Ikan hias terkenal sebagai komoditas budidaya yang potensial untuk bisnis ekspor. Fenomena pasar bebas semakin menggairahkan pasar ikan hias internasional. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh Indonesia. Berikut adalah peluang-peluang tersebut.
1. Sifat Bisnis Ikan Hias yang Fleksibel dan Menguntungkan
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan, Drs Ade Soeharsono SH, MM mengatakan bahwa sifat bisnis ikan hias sangat fleksibel dimana bisa dilakukan sebagai pekerjaan sambilan, bisa pula dilakukan sebagai pekerjaan utama. Tak jarang beberapa petani yang semula menekuni budi daya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, gurame dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan karena potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi, budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di dalam memeliharanya.
Ikan konsumsi dihargai dengan sistem kiloan, ikan hias dihargai dengan sistem per ekor. Hasil budidaya Ikan hias lebih menekankan kualitas sehingga bisa dilakukan di lahan sempit dan bisa dilakukan sebagai usaha sampingan. Jika tidak memiliki kolam yang luas, budidaya ikan hias bisa dilakukan di dalam akuarium atau bak semen yang cukup kecil. Jika lahan yang tersedia cukup kecil, kita harus lebih selektif dalam memelihara ikan hias.
Ikan-ikan hias yang dipelihara cukup yang berkualitas bagus sedangkan yang berkualitas kurang bagus harus segera diafkir karena memakan tempat. Karena suka terkadang penggemar ikan hias bersedia mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk memiliki seekor ikan hias yang diidam-idamkannya. Hal inilah yang terkadang membuat harga ikan hias melambung tinggi.
Faktor keindahan ikan hias juga turut andil dalam menentukan harga. Secara umum ikan hias yang memiliki bentuk, warna, corak yang indah akan berharga cukup mahal. Di sinilah letak kunci keberhasilan budidaya ikan hias, menghasilkan ikan-ikan yang indah dan berkualitas bagus. Keberadaan ikan hias sendiri saat ini tidak lagi sebagai hiburan atau hobi semata tetapi telah berkembang menjadi objek yang dimanfaatkan bagi kepentingan dunia pendidikan, penelitian, medis maupun keperluan konservasi alam.
Sampai saat ini ikan hias air tawar merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar. Dengan kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia sebagai pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar. Sehingga Budidaya Ikan Hias layak digencarkan di masyarakat. Usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha yang memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan petani/pengusaha ikan hias. Usaha budidaya ikan hias cukup prospek dikembangkan. Hal ini disebabkan dalam budidaya ikan hias memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
1. Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang digunakan cukup sederhana
2. Budi daya Ikan Hias Dapat diusahakan skala rumah tangga/ usaha kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas
3. Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat. Budi daya ikan Hias mampu Menyerap tenaga kerja.
4. Pasar yang menjanjikan, baik domestik maupun ekspor.
2. Potensi Ekspor Ikan Hias Indonesia yang Besar
Potensi ekspor ikan hias Indonesia, baik air tawar maupun air laut, cukup besar. Hampir semua negara menyukai produk ikan hias dari Indonesia. Fadel mengatakan sejatinya potensi ekspor ikan hias Indonesia bisa mencapai US$ 65 juta. Jika angka itu tercapai maka Indonesia akan menandingi Singapura. Potensi ini apabila ditangani serius antara pemerintah dan seluruh stakeholder ikan hias Indonesia, maka Indonesia akan mampu berbicara banyak di pasar internasional dan menjadi eksportir terbesar di dunia mengungguli Singapura.
3. Pangsa Pasar Ikan Hias yang Sangat Luas
Usaha ikan hias memiliki beberapa keunggulan komparatif diantaranya tidak memerlukan modal yang banyak. Pasar ikan hias tidak pernah jenuh dan usaha ini dapat memberdayakan masyarakat melalui industri kecil untuk ekspor. Negara penerima ekspor jenis air tawar dan laut Indonesia adalah Singapura, China, Hongkong, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Amerika, dan Uni Eropa. Sementara itu, Direktur Pedagangan Luar Negeri DKP, Saut P Hutagalung, mengatakan bahwa penurunan ekspor ikan hias memang terjadi setiap tahunnya, Untuk itu pengalihan negara tujuan ekspor ke Timur Tengah juga dijajaki agar ekspor ikan hias dapat meningkat lagi. Untuk 2011, Eropa menjadi target pasar berikutnya.
4. Koordinasi dengan Maskapai Penerbangan
KKP menggandeng PT Garuda Indonesia (Garuda) untuk mengekspor ikan hias. Diharapkan dengan kerja sama ini, ekspor ikan hias Indonesia ke negara Eropa dan Amerika Utara bisa dilakukan langsung tanpa harus melalui Singapura. Rencana penerbangan langsung tersebut nantinya, ekspor ikan hias bisa langsung dari Cibinong ke negara tujuan. "Langkah ini ditempuh karena Garuda Indonesia sudah memiliki rute penerbangan ke Eropa Barat, Eropa Timur, dan Jepang. Garuda siap mendukung upaya KKP ini. Selain lebih hemat waktu, resiko kematian ikan hias di perjalanan juga bisa berkurang karena waktu perjalanan lebih singkat. Karena kemampuanmaksimal ikan dibawa dalam perjalanannya itu sekitar 2 x 24 jam. P2HP mengupayakan maskapai penerbangan yang melakukan penerbangan langsung ke Eropa menyediakan sebagian ruangan di bagasi pesawat untuk mengangkut produk ikan hias.
5. Selera Konsumen Luar Negeri yang Berbeda-beda
Konsumen ikan hias di setiap negara memiliki selera yang berbeda. Sehingga, jenis apa pun yang dihasilkan akan diserap. Semua ada pasarnya. Selera masyarakat Timur Tengah berbeda dengan masyarakat Eropa. Masyarakat Timur Tengah lebih menyukai ikan hias dengan bentuk besar. Ikan arwana merupakan ikan yang disukai oleh masyarakat Timur Tengah, selain juga beberapa ikan hias air laut lainnya. Sementara orang Amerika dan Eropa lebih menyukai ikan yang dihasilkan dari budi daya apa pun jenisnya. Hal ini karena masyarakat Eropa memiliki kesadaran yang tinggi akan konservasi dan kelestarian spesies. Sedangkan Australia memiliki selera yang lebih bebas. Hampir segala jenis ikan hias dapat masuk ke negara itu. Apapun jenisnya, berasal dari alam atau tidak, bagi mereka tidak masalah. Sementara orang Jepang lebih menyukai ikan jenis arwana. Namun demikian, yang menjadi ikan favorit orang Jepang bukan ikan arwana super red yang selama ini banyak dicari dan harganya cukup tinggi yang bisa mencapai 40 juta. Orang Jepang lebih menyukai arwana dengan bentuk pendek yang disebut dengan arwana sumo. Jika demikian, maka sebenarnya potensi ekspor ikan Indonesia cukup besar.
Sumber : http://sinar-fals.blogspot.com/2011/03/peluang-usaha-budidaya-ikan-hias-di.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar