PENDAHULUAN
Dewasa ini prospek agribisnis tanaman hias dan bunga potong semakin cerah, baik di pasar dalam negeri maupun untuk sasaran ekspor. Salah satu jenis tanaman hias penghasil bunga potong yang potensial dikembangkan adalah “Bunga sedap Malam” diduga karena bunga ini menebarkan aroma wanginya pada waktu malam hari.
Tanaman sedap malam termasuk salah satu jenis flora introduksi dari Meksiko (Amerika) yang telah menyebar luas dan beradaptasi dengan baik di daerah beriklim panas (tropis). Di Indonesia tanaman ini cocok dikembangkan di daerah dataran menengah sampai tinggi (pegunungan).
Meskipun sedap malam belum berkembang pesat dibandingkan dengan komoditi tanaman hias lainnya, namun kenyataan di lapangan, sedap malam banyak ditanam para petani di berbagai daerah sentra produksi bunga potong seperti di Brastagi (Sumut), Sukabumi, Cianjur, Tasikamalaya (Jabar), Bandungan (Jateng) Malang, dan Pasuruan (Jatim).
Peluang pasar bunga potong sedap malam di dalam negeri pada umumnya ramai menjelang hari-hari besar, seperti Natal, Idul Fitri, Tahun Baru, Imlek dan Upacara 17 Agustus-an. Sementara sasaran pasarnya adalah Jakarta, Bandung, Medan, Bogor, Solo, Semarang, Yogyakarta, Malang, Denpasar dan Ujung Pandang. Sedangkan peluang pasar luar negeri saat ini yang punya andil adalah Timur Tengah, Jepang dan beberapa Masyarakat Ekonomi Eropa.
SYARAT TUMBUH
Tanaman Sedap Malam membutuhkan kondisi iklim yang cukup lembab (13 – 27 oC), curah hujan 1.900 – 2.500 mm/th dan penyinaran matahari penuh.
Daerah paling ideal untuk pengembangan sedap malam adalah pada ketinggian 600 – 1.500 m dpl., dengan jenis tanah Andosol. Hal yang terpenting dalam pemilihan jenis tanah adalah: subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainase tanah baik serta derajat kemasaman tanahnya (pH) antara 5,0 – 5,7.
PENANAMAN
1. Pengolahan Tanah.
Lahan, dapat dipilih lahan sawah bekas tanaman atau pada lahan kering/ tegalan yang cukup pengairannya, caranya :
- Olah tanah dengan cangkul/bajak/traktor, buang rumput-rumput liar/gulma, gemburkan, biarkan (dikering anginkan) antara 15 – 30 hari.
- Olah lagi tanah (kedua kalinya) sambil membuat bedengan-bedengan lebar 100 cm, tinggi 20 – 30 cm (panjang tergantung kondisi lahan), jarak parit antar bedengan 30 – 40 cm, buat saluran pemasukan dan pembuangan air.
- Tambahkan pupuk kandang yang telah matang (jadi) dengan dosis 10 – 20 ton/ha, aduk hingga tercampur rata dengan tanah, rapihkan bedengan hingga bibit siap tanam.
2. Penanaman
Penanaman sedap malam dapat dilakukan sepanjang musim, asalkan air tanahnya memadai. Namun waktu yang tepat sebaiknya disesuaikan, agar waktu panen jatuh pada hari-hari besar tersebut di atas.
- Membuat lubang tanam dengan jarak 20 X 20 cm
- Tanamkan 1 umbi ke dalam 1 lubang tanam posisi umbi diatur tegak dengan arah tunas menghadap ke atas.
- Berikan pupuk dasar berupa Urea sebanyak 6 kw/ha dengan cara dimasukkan ke dalam lubang di sisi kiri dan kanan atau dibuat larikan diantara barisan lubang tanam.
- Tutup lubang tanam yang telah diisi umbi dengan tanah setebal ± 7,5 cm, agar pupuk cepat larut dengan air tanah.
- Siram bedengan dengan air untuk menjaga kelembaban.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan dapat berupa :
Pengairan/penyiraman : terutama pada fase awal tumbuhnya bibit (1 – 2 kali sehari) atau tergantung keadaan tanah dan iklim dan sebaiknya pada waktu pagi dan sore, saat suhu tanah tidak terlalu tinggi;
Penyulaman : bagi bibit yang tidak tumbuh atau busuk, paling tidak 5 – 15 hari setelah tanam, agar pertumbuhan bibit sulaman dapat seragam dengan bibit yang sudah tumbuh terlebih dahulu;
Penyiangan : untuk membuang rumput-rumput liar, paling tidak 3 bulan setelah tanam atau tergantung keadaan pertumbuhan rumput; sebaiknya pada saat penyiangan juga dilakukan penggemburan tanah;
Pemupukan susulan : (6 bulan setelah tanam) dengan campuran 150 kg N + 100 kg P2O5 + 100 kg K2O , untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman sedap malam menjelang berbunga. Cara pemberian pupuk dapat dilakukan total sekaligus atau bertahap setiap bulannya. Untuk lahan kebun sedap malam seluas 1,0 Ha selama masa pertanaman satu tahun dibutuhkan pupuk 300 kg N, 200 kg P2O5 dan 150 kg K2O untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman sedap malam menjelang berbunga. Cara pemberian pupuk dapat dilakukan total sekaligus atau bertahap setiap bulannya.
Untuk lahan kebun sedap malam seluas 1,0 Ha selama masa pertanaman satu tahun dibutuhkan pupuk 300 kg N, 200 kg P2O5 dan 150kg K2O
PERBANYAKAN UMBI SEDAP MALAM
Tanaman sedap malam diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan menggunakan umbinya dengan cara sebagai berikut :
1. Tentukan rumpun induk yang telah berumur tua (>2 tahun), berumbi banyak, sehat dan produktif berbunga.
2. Bongkar rumpun induk tersebut dengan menggunakan alat bantu cangkul atau koret atau garpu atau alat lainnya.
3. Buang seluruh daun-daunnya, bersihkan rumpun induk dari akar-akarnya maupun tanah yang masih menempel.
4. Pisahkan umbi dari rumpun induk berdasarkan ukuran atau berat umbi yang seragam (hampir sama)
5. Kumpulkan/simpan rumpun di tempat yang teduh dan strategis dalam wadah atau tampah secara merata.
6. Keringkan umbi dengan cara disimpan di tempat yang kering, atau diangin-anginkan di atas tungku dapur selama 1 – 3 bulan sampai umbi-umbi tampak bertunas dan siap
untuk ditanam.
Tujuan pengeringan umbi di atas tungku dapur sampai bertunas adalah untuk mendapatkan pertumbuhan umbi bibit yang seragam/merata. Kebutuhan umbi bibit per satuan luas lahan sangat tergantung pada sistem tanam dan jarak tanam.
Pada sistem tanam 1 jenis tanaman dengan jarak tanaman 20 x 20 cm, kebutuhan umbi per hektar adalah 200.000 butir umbi bibit.
HAMA DAN PENYAKIT
1. Thrips (Thaeniothrips sp.)
Thrips mulai menyerang sejak awal penanaman hingga sedap malam berbunga. Hama tersebut ditemukan pada celah-celah antar daun dan juga pada daun yang masih menguncup.
2. Kutu dompolan (Dysmicoccus brevipes)
Kutu dompolan merusak tanaman dengan mengisap cairan tanaman. Pada musim kemarau serangan hama ini perlu diwaspadai. Bila permukaan tanah dibiarkan sampai retak, maka hama kutu dompolan akan menyerang bagian umbi dan dapat menyebabkan kegagalan panen. Untuk mengendalikan hama tersebut dapat digunakan insektisida berbahan aktif diafentiuron sesuai dengan dosis anjuran dan ditambahkan mineral oil dengan dosis 1 cc/l.
Penyakit bercak daun
Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Xanthomonas sp. Penyakit tersebut umumnya menyerang pada musim hujan. Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak kecoklatan pada permukaan daun dan akhirnya busuk dan mengering. Pencegahan dapat dilakukan dengan perompesan daun atau menggunakan bakterisida berbahan aktif streptomisin sulfat yang disemprotkan sesuai dengan anjuran.
Pencegahan dapat dilakukan perompesan daun, atau dapat menggunakan insektisida yang berbahan aktif dimetoat atau diafentiuron sesuai dengan dosis anjuran.
Sumber : http://anekaplanta.wordpress.com/
Video : http://www.youtube.com/watch?v=5koJ9ayDQ7E
Tidak ada komentar:
Posting Komentar