Sabtu, 16 Juni 2012

Ikan Betutu, Ikan Malas Berkulitas Ekspor

BENIH merupakan bagian utama dalam budidaya ikan. Pada tingkatan yang sederhana benih ikan dapat diperoleh dari hasil penangkapan di alam, sedang pada tingkat yang lebih maju dapat diperoleh dari hasil pembenihan ikan milik petani (swasta) maupun dari Balai Benih Ikan (BBI).Lain halnya ikan Betutu/bakut (Oxyeleotris marmorata) atau marbled goby alias ikan bodoh/malas yang terbilang ikan konsumsi mahal belum ada yang sangat serius mengelola pembenihannya, akibatnya perkembangbiakannya sangat menghawatirkan, sehingga populasi dari tahun ke tahun semakin menurun. Ikan betutu memang mendapatkan julukan gabus malas atau ikan malas karena ikan ini memang malas berpindah tempat. Sekalipun diusik, betutu cenderung diam saja di dasar air. Hanya di malam hari ikan betutu aktif mencari makan (nocturnal) berupa udang-udang kecil, kepiting, dan siput air.

Ikan betutu sebagai ikan air tawar dengan Habitat di air payau, sungai-sungai yang tidak jauh dari muara atau pantai, berarus tenang dan berlumpur, rawa serta danau dengan dasar berlumpur, betutu termasuk ikan labirin karena mampu hidup diperairan yang keruh dengan bantuan lembar-lembar labirin pada lapis insangnya.

Ikan dengan ciri berkepala besar ini memiliki panjang tubuh maksimum sekitar 65 cm, namun kebanyakan antara 20–40 cm atau kurang. Berwarna merah bata pudar, kecoklatan atau kehitaman, dengan pola-pola gelap simetris di tubuhnya. Tanpa bercak bulat (ocellus) di pangkal ekornya. Ciri-ciri lainnya adalah sirip dorsal (punggung) yang sebelah muka dengan enam jari-jari yang keras (duri)dan yang sebelah belakang dengan satu duri dan sembilan jari-jari yang lunak. Sirip anal dengan satu duri dan 7–8 jari-jari lunak. Sisik-sisik di tengah punggung, dari belakang kepala hingga pangkal sirip dorsal (predorsal scales) 60–65 buah. Sisik-sisik di sisi tubuh, di sepanjang gurat sisi (lateral row scales) 80–90 buah.

Untuk Bobot ikan betutu biasanya sekitar 4 kilo per ekor bahkan bisa sampai 8 kilo per ekor dan harganya bekisar 130 ribu sedangkan untuk bibit biasanya dijual dengan harga 35/40 ribu per kilonya. Satu kerambah biasanya menghasilkan 30 s/d 40 kg bahkan bisa sampai 300 kg.

Pusat budidaya betutu yang di miliki Kutai Kartanegara di kecamatan Kenohan biasanya di beli oleh pengepul dari kota bangun yang datang langsung ke pemilik keramba lalu pengepul menjual kembali ke pengusaha dari Balikpapan untuk di ekspor ke Singapura, India dan Thailand. Ikan betutu bila sudah masuk ke restoran maka harganya bisa mencapai Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg.

“Kami mengalami kesulitan untuk mendapat bibit apalagi bila air bangar, ikan-ikan tak dapat hidup dan bibit-bibit betutu akan susah di dapat. selain itu penyakit kulit berlendir yang dapat menyebabkan kematian dan kami belum dapat mencegah atau menanggulagi masalah ini “ ujar Isuk salah seorang petani keramba di Kecamatan Kenohan

Ia juga menambahkan ikan betutu biasanya di beri makan ikan segar yang dipotong-potong dan di luar negri ikan ini sudah bisa di budidayakan dan tidak lagi menggunakan ikan-ikan segar tetapi makannya diganti dengan pellet.

Dibawah asuhan (UPR) upaya pemberdayaan rakyat nelayan betutu berusaha membudidayakan ikan sehingga nantinya hasilnya dapat lebih ditingkatkan, ia juga berharap agar para peneliti dapat mengelola inofasi baru dalam pembibitan ikan betutu

Ikan ekonomis di perairan mahakam

Betutu merupakan salah satu ikan ekonomis yang ada di perairan mahakam, pada umumnya keramba terbuat dari kayu ulin atau kahoi berukuran 2X3X1,25 meter dan untuk mengapungkannya biasanya keramba menggunakan batang kayu atau drum. Umumnya keramba dapat di pakai untuk 2 sampai 4 tahun atau 3 sampai 4 kali pemeliharan.

Untuk benih umumnya ikan betutu berasal dari tangkapan nelayan di sekitar danau Semayang menggunakan tempirai, bubu, tahanan dan rengge. Ikan tersebut berwana hitam seperti ikan gabus dengan Rasanya manis dan daging empuk serta berserat lembut ini biasanya para nelayan menggunakan pakan hidup berupa ikan segar di potong-potong atau ikan kecil segar, cincangan keong mas dan cacing tanah. Pemberian pakan di lakukan satu kali satu hari menjelang sore atau keadaan mulai gelap tetapi bila menjeng panen pemberian pakan di sesuaikan kebutuhan ikan biasamya sekitar 8-9 Kg perkeramba perhari.

Untuk penyakit atau hama yang terdapat pada ikan betutu di pengaruhi oleh musim yang menyebabkan perubahan kualitas air. Ada beberapa cara sederhana mencegah lendir dan koreng pada ikan betutu dengan merendam larutan air garam selama 1-2 menit atau dengan menggunakan larutan PK (kalium permangat) sebanyak 3-4 tetes ke dalam 5 liter air selama 30-60 detik

Sahran Kepala Dinas Perikanan di dampingi Kasubag bagian Umum Muslik mengatakan untuk budidaya ikan betutu sejauh ini masih tergantung dari alam, belum ada penelitian lebih lanjut tentang pembenihan ikan. Terkait tentang ketergantungan bibit ikan betutu dengan alam dinas Perikanan membantu para nelayan membuat daerah larangan untuk menagkap ikan sehingga populasi ikan tersebut tidak terganggu.

Ikan Betutu yang menjadi ikan favorit untuk dijadikan ikan asap bagi masyarakat juga memiliki harga yang baik. Untuk itu dinas perikanan memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana untuk membantu para nelayan agar hasilnya budidaya ikan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar

“Kami sudah mencoba melakukan pembenihan dengan mendatangkan bibit-bibit dari luar tetapi itu semua gagal di lakukan karena bibit yang di datangkan terlalu kecil sehingga tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, mungkin bila bibit-bibit tersebut agak lebih besar dapat tahan terhadap lingkungan” ujarnya.

Untuk itu, dinas perikanan mensiasatinya dengan mengarahkan para nelayan ke sektor-sektor pembudidayaan dan pemasaran sehingga kulitas yang di hasilkan dapat meningkat di setiap tahunnya walaupun masalah bibit hanya tergantung dari alam. Untuk kerjasama dengan pihak universitas di bidang penelitian ikan Betutu terutama pembenihan belum dilakukan tetapi dinas perikanan telah bekerjasama dengan Universitas Mulawarman untuk program Konserfasi air dan pelatihan-pelatihan bagi para nelayan untuk meningkatkan kualitas menjadi agenda rutin dinas perikanan. Biasanya para nelayan mengikuti pelatihan dari balai-balai perikanan yang di selenggarakan oleh badan riset kelautan dan perikanan.

Ikan betutu mempunyai sifat genetis yang berbeda dengan ikan budidaya lainya yakni pertumbuhan badan yang lambat dengan kata lain tidak mudah bongsor dan masa pemeliharaan yang cukup lama sehingga kalo dilihat dari lamanya perkembangan kurang menguntungkan tetapi bila dilihat dari harga jualnya yang mencapai 130 ribu maka bubidaya betutu tetap memberikan keuntungan yang tinggi.

Dalam budidaya ikan betutu ini juga dapat meningkatkan UPR masyarakat, contohnya saja bukan hanya ikan betutnya yang tinggi harganya tetapi benih bibit ikannya pun memiliki harga yang tinggi di pasaran yang mencapai 35/40 ribu per kilonya.

Sumber : http://www.vivaborneo.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar