anak-anak lovebird secara bersama dan letakkan di tangan Anda selama beberapa menit. gunakan handuk hangat sebagai alas. Lakukan tidak jauh dari kandang sehingga, memungkinkan induk mengawasi anak anaknya. Bayi lovebird mudah kedinginan dan lemah jika mereka jauh dari ibu mereka terlalu lama. Ketika bayi mulai dewasa, waktu penanganan dapat ditingkatkan sampai 15 menit, tiga kali sehari. Metode ini menghasilkan anak burung yang jinak, dan menghemat waktu.

Setelah berumur 4 minggu sebagian anak-anak burung lovebird tumbuh bulu dan mulai menjelajahi kandang, meninggalkan sarang lebih lama dan berlatih terbang, mendaki, dan menjelajahi benda dan mainan di dalam kandang. Sang ibu akan mendorong mereka untuk makan sendiri hingga selesai sapih, yang terjadi pada sekitar 8 minggu. Lovebird jantan juga membantu mengajari anaknya untuk makan makanan biasa. burung muda harus segera dipindahkan setelah mereka semua mandiri. Secara naluriah induk betina juga berusaha mendorong anak-anak burung pergi ketika mereka cukup dewasa. Oleh karena itu, mereka harus dipindahkan atau ibu dapat membahayakan mereka. Istirahatkan beberapa hari bagi pasangan lovebird yang selesai menghasilkan anak. Sediakan jeda waktu untuk mengeluarkan kotak bersarang, membersihkan dan mensterilkannya. Lovebird akan menghasilkan anak burung yang sehat dan sedikit masalah jika diternakkan hanya sekali setahun.

Sumber : http://vdocd.wordpress.com/

Cara menyilang lovebird agar beranak lutino atau albino

Salah satu daya tarik lovebird adalah karena warnanya yang indah. Oleh karena itu, dalam pengembangbiakan lovebird biasanya direncanakan suatu pengembangbiakan lovebird dengan pola warna tertentu. Hal ini memang memungkinkan dan sudah banyak yang berhasil mengembangbiakkan lovebird dengan warna-warna tertentu. Biasanya warna-warna yang langka akan membuat harga lovebird menjadi sangat tinggi.

Dalam merencanakan warna bulu pada pengembangbiakan lovebird tidak dapat dilepaskan dari hukum genetik. Secara umum, demikian disebutkan Siti Nuramaliati Prijono dalam buku berjudul Lovebird, telah diketahui bahwa dari pasangan yang dikawinkan maka sifat anak-anak 50% meniru induk betina dan 50% meniru induk jantan. Dengan kata lain sifat anak merupakan perpaduan setengah sifat induk jantan dan setengah sifat induk betina. Sifat-sifat yang diturunkan ini pun masih dipengaruhi oleh sifat resesif dan sifat dominan yang dimiliki oleh pasangan yang dikawinkan.

Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini dapat diperkirakan setelah suatu pasangan yang berlainan sifatnya (dalam hal ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan. Bila keturunan pada periode-periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama maka dapat diperkirakan sifat dominan dan resesif yang ada pada induk jantan dan atau induk betina. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah kemudian dapat disusun program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.

Berkaitan dengan pengembangbiakan lovebird untuk mendapatkan warna bulu yang berbeda maka pengetahuan dasar mengenai genetik sangat penting diketahui oleh penangkar. Dengan pengetahuan dasar genetik tersebut memungkinkan penangkar untuk mengawinsilangkan lovebird sehingga dapat diperoleh anak lovebird dengan warna bulu yang diinginkan.

A. Genetika sebagai Pengetahuan Dasar Pengembangbiakan Lovebird

Genetika adalah ilmu tentang keturunan atau asal-usul makhluk hidup. Dalam ilmu ini dipelajari cara suatu sifat (karakter) diturunkan kepada keturunannya.

Unit terkecil bahan sifat keturunan adalah gen. Gen terletak pada kromosom dan tersusun secara linear. Dalam setiap sel tubuh terdapat sepasang kromosom. Dengan sendirinya gen-gen pada kromosom berpasangan dan pasangan gen tersebut terletak pada lokus yang sama. Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama memiliki pekerjaan yang sama, hampir sama, atau berlawanan, tetapi untuk satu tugas tertentu. Sebagai contoh, gen G bersama alelnya g bekerja untuk menumbuhkan pigmentasi warna bulu. Gen G mampu untuk berpigmentasi, sedangkan gen g tidak mampu berpigmentasi. Tugas gen tersebut berlawanan, tetapi untuk tugas yang sama yaitu pigmentasi warna bulu.

Selama proses reproduksi, satu set kromosom diturunkan dari setiap induknya kepada anaknya. Sperma dan sel telur hanya berisi setengah dari jumlah kromosom yang ada di sel lainnya pada tubuh. Jadi, ketika dua dari “setengah kelompok” bersatu pada waktu proses pembuahan telur oleh sperma terbentuk suatu gabungan yang diturunkan pada anaknya.

Dalam genetika, bentuk luar atau kenyataan karakter yang dimiliki suatu individu (misalnya: warna hijau pada bulu) dikenal dengan istilah fenotip. Sementara bentuk susunan genetik suatu karakter yang dimiliki suatu individu dan ditulis dengan simbol gen dikenal dengan istilah genotip. Simbol gen untuk lovebird yang bulunya berwarna normal (hijau) ditulis GG. Lovebird yang berbulu lutino, biru, dan warna mutasi lainnya ditulis gg. Lovebird yang memiliki simbol gen yang sama (pasangan kedua alel pada suatu individu sama), misalnya GG dan gg, disebut homozigot.

GG adalah pasangan homozigot yang bersifat dominan, sedangkan gg adalah pasangan homozigot yang bersifat resesif. Hal ini berarti bahwa warna lovebird yang normal (hijau) adalah dominan terhadap warna mutasi. Apabila lovebird memiliki simbol gen yang berbeda (pasangan kedua alel pada suatu individu tak sama), misalnya Gg, disebut heterozigot. Lovebird yang memiliki genotip yang heterozigot (Gg) maka akan menunjukkan warna bulu hijau. Warna hijau adalah dominan terhadap warna mutasi dan warna mutasi tersebut tertutup oleh warna hijau sehingga tidak terlihat dari penampilannya.

B. Program Persilangan untuk Menghasilkan Warna Mutasi Bulu

Gen dapat mengalami mutasi lebih dari sekali sehingga dapat terbentuk 2 atau lebih macam alel bagi suatu gen. Gen G berperan untuk menumbuhkan warna bulu secara normal lalu gen G mengalami mutasi. Dengan demikian, gen G tidak mampu mengadakan warna bulu secara normal sehingga akan menghasilkan warna bulu lainnya, seperti albino dan lutino. Gen G yang bermutasi itu diberi simbol g. Gen yang mengalami mutasi tersebut ditulis dengan huruf kecil karena karakter yang ditumbuhkan bersifat resesif.

Artinya, bila gen g terdapat pada satu tubuh dengan gen G maka gen g akan ditutupi atau dikalahkan. Kejadian mutasi gen ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangbiakan lovebird sehingga dihasilkan lovebird dengan warna bulu yang diharapkan, yaitu sama atau berbeda dengan induk jantan dan betinanya. Untuk tujuan komersial, cara ini cukup menguntungkan karena lovebird dengan warna mutasi mempunyai daya jual yang lebih mahal.

Jenis lovebird yang banyak dijual di pasar burung di Indonesia adalah lovebird ‘muka salem’, lovebird kacamata ‘fischer’, lovebird kacamata ‘topeng’, dan lovebird hasil mutasi. Ketiga jenis lovebird tersebut dapat mudah dikembangbiakkan untuk menghasilkan lovebird warna mutasi. Di antara ketiga jenis lovebird komersial tersebut, lovebird ‘muka salem’ dapat menghasilkan banyak warna mutasi, seperti lutino (kuning, mata merah), golden cherry (kuning), cinnamon (cokelat kekuningan), biru pastel, pied (bercak warna), dan albino (putih, mata merah). Warna mutasi dari lovebird kacamata ‘topeng’ yang terkenal adalah biru.

Untuk mendapatkan anakan dengan warna mutasi, penangkar harus mempunyai induk dengan warna mutasi. Apabila ingin diperoleh anak dengan warna mutasi dari kedua induk yang berbulu normal maka caranya sangat rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Berikut ini contoh-contoh program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.

1. Lutino dan albino

Lutino dan albirto pada lovebird ‘muka salem’ adalah bentuk dari mutasi rangkai kelamin resesif. Gen lutino dan albino terletak pada kromosom kelamin. Oleh karena itu, karakter yang ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan karakter kelamin. Selain kedua bentuk mutasi tersebut, bentuk mutasi bulu lain yang melibatkan rangkai kelamin resesif adalah cinnamon murni atau hasil mutasi yang bermata merah.

Perhatikan diagram di bawah ini:
Pada burung, kromosom kelamin betina adalah ZW dan kromosom jantan adalah ZZ (pada binatang mamalia kromosom kelamin betina adalah XX dan kromosom jantan adalah XY). Hal ini berarti bahwa lovebird betina menghasilkan telur yang membawa Z dan W, sedangkan lovebird jantan menghasilkan sperma yang hanya membawa Z. Jika resesif gen mutan terjadi pada kromosom Z yang tidak ada pasangannya dengan kromosom W yang lebih pendek maka tidak terjadi pindah silang gen mutan tersebut.

Dengan demikian, lovebird betina hanya memerlukan satu gen resesif (contoh: g) untuk memperlihatkan adanya mutasi dalam penampilannya, sedangkan lovebird jantan memerlukan dua resesif gen (contoh: gg). Oleh karena keturunan yang berupa ZW adalah betina dan ZZ adalah jantan, pewarisan kromosom Z akan mengikuti pola khas: induk betina akan meneruskan kromosom Z hanya kepada keturunan jantannya, sedangkan induk jantan akan meneruskan kromosom Z kepada keturunan jantan dan betina. Itulah sebabnya anak betina akan selalu mewarisi kromosom Z dari induk jantan karena induk betina pasti telah menyumbangkan kromosom W. Lagi pula, induk betina dapat meneruskan informasi pada kromosom Z kepada cucunya hanya melalui anak-anak jantannya. Sifat genetik yang dilanjutkan dengan pola khas ini disebut rangkai kelamin.

Untuk memperoleh bentuk lutino dari lovebird ‘muka salem’ dapat dilihat pada Tabel 1. Gen dominan untuk warna hijau normal menggunakan simbol G.

Tabel 1:
Dengan demikian, pejantan warna hijau normal memiliki genotip GG, betina hijau normal adalah G-, jantan lutino adalah gg, jantan hijau normal atau pembawa sifat lutino adalah Gg, dan betina lutino adalah g-.

Apabila ingin diperoleh cukup banyak anak lovebird berbentuk lutino dari sepasang lovebird yang ditangkarkan maka sebaiknya kegiatan penangkaran dimulai dengan menangkarkan sepa-sang lovebird yang terdiri dari betina normal dan jantan lutino (Diagram l).

Diagram 1:
Dengan cara ini dapat diharapkan diperoleh 50% anak lutino pada generasi pertama. Hal ini tidak mungkin terjadi bila sepasang lovebird yang dikawinkan adalah betina lutino dengan jantan normal homozigot (Diagram 2).

Diagram 2:
Keuntungan lain dari penggunaan pasangan betina normal dengan jantan lutino adalah dapat diketahuinya jenis kelamin anak ketika berada di sarang, yaitu sebelum bulunya muncul. Anak yang betina (lutino) mempunyai mata berwarna merah, sedangkan anak jantan (normal) mempunyai mata berwarna gelap.

Untuk menghasilkan anak lovebird albino maka perlu dimulai dengan menyilangkan lovebird betina warna biru (BBb-) dengan lovebird jantan lutino (BBll). Persilangan kedua induk lovebird tersebut menghasilkan keturunan pertama (F1) anak betina lutino atau biru (Bbl-). Selain itu, diperlukan juga pejantan dengan genotip yang sama (Bbll) yang diperoleh dari hasil perkawinan induk betina lutino (BBl-) dengan induk jantan biru atau lutino (Bbll). Perkawinan antara kedua keturunan F1 (Bbl- x Bbll) tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Program persilangan untuk memperoleh anak bentuk albino dan lutino di atas dapat diterapkan untuk lovebird jenis lain yang mempunyai kedua bentuk mutasi tersebut.

2. Warna biru dan warna mutasi lainnya

Perkawinan antara lovebird kacamata ‘topeng’ yang berbulu normal (hijau) dengan yang berbulu biru merupakan salah satu contoh dari pasangan resesif yang melibatkan otosom (Tabel 3). Otosom merupakan kromosom yang tak menentukan jenis kelamin.

Tabel 3:
Warna hijau dominan terhadap warna biru. Bentuk genotip warna hijau adalah GG, sedangkan warna biru adalah resesif dengan genotip gg. Jadi, semua sel kelamin dari induk yang dominan akan mengandung satu gen G, sedangkan induk yang resesif akan mengandung satu gen g. Berarti semua anak akan menerima satu gen G dan satu gen g dari setiap induknya. Hal ini jelas terlihat bahwa semua anak pada generasi pertama (F1) akan mempunyai genotip Gg (Diagram 3).

Diagram 3:
Hal ini berarti secara fenotip anak lovebird tersebut berwarna hijau, tetapi anak lovebird tersebut membawa gen warna biru pada genotipnya. Jadi, anak lovebird tersebut bersifat heterozigot.

Ketika lovebird heterozigot tersebut dikawinkan maka pasangan lovebird tersobut akan menghasilkan anak yang berwarna hijau dan berwarna biru pada generasi kedua (F2). Perbandingan harapan dari anak lovebird warna hijau terhadap biru adalah 3 : 1 dengan satu pertiga anak lovebird berwarna hijau homozigot (GG), dua pertiga warna hijau heterozigot dan pembawa sifat warna biru (Gg), serta satu pertiga warna biru (gg).

Pasangan otosom resesif lainnya antara lain adalah perkawinan antara lovebird ‘muka salem’ yang berbulu normal dengan yang berbulu biru pastel, dan perkawinan antara jenis lovebird berbulu normal dengan lovebird warna mutasi lainnya.

Warna bulu mutasi lainnya pada lovebird yang melibatkan pasangan otosom resesif adalah pied dan golden cherry. Pada prinsipnya, untuk mendapatkan bulu dengan warna mutasi tersebut hampir sama dengan program persilangan untuk memperoleh bulu warna biru.

Sumber : http://omkicau.com/