Jumat, 09 Agustus 2013

Melongok Ikan Botia di Sungai Batanghari

Musim hujan di Sungai Batanghari, Jambi, merupakan masa paling dinantikan oleh para pencari ikan hias botia setempat. Di saat itu ikan hias bernama latin Botia macracantha sepanjang 2,5 cm tersebut keluar dari tempat persembunyiannya. Indonesia termasuk beruntung lantaran bajubang–sebutan botia di Jambi–memiliki sebaran terbatas. Ia hanya dijumpai di sungai dan rawa di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Nah ikan hias ekspor tersebut yang terbaik berasal dari Jambi.

Sejatinya ikan botia sohor di kalangan penggemar ikan hias seantero dunia lantaran bersosok unik di antara 3 strain botia yang beredar di pasaran seperti B. helodes, B. sidthimunki, dan B. modesta. Anggota keluarga belontiidae itu menawan coraknya. Bentuk tubuh indah, punggung agak membungkuk sehingga sepintas mirip pesawat tempur dari Rusia, Sukhoi. Warna tubuh sawo matang atau kuning dengan 3 jalur hitam mengerucut ke bawah tubuh. Satu garis hitam memotong persis di kepala, lalu di tengah agak melebar, dan berujung di sirip punggung hingga mendekati ekor.

Sirip ekor terbelah menjadi 2 bagian dengan ujung merincing. Warna oranye dengan ujung kemerahan. Dua kumis kecil menghias mulutnya yang runcing. Tepat di bwah mata muncul duri kecil yang digunakan sebagai senjata. Tah heran bila ia dijuluki si mata duri alias thorn eyes. Perilakunya pun unik. Kelompok ikan nocturnal itu selalu merayap di dasar air. Beberapa peternak di luar negeri menjulukinya si perayap lumpur. Keunikan lain, clown loach itu adalah ikan pemalu dan mudah terperanjat dan ketakutan terutama melihat ada gerakan di sekitarnya.

Sampai saat ini ikan botia masih mengandalkan alam. Puncak pencarian biasa berlangsung saat air Sungai Batanghari naik sekitar Maret—Mei. Di saat-saat seperti itu sungai di negeri Angsa Duo bisa menyuplai hingga 2,5-juta ekor botia. Namun di luar bulan-bulan tersebut terutama Agustus—Desember, ikan botia sulit diperoleh.

Di saat musim hujan saat ikan botia melimpah, botia sepanjang 1,5 cm dijual Rp300 per ekor. Sedangkan ekportir melepas US$1 per ekor. Di luar musim, jika beruntung mendapat ukuran serupa, harga jualnya mencapai Rp500 per ekor, eksportir melepas US$3 per ekor.

Nah, botia sebetulnya bisa dipijahkan di luar habitat aslinya agar populasinya di alam tetap terjaga. Cara pemijahannya pun tergolong mudah. Induk ukuran 100—200 g diadaptasikan terlebih dulu. Setelah itu ia disuntik dengan hormon supaya bisa memijah.

Sumber :
http://www.bebeja.com/melongok-ikan-botia-di-sungai-batanghari

Kamis, 08 Agustus 2013

Mengenal Ikan Botia

Ikan botia yang merupakan salah satu ikan kebanggaan Indonesia yang diekspor ke luar negeri, dapat ditemui di perairan batang hari jambi dan sungai barito di kalimantam yang karakteristik perairannya sesuai dengan habitat ikan botia yang menyukai perairan tenang, gelap dan suka bersembunyi tapi ia tidak menyukai adanya lumpur.

Asal Ikan Botia
Ikan botia yang berasal dari beberapa DAS di Sumatera dan Kalimantan. Penyebaran benih ikan botia di daerah banjiran sepanjang sungai Batang Hari mulai dari terusan sampai ke londerang pada musim penghujan. Penyebaran induk ikan botia mulai dari Muara Tembesi sampai Dusun Teluk Kayu Putih Kabupaten Tebo. Habitat ikan ini banyak dijumpai di perairan yang tenang. Ikan botia hidup di dasar perairan.dan ikan ini yang aktif mencari makan pada malam hari.

Tahukah anda bahwa memelihara ikan botia sungguh sangat mengasyikan. Bagi para hobbis ikan ini indah SEKALI untuk dipandang. Bentuk tubuhnya yang agak pipih dan agak bulat memanjang ditambah pula bentuk perut yang hampir lurus dengan lengkung sirip punggung lebih depan posisinya dibandingkan sirip perutnya dan bersifat anal berpasangan, menambah bentuk eksotika ikan botia sebagai ikan hias. Apalagi adanya empat pasang sungut yang dimilikinya. Sementara Memandang corak warna tubuhnya yang yang memiliki dasar merah jingga kekuning-kuningan dengan balutan tiga garis lebar atau pita hitam yang melingkar di tubuhnya sungguh sangat menyejukkan hati yang memandang. Perlu juga diketahui bahwa ikan ini termasuk ikan yang tidak memiliki sisik. Tetapi hati-hati bila memegang ikan ini karena ia memiliki senjata untuk melindungi diri dari serangan berupa patil di bawah matanya yang tersembunyi dan akan keluar bila ia merasa dalam bahaya karena itulah ia sering pula disebut si mata berduri. Tidak salah bila botia bisa menjadi obat penghilang stress bagi pemeliharanya.

Di alam bebas ikan ini dapat mencapai ukuran 30 – 40 cm sedangkan di akuarium dapat mencapai panjang maksimal hanya 11 – 14 cm saja, berhubugn diaquarium volume tempatnya yang terbatas. ikan botia betina dapat mencapai berat 80 gram setelah dewasa. Sementara jantannya dapat mencapai 40 gram. Umur ikan botia termasuk panjang. Usianya dapat mencapai umur 20 tahun.

Sumber :
http://ikanpeliharaan-ku.blogspot.com/

Rabu, 07 Agustus 2013

Cara Budidaya Bunga Mawar

Bunga mawar merupakan bunga yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Bunga ini merupakan lambang kehidupan religi dan cinta dalam kehidupan manusia, sehingga sangat banyak digunakan dalam hiasan pernikahan dan dalam acara romantis bersama pasangan.

Bunga mawar memiliki banyak varietas dan aneka warna yang menarik. Seiring meningkatnya akan permintaan bunga ini maka banyak budidaya bunga mawar dilakukan. Budidaya bunga mawar dapat dilakukan oleh siapa saja yang penting rajin dan menyayangi tumbuhan bunga ini. Budidaya dapat dilakukan untuk sekedar hobi ataupun untuk agrobisnis. Berikut tahapan dalam budidaya bunga mawar:

Mempersiapkan bibit.
Bibit bunga mawar bisa didapat dengan berbagai cara diantaranya dengan stek batang, okulasi, mencangkok, dan menanam biji. Untuk pemula yang baru belajar dan ingin memperoleh hasil yang cepat tanpa menunggu lama dapat juga membeli dari penjual bibit bunga mawar dalam polybag yang sudah berumur setengah tahunan. Pemilihan bibit ini sangat menentukan mawar yang akan dihasilkan kelak.

Mempersiapkan lahan dan media tanam.
Persiapan dilakukan dengan membuat lubang-lubang pada lahan yang telah disediakan, lubang yang dibuat memiliki diameter sekitar 15 cm dan memiliki kedalaman sekitar 35 cm. Kemudian tanam bibit yang telah dipersiapkan pada lahan. Selesai penanaman bibit, bibit yang yang baru ditanam tadi diberi air sampai cukup basah.

Merawat bunga mawar.
Perawatan pada bunga ini diantaranya:
* Penyiangan dari rumput liar dan gulma yang tumbuh di sekitar bunga mawar.
* Pemupukan, untuk pemupukan dilakukan secara rutin 3-4 bulan sekali dengan dosis sesuai kondisi tanaman. Pemupukan bisa dengan memberikan pupuk NPK sebanyak 5 gram pupuk/tanaman.
* Penyiraman, penyiraman ini sangat penting terutama pada saat fase pertumbuhan. Penyiraman dilakukan sehari minimal 1 kali dan dilakukan paling baik di waktu pagi dan sore hari saat suhu udara tidak terlalu panas sehingga penguapan air dari tanah kecil.
* Pemangkasan, ini dilakukan agar memperoleh batang yang kokoh, tanaman menghasilkan tunas-tunas muda baru sehingga produktivitasnya meningkat, peremajaan tanaman, dan menjaga tanaman selalu dalam kondisi sehat.

Sumber :
http://duniatanaman.com/cara-budidaya-bunga-mawar.html

Selasa, 06 Agustus 2013

Adenium Sang Mawar Gurun

Adenium merupakan tanaman hias yang sangat terkenal dan disukai banyak orang. Semua bagian dari tanaman ini indah apalagi bunganya. Bunga adenium sangat indah ada yang berwarna merah, pink, putih, dan kuning. Ada juga yang polos maupun yang bercak-bercak, dengan cara penyilangan kini didapatkan corak bunga adenium yang bermacam-macam. Habitat asli adenium adalah di daerah yang kering dan panas yaitu Afrika Selatan, pantai timur Afrika hingga Somalia, gurun Kalahari, serta Jazirah Arab.

Di Indonesia adenium dikenal dengan kamboja jepang, karena ada kemiripan dengan pohon kamboja. Adenium masih satu keluarga dengan kamboja tetapi ada beberapa perbedaan yang mencolok yaitu kromosom adenium ada 22 buah sedangkan pohon kamboja hanya ada 18 buah sehingga kedua tanaman ini tidak dapat disilangkan. Kamboja dapat tumbuh tinggi dan besar sedangkan kamboja jepang bertubuh relatif kecil sehingga cocok dijadikan tanaman hias. Akar adenium dapat membesar seperti umbi dan berkelok-kelok sedangkan akar kamboja tidak seperti itu.

Adenium juga diberi nama dengan mawar gurun karena adenium dapat tumbuh dan berkembang di daerah gurun yang gersang dan tandus. Adenium atau mawar gurun ini sangat menyukai cuaca yang panas dengan sinar matahari penuh, dan ini cocok dengan iklim di Indonesia. Mawar gurun tidak membutuhkan banyak air, jika ada kelebihan air maka akan disimpan di dalam akarnya dan akan digunakan ketika musim kemarau tiba.

Pada musim hujan kamboja jepang akan menggugurkan daun dan bunganya serta memperbesar bonggolnya sebagai tempat menyimpan air. Sedangkan pada musim panas tanaman ini akan tumbuh dengan subur. Daun-daun mulai bermunculan, sementara itu bunga adenium keluar pada akhir musim hujan dan awal musim panas. Kesegaran bunga adenium ini dapat bertahan hingga 6 hari, walaupun tidak disiram dalam waktu cukup lama tanaman ini dapat bertahan hidup. Kini banyak adenium dengan bunga dan daun yang bermacam-macam, para hobbis berusaha untuk selalu menemukan varietas baru. Bahkan akarnya pun mempunyai nilai tersendiri. Semakin besar bonggol maka akan semakin mahal harganya.

Sumber :
http://duniatanaman.com/adenium-sang-mawar-gurun.html

Senin, 05 Agustus 2013

Pemijahan Ikan Belida

Ikan belida atau Clown knifefish adalah ikan yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Ikan yang merupakan keluarga Notopteridae dan bermarga Chitala/Notopterus ini di tanah air hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa di Sumatera, Kalimantan,dan Jawa terutama Jawa Barat. Di Kalimantan belida dikenal sebagai ikan pipih, di Sumatera dinamakan ikan belido, dan yang berasal dari Thailand disebutikan belida bangkok. Beratnya mencapai 5 kg/ekor dan dikenal sulit memijah.

Ikan belida asal Indonesia dan Thailand cirinya adalah adanya bintik (spot) berwarna hitam berbentuk bulat di badannya dari depan hingga kepangkal ekor. Untuk belida bangkok, ada dua jenis yang beredar di pasaran yaitu yang berwarna abu-abu keperakan dan albino. Keduanya memiliki belang hitam dengan garis tepian putih. Makin banyak belangnya, makin banyak dicari orang. Sebagai ikan hias belida bangkok pernah sangat popular di era 1995–1997.

Kondisi itu kian diperparah dengan adanya perubahan lingkungan alam serta eksploitasi yang berlebihan. Di Sumatera Selatan sampai awal 1980-an, belida masih mudah ditemukan di anak Sungai Musi seperti Sungai Arisan Belida dan Sungai Meriak. Lalu sampai 1998, di Sungai Citarum, Jawa Barat, jumlahnya masih ditangkap hingga 6 ton, tapi setahun kemudian tak seekor pun bisa ditemukan.

Induk dipelihara dalam akuarium berukuran 1,5 x1 x1,2 m dengan ketinggian air 1 m. Dalam pematangan gonad induk diberi pakan berupa udang segar atau anak ikan mas sekitar 5% dari berat badan per hari. Pakan tersebut diberikan dua kali dalam 1 hari yaitu pagi dan sore. Jumlah pakan sebaiknya lebih banyak diberikan pada sore hari, sebab belida sangat respon terhadap pakan yang diberikan menjelang malam hari.

Induk yang bisa dipijahkan jika umurnya sudah berkisar 2–3 tahun atau panjangnya antara 40–50cm. Membedakan induk jantan dan betina yaitu pada induk betina bagian belakang kepala (punuknya) lebih tebal dan ukuran badannya relatif lebih besar dibanding jantan. Alat kelamin berbentuk bulat, sirip perut relatif pendek dan tidak menutupi urogenital. Ketika matang gonad bagian perut membesar dan kelamin memerah.

Sedangkan induk jantan mempunyai ciri sebagai berikut yaitu bagian belakang kepala (punuk) tipis, alat kelamin tipis dan berbentuk tabung, sirip perut relatif lebih panjang dan menutupi urogenital, serta ukuran badan relatif lebih kecil. Pada saat siap pijah, alat kelamin memerah dan bila diurut keluar cairan putih keruh. Belida Sumatera atau Kalimantan siap mijah berukuran berat antara 1,5-5 kg dengan panjang 55cm. Sementara induk belida bangkok sudah bisa dipijahkan berukuran berat ± 0,8 kg dan panjangnya ± 50cm.

Dalam pemijahan ikan belida memerlukan substrat sebagai tempat menempelkan telur. Subtrat yang digunakan berupa batang kayu yang berukuran diameter 15–20cm dan ketinggian ± 20 cm. Di Balai Benih Mandiangin Kalimantan Selatan, proses pemijahan menggunakan subtrat dari papan kayu ulin ukurannya lebar 50 cm dan tinggi 40 cm yang dimasukkan ke kolam induk. Proses ini dimulai dengan pasangan induk matang gonad mulai berdempetan satu sama lain.

SUMBER:
http://jsc.jogjaprov.go.id/informasi/serba-serbi-perbenihan/1063-pemijaha-ikan-belida

Tips Memelihara Ikan Komet

Pemeliharaan ikan hias adalah salah satu usaha agribisnis yang sangat luas dan sangat prospektif di Indonesia. Dengan demikian, dilihat dari semakin banyaknya orang yang menfokuskan usaha pemeliharaan ikan hias ini maka budidaya ikan hias semakin menjanjikan. Salah satu ikan hias yang potensial untuk dibudi-dayakan yakni ikan komet.

Pemilik nama latin Carassius Auratus ini merupakan ikan hia yang memang gampang dalam pemeliharaanya dan dapat dipelihara di akuarium maupun kolam tanah. Karena kemudahannya tersebut, pemeliharaan ikan hias air tawar jenis ikan komet, akhirnya mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang memelihara ikan komet ini.

Ciri ikan komet adalah bahwa ikan komet mempunyai buntut panjang dengan warna cerah, ikan komet mampu menuai popularitas dalam waktu singkat. Dulu peminatn salah satu jenis ikan hias yang namanya dicomot dari nama benda angkasa (Komet Helley) ini sangat banyak, hingga mengalami booming. Lalu, perlahan tapi pasti, pasarnya menghilang. Tapi, kini, entah kapan tepatnya, orang-orang mulai melirik lagi ikan yang dikembangbiakkan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 ini.

Di Bandar Lampung, kita dapat menemui pehobi sekaligus pempemeliharaan yang menfokuskan bisnis ikan hias ini, yaitu Abdul Malik (45). Disampaikan olehnya, nilai ekonomis ikan hias lebih tinggi daripada ikan lainnya seperti jenis konsumsi.

Salah satu faktor penting dalam mempemeliharaankan ikan hias ini terletak pada cara pembenihannya. Dengan pembenihan yang berkualitas dan kontinyu akan memberikan hasil yang maksimal dalam pemeliharaan ikan hias ini.

Namun di balik segala kelebihannya, ikan komet termasuk ikan yang sulit ditangani saat pemijahan. Ikan ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias air tawar, yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat (landasan).

Sebagai ikan hias tentu saja ikan komet mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan ikan yang dikonsumsi. Misalnya, dilihat dari ekornya, ikan komet mempunyai ekor yang lebih panjang dan indah daripada ikan pada umumnya.

Ikan komet juga mempunyai warna yang bagus yaitu perpaduan antara merah keoranyean dengan putih. "Ikan komet dikenal mempunyai ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan ikan maskoki, karena ia merupakan strain atau keturunan ikan maskoki," jelas pria 45 tahun tersebut.

Perbedaan utama dengan ikan maskoki terletak di ukurannya yg lebih besar dari ikan mas dan adanya tonjolan daging (sungut) kecil di atas lubang hidungnya. Lebih dari itu semua, harga ikan komet relatif murah dibandingkan ikan maskoki, sehingga diminati konsumen ikan hias.

Ikan komet berukuran tak lebih dari sebuah jari orang dewasa. Ukuran paling besar adalah sebesar empat jari orang dewasa. Dalam pemasarannya, yang berukuran dua jari yang lebih diminati para penjual ikan hias. Karena kemungkinan besar hal ini berkaitan dengan ukuran akuarium penghobi.

Karena itu pulalah, ikan komet berukuran dua jari bernilai jual lebih tinggi daripada yang berukuran sejari, walau para penjual ikan hias juga menerima ikan komet seukuran jari orang dewasa. Sekadar informasi, ikan komet sebesar dua jari dijual dengan harga Rp 2.500 per ekor, sedangkan yang seukuran jari hanya Rp 1.000 per ekor. Harga-harga ini merupakan harga dari petani ikan komet.

Sumber :
http://ikanpeliharaan-ku.blogspot.com/2013/05/tips-memeliharaan-ikan-komet.html

Kamis, 01 Agustus 2013

Supaya Generasi Baru Pachypodium Lahir Sempurna

Musnah sudah harapan Frans Kusdianto Wiratmahusada menuai laba cepat dari pachypodium. Puluhan ribu biji Pachypodium lamerei dan geayi malas tumbuh. Sejak semai butuh waktu 6-7 bulan sampai siap jual. Setelah 5 kali gonta-ganti media, tanaman siap jual lebih cepat: cukup 3-4 bulan.

Dua tahun penuh Frans menggonta-ganti media semai sampai menemukan ramuan paling pas: sekam bakar dan pasir malang berkomposisi 3 : 1 plus 5% dolomit. Menurut Frans komposisi itu mendekati habitat asli pachypodium. Di alam sukulen itu hidup di daerah gersang berbatu, berpasir, dan cenderung berkapur.

Frans yakin, sekam mampu menyerap asam berlebih, tak mudah lapuk, dan kadar organik rendah. Sementara porositas pasir malang cukup tinggi sehingga mencegah air tergenang. Pasir malang juga mengandung mineral yang berfaedah menguatkan dinding sel sehingga resisten serangan hama dan penyakit. Ketiga bahan itu diaduk rata dan ditaruh di atas tray plastik berlubang di bawahnya. Biji dipendam sedalam 0,5 cm. Setelah 2-3 bulan baru mulai disiram. Hasilnya 70% biji bersemai prima.

Komposisi media itu juga digunakan oleh para pekebun lain seperti Aris Budiman di Yogyakarta, Soeroso Soemopawiro di Jakarta, dan Temi Hernadi di Bandung. Lanny Lingga, pekebun di Bogor, Jawa Barat, memanfaatkan arang sekam, peatmoss, dan perlit. Lapisan arang sekam di permukaan atas; bawah, campuran peatmoss dan perlit yang berkelembapan tinggi. Dengan kelembapan tinggi, ia hanya menyiram sekali sepekan. Alumnus University of New South Wales itu membuat 2 lapisan agar tingkat kelembapan terkontrol. Campuran peatmoss dan perlit cenderung berkelembapan tinggi.

Lanny menyemai biji pachypodium dalam kompot styrofoam ukuran 40 cm x 50 cm. Populasinya 200 biji. Sebelum penyemaian Lanny merendam biji dalam air hangat suam kuku sekitar 40oC ditambah 10 cc zat perangsang tumbuh, selama 1 jam. Setiap 20 menit ia mengganti air agar tetap hangat. Kemudian biji direndam lagi dalam air bersih selama 1 jam. Dalam air bersih, perempuan 38 tahun itu menambahkan setetes giberelin per 200 ml. Setelah itu biji disebar dalam kompot. Dengan cara itu, tingkat perkecambahan biji mencapai 80%.

Lebih cepat

Persentase perkecambahan juga dipengaruhi faktor genetis. Jenis tertentu seperti brevicaule, misalnya, sohor sebagai biji yang sulit berkecambah. Persentasenya cuma 5%. Jenis densiflorum, horumbense, dan mikea mencapai 40%; soundersii dan geayi, 60%. Secara genetis persentase perkecambahan tertinggi terdapat pada jenis lamerei, sekitar 70-90%.

Hal lain yang mempengaruhi adalah lama penyimpanan biji. Semakin lama disimpan makin lama pertumbuhan. Sebab biji perlu penyesuaian untuk menghilangkan masa dorman. Pekebun lazim menggunakan giberelin untuk mempercepat hilangnya masa dorman. 'Paling lama benih disimpan 2 bulan untuk mendapatkan hasil maksimal,' kata Frans.

Pengemasan yang kurang baik juga mempengaruhi tingkat keberhasilan pertumbuhan. Plastik pembungkus sebaiknya divacum dan diberi pengering. Selama masa pengiriman seharusnya ada dalam refrigerator.

Menurut Lani, di daerah bersuhu tinggi seperti Semarang pertumbuhan pachypodium relatif cepat. Namun, pertumbuhan duri lambat dan bonggolnya tidak sebesar di daerah bersuhu dingin. Biasanya 6 hari pascasemai lahir daun. Namun, daun sejati baru muncul 4 hari kemudian. Dua bulan berikutnya pachypodium dapat dipindah dalam polibag dengan mengikutsertakan media semai ditambah sekam bakar.

Tanaman berduri itu bisa juga diperbanyak dengan setek. Sayangnya setek cenderung membuat bonggol tidak keluar, risiko kegagalan lebih besar, sulit keluar akar, bentuk tajuk kurang bagus, dan hasil perbanyakannya lebih sedikit. Jenis kristata biasa dilakukan grafting (sambung pucuk) karena merupakan jenis yang langka dan lambat pertumbuhannya. Penyambungan dilakukan dengan batang bawah jenis lamerei karena lebih mudah tumbuh. Tingkat kegagalan grafting relatif rendah. (Dyah Pertiwi Kusumawardani).

Dari : Trubus-online.co.id
http://www.petanibunga.com/search/label/Artikel%20Pachypodium