Jalak kerbau sudah lama popular, bahkan sudah dipelihara sejumlah penggemar burung di Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Beberapa penggemar menyukai burung ini karena keunikannya, yaitu berkicau sambil menganggukkan kepala, dan mengembangkan bulu-bulu di kepalanya. Selain itu, jalak kerbau juga dikenal bisa berceloteh satu-dua kata yang diajarkan.
Habitat dan kebiasaan
Burung ini hidup secara bekelompok. Mereka sering terlihat di ladang pertanian bersama sekumpulan kerbau. Inilah kumpul kebo yang sebenarnya, karena jalak yang satu ini sering terlihat di atas kepala atau punggung kerbau, untuk mencari makanan berupa kutu kerbau atau serangga lain seperti lalat yang hinggap di tubuh ternak tersebut.
Dengan kata lain, kedua binatang itu membentuk hubungan yang saling menguntungkan (simbiosis mutualistis). Kerbau tak pernah merasa terganggu, bahkan tubuhnya dibersihkan burung dari kutu dan serangga lainnya. Sedangkan jalak kerbau mendapat extra fooding gratis, sekaligus perlindungan tak langsung dari ancaman predator seperti alap-alap kawah (Falco peregrinus) yang merupakan musuh besarnya. Jika jalak sudah berada di atas tubuh kerbau, alap-alap tak berani mendekatinya.
Burung yang terkenal sangat lincah ini sering dijumpai di pematang sawah, area perkebunan, hutan primer dan sekunder, serta padang rumput. Pada musim berkembang biak, mereka membuat sarang dalam lubang pepohonan, atau terkadang bersarang di atap-atap rumah yang dekat dengan area persawahan.
Kakinya yang panjang membuat burung ini bisa berjalan seperti ayam, dan menggunakan kakinya untuk mencari makanan di permukaan tanah. Biasanya, mereka mengais tanah untuk mencari cacing, jangkrik, atau larva lebah yang terkubur di dalam tanah. Kebiasaan dan perilaku ini, juga cara berjalannya, mengingatkan kita pada burung branjangan di alam liar.
Wilayah persebaran jalak kerbau mencakup sebagian besar kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Jawa, Bali, dan Sumatera). Perkembangbiakannya sangat cepat, sehingga di beberapa negara malah dijuluki sebagai burung hama. Lain halnya dengan Indonesia, khususnya di Jawa, burung ini justru diburu untuk diperdagangkan. Bahkan ada juga yang mengolahnya sebagai bahan obat, atau malah dijadikan santapan.
Namun karena perkembangbiakannya yang pesat, hal tersebut belum terlalu mengganggu populasi di alam liar. Tentu akan lebih aman jika mulai dilakukan upaya penangkaran, agar nasibnya tak seperti jalak putih dan jalak bali.
Perawatan dan perkembangbiakan
Perawatan jalak kerbau cukup simpel. Untuk menjadikannya cepat berbunyi, makanan yang diberikan pun cukup buah-buahan saja, atau bisa dibarengi dengan pemberian serangga jika ingin menjadikannya makin rajin berbunyi.
Adapun perawatan harian yang bisa diberikan sebagai berikut : * Pagi hari, burung dikeluarkan untuk mendapatkan cahaya matahari pagi.
* Setelah beberapa menit, burung bisa dimandikan. Pada saat itu, pakan dan air minum bisa diganti dengan yang baru. Jangan lupa memberikan buah pisang atau pepaya.
* Setelah dimandikan hingga basah-kuyup, burung diangin-anginkan selama beberapa menit. Setelah itu dijemur hingga pukul 09.30.
* Sewaktu diangin-anginkan, burung bisa diberikan 5 ekor jangkrik dan 1-2 ekor ulat hongkong.
* Pukul 10.000 hingga 15.00, burung disimpan di tempat yang teduh.
* Sore hari, burung bisa dimandikan lagi. Saat itulah air minumnya kembali diganti dengan yang baru, karena burung ini terkenal suka mengotori air minumnya.
* Jangkrik kembali diberikan sebanyak 5 ekor.
Jalak kerbau mata putih dan mata kuning
Jalak kerbau bisa dibedakan dalam dua jenis, yaitu jalak kerbau yang memiliki iris mata putih dan jalak kerbau dengan iris mata kuning. Menurut mitos yang diyakini sebagian kicaumania, jalak kerbau yang memiliki iris mata putih jarang berkicau, tetapi lebih mudah diajari bicara bahasa manusia meski hanya sepatah dua patah kata dan tidak sefasih burung beo. Adapun jalak kerbau dengan iris mata kuning memiliki kicauan yang lebih bagus, dan mampu meniru suara burung kicauan lainnya.
Terlepas dari hal-hal tersebut, faktanya kemampuan burung sangat tergantung dari kepintaran dan karakter dari burung itu sendiri, serta keteltenan pemilik dalam merawat dan melatihnya.
Proses penjinakan jalak kerbau bisa dipercepat dengan cara memandikan burung sambil dipegang (jika belum terbiasa, sebaiknya jangan dilakukan, karena burung bisa terlepas). Teknik ini juga sering digunakan orangtua zaman dulu saat memandikan burung perkutut.
Membedakan jantan dan betina
Membedakan jenis kelamin jalak kerbau memang tidak mudah, karena burung jantan dan betina memiliki kemiripan visual. Tetapi ada beberapa tengara awal yang bisa dijadikan panduan dalam sexing, antara lain : * Burung jantan memiliki kepala lebih besar, dengan bulu-bulu seperti disisir rapi di bagian keningnya.
* Burung jantan memiliki jambul di sekitar lubang hidung atau pangkal paruh atas.
* Burung jantan memiliki warna hitam di tubuhnya yang sangat pekat, dengan slip putih di bagian sayap yang terlihat lebih bersih dan tampak cerah.
* Ukuran tubuh dan jari-jari kaki pada burung jantan lebih panjang daripada burung betina.
* Burung jantan akan berbunyi sambil mengembangkan bulu kepala dan mengangguk-anggukan kepalanya.
* Suara burung jantan lebih bervariasi.
Menangkarkan jalak kerbau
Menangkar burung jalak kerbau tidak sesulit menangkar burung dari keluarga jalak lainnya. Sifat mereka yang berkelompok membuat burung ini bisa ditangkarkan dalam kandang koloni, termasuk kandang aviary. Sarang bisa menggunakan glodog atau potongan batang pohon yang dilubangi, seperti halnya menangkarkan jalak suren atau burung jalak lainnya.
Sistem penangkaran dalam kandang koloni memang bisa menghemat waktu. Sebab burung jantan bebas mencari pasangan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Sebagai penutup, berikut ini suara kicauan jalak kerbau yang bisa Anda dengar dan download. Audio ini bisa digunakan untuk memaster jalak kerbau yang ada di rumah.
Sumber :
http://omkicau.com/2013/04/12/perawatan-jalak-kerbau-agar-rajin-bunyi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar