Rabu, 31 Oktober 2012

Komet si Cantik yang Gemulai

Ikan Mas Komet (Carassius Auratus) terbiasa dipanggil ikan komet memiliki ciri fisik yang sangat khas dari ikan lain, bentuknya yang sedikit agak memanjang dan memipih tegak (compresed) menjadi pembeda dari ikan lainnya. Selain itu, letak mulutnya pun terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang tersusun atas tiga baris dan gigi geraham secara umum.

Hampir seluruh tubuh ikan komet ditutupi oleh sisik kecuali beberapa varietas yang memiliki beberapa sisik. Sisik ikan komet termasuk sisik sikloid dan kecil. Sirip punggung memanjang dan pada bagian belakangnya berjari keras. Letak sirip punggung bersebrangan dengan sirip perut. Garis rusuk atau line literalis pada ikan mas komet tergolong lengkap berada di pertengahan tubuh dan melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.

Ikan berpostur ramping ini pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. Awalnya bentuk ikan komet ini seperti ikan maskoki. Karena kedua jenis ikan mas ini masih satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Pada zaman Dinasti Ming (tahun 1368-1644) popularitas ikan komet makin menanjak. Saat inilah bermunculan berbagai macam ikan mas koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran ikan komet berkembang sampai ke Negeri Sakura.

Ikan komet di alam biasanya memijah setelah musim hujan karena pada saat musim hujan banyak daratan yang terendam air yang telah kering pada beberapa bulan. Hal inilah yang merangsang ikan untuk memijah pada tempat yang tergenang tersebut. Hal ini disebabkan karena daerah yang terendam tersebut mengeluarkan bau khas dari dalam tanah, sehingga merangsang induk ikan memijah di tempat itu. Selain itu, ikan komet betina biasanya bertelur di dekat tumbuhan di dalam air dangkal yang tertembus sinar matahari, telur-telur tersebut kemudian menempel pada akar tanaman air yang lembut.

Siklus hidup ikan yang memiliki darah keturunan ikan maskoki ini dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma), kemudian telur akan dibuahi oleh sperma dan menetas dalam waktu 2-3 hari. Setelah itu menjadi larva dan menjadi ikan komet dewasa yang cantik.

Apakah anda tertarik untuk menjadi hobies ikan komet, dijamin anda tidak akan kecewa dengan penampilan ikan yang mampu membuat akuarium atau kolam di rumah anda menjadi ramai dan hidup karena lenggak-lenggok tubuhnya yang ramping bak peragawati kelas atas dengan ekornya yang panjang menjuntai (komet slayer).....Dijamin karena saya juga seorang hobies komet berat hehehe...ohh komet, I Love You Forever!!!

Atau mungkin anda tertarik untuk berbisnis ikan komet? tidak ada ruginya, dengan catatan pasarnya ada lho....Berminat?

Sumber : http://duniaikan-surabaya.blogspot.com/ikan-mas-komet-carassius-auratus.html

Selasa, 30 Oktober 2012

Pohon zaitun: Harus terpapar sinar matahari (2)

Pohon zaitun memang dapat dibudidayakan di Indonesia. Tapi, ada pakem yang harus dilakukan pembudidaya. Yang terpenting, tanaman ini harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dengan suhu di atas 25 derajat Celcius. Budidaya bisa dilakukan di polybag dan ditaruh di dalam green house.

Kendati merupakan tanaman asli Timur Tengah yang tumbuh di daerah panas, pohon zaitun tetap bisa tumbuh di Indonesia. Tapi dengan catatan, harus mendapatkan sinar matahari cukup dengan suhu di atas 25 derajat Celcius.

Parta Suhanda, pembudidaya zaitun asal Bogor, Jawa Barat, bilang bahwa budidaya tanaman mediterania ini lebih sulit ketimbang jenis tanaman lain. Dari pengalamannya, tingkat kematian tanaman ini bisa mencapai lebih dari 50% dari total yang dibudidayakan.

Jika cuaca panas, jumlah kematian bisa diminimalisir dibandingkan saat cuaca hujan. "Cuaca panas bisa merangsang pertumbuhan akar zaitun," jelas Parta.

Parta sendiri mengaku mendapat induk pohon zaitun dari Australia. Budidaya tanaman ini dilakukannya dengan mencangkok ranting induk pohon zaitun tersebut.

Menurut Parta, butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk menumbuhkan akar dari hasil cangkok tersebut. Meskipun tumbuh akar, jumlahnya tidak banyak dan rawan gugur kembali.

Makanya, harus diberikan perawatan khusus. Bibit harus ditaruh di dalam polybag dan kemudian dibudidayakan di dalam green house.

Selain itu, harus sering disiram dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. "Setidaknya tanaman ini berada dalam suhu udara 25 derajat Celsius," ujarnya.

Setelah berumur enam bulan, sudah termasuk masa cangkok tiga bulan, bibit pohon zaitun sudah memiliki ketinggian sekitar 70 centimeter (cm) hingga 80 cm.

Dengan catatan, saat pencangkokan panjang dahan yang digunakan sekitar 50 cm. "Jadi tunas barunya tumbuh sekitar 20 cm-30 cm," papar Parta. Setelah itu, bibit bisa dijual dengan harga Rp 300.000-Rp 500.000 per pohon.

Pembudidaya lainnya, Steve Stanley asal Semarang menambahkan, bibit zaitun bisa ditanam di polybag berdiameter 50 cm. Bila pembudidaya berniat membesarkan dan tak langsung menjual, bibit bisa dipindahkan ke drum besar ataupun ke tanah.

Jika di tanah, zaitun bisa tumbuh lebih besar. Nah, bila ingin menanam di drum, pilih yang berdiameter 1,2 meter. Menurut Steve, harga pohon zaitun berusia dua tahun jauh lebih mahal karena tak banyak yang punya.

Ia sendiri menjual pohon zaitun perak usia dua tahun setinggi 1,2 meter seharga Rp 6 juta. Sementara, bila masih bibit setinggi 30 cm hanya Rp 700.000 per batang.

Perawatan pohon zaitun saat sudah melewati masa cangkok tidak sulit. Selain panas, pohon perlu disiram sehari sekali serta diberi pupuk sesekali.

Tapi, saat masih muda tanaman ini biasanya rentan terserang penyakit. Biasanya yang menyerang sejenis kutu tudung atau kutu perisai di balik daun zaitun. Kutu ini biasanya sulit disingkirkan.

Mengatasinya bisa dengan memangkas daun yang terkena kutu agar tidak semakin menyebar.

(Selesai)

Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pohon-zaitun-harus-terpapar-sinar-matahari-2

Senin, 29 Oktober 2012

Zaitun, Asal ‘Utun’ Laba Berduyun-duyun

Meski pemanfaatannya baru sebatas ornament penghias ruangan, tumbuhan zaitun mulai dilirik. Asal pembudidya mau ‘utun’ (telten, Red), omzet hingga puluhan juta rupiah akan berduyun-duyun datang.

Usaha budidaya zaitun rupanya cukup menjanjikan. Permintaannya juga lumayan. Dengan harga bibit mulai Rp 300.000 - Rp 700.000, pembudidaya bisa meraup omzet hingga puluhan juta.

Zaitun (Olea europaea) merupakan tanaman asli Timur Tengah dan Afrika Selatan. Tanaman ini memiliki banyak manfaat buat kehidupan manusia. Zaitun mulai berbuah saat berumur lima tahun dan usianya dapat mencapai ribuan tahun, sehingga yang tadinya perdu telah menjadi pohon besar. Pohon zaitun yang berumur ribuan tahun di antaranya pernah ditemukan di Palestina yang bertahan hidup hingga 2000 tahun. Manfaat utama tanaman ini didapat dari buahnya. Buah zaitun yang sudah tua bisa menghasilkan minyak yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari kesehatan sampai produk-produk kecantikan.

Maka, tidak heran jika tanaman mediterania ini menjadi sangat populer, termasuk di Indonesia. Salah seorang pembudidaya tanaman zaitun di Indonesia adalah Parta Suhanda di Bogor, Jawa Barat.

Sejak lima tahun terakhir, ia fokus membudidayakan bibit pohon zaitun. Ia tertarik membudidayakan tanaman ini karena permintaan pohon zaitun di Indonesia cukup tinggi. "Sementara pasokan sedikit," kata Parta.

Budidaya tanaman zaitun ini ditekuninya di bawah bendera usaha Angel Nurserry. Selain memasok para pedagang tanaman hias, ia juga menjual bibit zaitun langsung ke konsumen.

Sebagian besarnya pelanggan berasal dari Bogor dan Jakarta. Ia mengaku, sering kewalahan melayani permintaan, terutama dari para pedagang tanaman. "Ada pedagang yang memesan sekitar 100 pohon dalam sebulan, tapi kami tidak bisa penuhi," bebernya.

Parta bilang, ia harus hati-hati membudidayakan zaitun lantaran tanaman ini sensitif terhadap perubahan tempat, dan bisa mati kalau akarnya belum cukup kuat. Makanya, ia membatasi jumlah tanaman yang dibudidayakannya.

Sebagai tanaman yang tumbuh di daerah panas, zaitun sangat menyukai cuaca panas. Saat musim panas ini, Patra bisa menjual lebih 100 pohon per bulan. Dengan harga jual bibit Rp 300.000-Rp 500.000 per batang, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per bulan. Namun, bila sedang musim hujan, omzetnya bisa anjlok.

Soalnya, penjualannya di bulan-bulan itu paling hanya sekitar 30 bibit-50 bibit per bulan. Parta bilang, penjualan menurun lantaran banyak bibit yang mati.

Usaha budidaya pohon zaitun juga ditekuni Steve Stanley di Semarang, Jawa Tengah. Ia terjun ke usaha ini sejak tahun 2010. Ia fokus menjual bibit zaitun yang tingginya sekitar 30 cm. "Tanaman ini lama pertumbuhannya," ujarnya.

Sejauh ini, kata Steve, pohon zaitun masih sebatas sebagai ornamen atau penghias ruangan rumah. Beberapa jenis zaitun, seperti jenis perak memang tampilannya bagus dan lebih mahal harganya.

Untuk zaitun jenis perak ini harganya mulai Rp 700.000 per bibit. Zaitun jenis lain lebih murah. Contohnya, zaitun hijau yang dibanderol Rp 300.000 per bibit. Dalam sebulan, ia bisa menjual 10-15 bibit dengan omzet Rp 7 juta-Rp 10 juta.

Doyan Matahari

Pohon zaitun memang dapat dibudidayakan di Indonesia. Tapi, ada pakem yang harus dilakukan pembudidaya. Yang terpenting, tanaman ini harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dengan suhu di atas 25 derajat Celcius. Budidaya bisa dilakukan di polybag dan ditaruh di dalam green house.

Kendati merupakan tanaman asli Timur Tengah yang tumbuh di daerah panas, pohon zaitun tetap bisa tumbuh di Indonesia. Tapi dengan catatan, harus mendapatkan sinar matahari cukup dengan suhu di atas 25 derajat Celcius.

Parta Suhanda, pembudidaya zaitun asal Bogor, Jawa Barat, bilang bahwa budidaya tanaman mediterania ini lebih sulit ketimbang jenis tanaman lain. Dari pengalamannya, tingkat kematian tanaman ini bisa mencapai lebih dari 50% dari total yang dibudidayakan.

Jika cuaca panas, jumlah kematian bisa diminimalisir dibandingkan saat cuaca hujan. "Cuaca panas bisa merangsang pertumbuhan akar zaitun," jelas Parta.

Parta sendiri mengaku mendapat induk pohon zaitun dari Australia. Budidaya tanaman ini dilakukannya dengan mencangkok ranting induk pohon zaitun tersebut.

Menurut Parta, butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk menumbuhkan akar dari hasil cangkok tersebut. Meskipun tumbuh akar, jumlahnya tidak banyak dan rawan gugur kembali. Makanya, harus diberikan perawatan khusus. Bibit harus ditaruh di dalam polybag dan kemudian dibudidayakan di dalam green house.

Selain itu, harus sering disiram dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. "Setidaknya tanaman ini berada dalam suhu udara 25 derajat Celsius," ujarnya.

Setelah berumur enam bulan, sudah termasuk masa cangkok tiga bulan, bibit pohon zaitun sudah memiliki ketinggian sekitar 70 centimeter (cm) hingga 80 cm.

Dengan catatan, saat pencangkokan panjang dahan yang digunakan sekitar 50 cm. "Jadi tunas barunya tumbuh sekitar 20 cm-30 cm," papar Parta. Setelah itu, bibit bisa dijual dengan harga Rp 300.000-Rp 500.000 per pohon.

Pembudidaya lainnya, Steve Stanley asal Semarang menambahkan, bibit zaitun bisa ditanam di polybag berdiameter 50 cm. Bila pembudidaya berniat membesarkan dan tak langsung menjual, bibit bisa dipindahkan ke drum besar ataupun ke tanah.

Jika di tanah, zaitun bisa tumbuh lebih besar. Nah, bila ingin menanam di drum, pilih yang berdiameter 1,2 meter. Menurut Steve, harga pohon zaitun berusia dua tahun jauh lebih mahal karena tak banyak yang punya. Ia sendiri menjual pohon zaitun perak usia dua tahun setinggi 1,2 meter seharga Rp 6 juta. Sementara, bila masih bibit setinggi 30 cm hanya Rp 700.000 per batang.

Perawatan pohon zaitun saat sudah melewati masa cangkok tidak sulit. Selain panas, pohon perlu disiram sehari sekali serta diberi pupuk sesekali.

Tapi, saat masih muda tanaman ini biasanya rentan terserang penyakit. Biasanya yang menyerang sejenis kutu tudung atau kutu perisai di balik daun zaitun. Kutu ini biasanya sulit disingkirkan. Mengatasinya bisa dengan memangkas daun yang terkena kutu agar tidak semakin menyebar.ktn,ins

Dua Sendok Minyak Zaitun Cegah Sakit Jantung

Minyak zaitun sudah lama terkenal akan manfaatnya bagi kesehatan jantung. Namun belum banyak orang yang tahu berapa jumlah yang sebenarnya dibutuhkan untuk mencapai manfaat kesehatan yang maksimal.

Ternyata, Anda tidak perlu mengonsumsi minyak zaitun dalam jumlah banyak untuk bisa mendapatkan manfaatnya. Menurut hasil temuan terbaru, cukup mengonsumsi dua sendok makan minyak zaitun dapat memangkas hampir setengah risiko kematian akibat penyakit jantung. Sedangkan konsumsi satu sendok makan minyak zaitu dapat memotong risiko penyakit jantung hampir 28 persen.

Ada banyak penelitian menyoroti manfaat minyak zaitun untuk jantung, tetapi hanya sedikit yang meneliti seberapa besar risiko kematian dapat diturunkan.

Dalam risetnya, peneliti mengkaji pola makan hampir 41.000 orang dewasa yang terlibat dalam European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition, yang dimulai 20 tahun lalu.

Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition, menyebutkan, minyak zaitun tidak dapat membantu mencegah risiko kematian akibat kanker, tapi ada dampak yang besar dalam memperkecil risiko kematian akibat penyakit jantung.

"Temuan ini sangat signifikan. Hal ini memberitahu kita bahwa minyak zaitun baik untuk jantung," kata Dr Charles Knight dari Cardiovascular Society Inggris. "

Minyak zaitun kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang sehat dan polifenol, senyawa yang dapat mengurangi peradangan dalam tubuh dan mungkin mengurangi risiko pembekuan darah.

Dalam riset terbarunya, para ilmuwan asal Spanyol mempelajari data pada kebiasaan makan 40.622 pria dan wanita usia antara 29 tahun dan 69 tahun, yang diikuti selama lebih dari 13 tahun untuk melihat efek minyak zaitun terhadap risiko kematian. Sepanjang riset tersebut, kurang dari 2.000 peserta meninggal, termasuk 956 diantaranya akibat kanker dan 416 akibat penyakit jantung.

Hasil analisa menunjukkan bahwa peserta yang meninggal akibat penyakit jantung mengonsumsi minyak zaitun dalam jumlah kecil. Sementara mereka yang mengambil 29 gram atau lebih per hari (sekitar dua sendok makan) 44 persen kurang mungkin untuk meninggal akibat masalah jantung.kcm,ins

Khasiat Zaitun untuk Kecantikan

1. Minyak ini dapat digunakan untuk rambut. Salah satunya ialah rambut kering sebagai akibat dari polusi udara, paparan sinar matahari, terlalu banyak berada di dalam ruangan ber-AC atau bahkan terlalu sering menggunakan produk-produk berbahan kimia.

2. Minyak zaitun yang murni (Extra Virgin Olive Oil atau Un-refined Olive Oil) juga dapat digunakan langsung pada kulit kepala sebelum melakukan perawatan creambath. Bahkan campuran minyak zaitun dengan minyak jarak, perasan lemon serta larutan air dari seduhan daun peppermint diyakini sebagai resep alami untuk mencegah ketombe dan gatal pada kulit kepala.

3. Khusus untuk perawatan wajah, produk kecantikan yang mengandung minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembaban dan elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit, sehingga kulit tidak mudah kering dan berkerut. Untuk wajah, minyak zaitun dapat dicampur dengan masker atau diulaskan langsung pada kulit wajah.

4. Untuk tubuh minyak zaitun dapat digunakan sebagai carrier oil untuk campuran minyak esensial sebagai minyak pijat. Minyak zaitun juga dapat digunakan sebagai campuran body lotion atau sabun mandi untuk menjaga kelembapan dan kelembutan kulit.

5. Minyak zaitun juga berkhasiat untuk mempertahankan bentuk serta kekencangan payudara.

6. Sedangkan untuk tangan dan kaki, minyak zaitun dapat juga digunakan untuk mengurangi kulit yang menebal pada telapak kaki, mempertahankan kehalusan kulit, serta menguatkan kuku.

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=f813086333e1a69fd87aebbf85af4c42&jenis=d645920e395fedad7bbbed0eca3fe2e0

Minggu, 28 Oktober 2012

Usaha Budidaya Zaitun

Peluang usaha budidaya tanaman ternyata memberikan hasil yang cukup menguntungkan. Dari segi permintaan pasar juga banyak. Para penggemar zaitun di tanah air ternyata hanya menjadikan tanaman ini sebagai ornamen atau penghias sudut di rumah. Jenis bibit tanaman ini dibanderol mulai harga kisaran 300 ribu hingga 700 ribu. Dengan harga itu, pelaku usaha budidaya sanggup mendapatkan omset sampai puluhan juta rupiah.

Zaitun atau yang memiliki nama latin Olea europaea adalah tanaman asli Timur Tengah dan Afrika Selatan. Tumbuhan tersebut mempunyai beberapa manfaat untuk kehidupan manusia. Manfaat pertama tumbuhan itu bisa dari buahnya. Buah zaitun yang sudah tua bisa menghasilkan minyak yang dapat dimanfaatkan buat berbagai jenis kebutuhan. Dari mulai kesehatan hingga produk kecantikan wanita.

Hal tersebutlah yang membuat tanaman ini menjadi banyak dicari di Indonesia bahkan di dunia. Salah satu contoh pelaku budidaya tanaman ini di negara kita adalah Parta Suhanda di Bogor Jawa Barat. Kurang lebih sudah 5 tahun dia fokus membudidayakan bibit pohon zaitun. Alasan dia tertarik membudidayakan tanaman ini, karena permintaan pasar untuk pohon zaitun di Indonesia cukup tinggi, sedangkan untuk stok pasokan masih sedikit.

Dia menjual bibit zaitun langsung ke konsumen, selain itu juga memasok para pedagang tanaman hias. Rata-rata konsumennya berasal dari Bogor dan Jakarta. Parta Suhanda menyatakan sering kwalahan memenuhi permintaan, terutama dari para pedagang tanaman. Katanya ada pedagang yang memesan 100 pohon dalam satu bulan, namun dia tidak bisa mensanggupinya.

Cara membudidayakan tanaman rumahan ini adalah kuncinya harus hati-hati. Hal itu dikarenakan tanaman tersebut sangat sensitif terhadap perubahan tempat, dan bisa mati jika akarnya belum cukup kuat. Tumbuhan ini sangat menyenangi cuaca panas, karena itu tanaman ini termasuk yang tumbuh di daerah panas. Jika saat musim panas tiba, dia sanggup memasarkan lebih dari 100 pohon tiap 1 bulan. Dengan harga jual bibit 300 ribu hingga 500 ribu tiap batangnya dia bisa mendapatkan omset kira-kira Rp30.000.000 sampai Rp40.000.000 tiap bulannya.

Bagaimana, tertarik Budidaya Zaitun yang termasuk dalam Peluang Bisnis Rumahan ini?

Sumber : http://kuncibisnis.com/peluang-usaha-rumahan-budidaya-zaitun.php#.PDCoSK4dVWk

Sabtu, 27 Oktober 2012

Peluang bertanam bibit pohon zaitun masih terbuka

Usaha budidaya zaitun rupanya cukup menjanjikan. Permintaannya juga lumayan. Sejauh ini, penyuka zaitun di Indonesia baru menjadikan zaitun sebatas ornamen atau penghias ruangan. Dengan harga bibit mulai Rp 300.000-Rp 700.000, pembudidaya bisa meraup omzet hingga puluhan juta.

Zaitun (Olea europaea) merupakan tanaman asli Timur Tengah dan Afrika Selatan. Tanaman ini memiliki banyak manfaat buat kehidupan manusia.

Manfaat utama tanaman ini didapat dari buahnya. Buah zaitun yang sudah tua bisa menghasilkan minyak yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari kesehatan sampai produk-produk kecantikan.

Maka, tidak heran jika tanaman mediterania ini menjadi sangat populer, termasuk di Indonesia. Salah seorang pembudidaya tanaman zaitun di Indonesia adalah Parta Suhanda di Bogor, Jawa Barat.

Sejak lima tahun terakhir, ia fokus membudidayakan bibit pohon zaitun. Ia tertarik membudidayakan tanaman ini karena permintaan pohon zaitun di Indonesia cukup tinggi. "Sementara pasokan sedikit," kata Parta.

Budidaya tanaman zaitun ini ditekuninya di bawah bendera usaha Angel Nurserry. Selain memasok para pedagang tanaman hias, ia juga menjual bibit zaitun langsung ke konsumen.

Sebagian besarnya pelanggan berasal dari Bogor dan Jakarta. Ia mengaku, sering kewalahan melayani permintaan, terutama dari para pedagang tanaman. "Ada pedagang yang memesan sekitar 100 pohon dalam sebulan, tapi kami tidak bisa penuhi," bebernya.

Parta bilang, ia harus hati-hati membudidayakan zaitun lantaran tanaman ini sensitif terhadap perubahan tempat, dan bisa mati kalau akarnya belum cukup kuat. Makanya, ia membatasi jumlah tanaman yang dibudidayakannya.

Sebagai tanaman yang tumbuh di daerah panas, zaitun sangat menyukai cuaca panas. Saat musim panas ini, Patra bisa menjual lebih 100 pohon per bulan.

Dengan harga jual bibit Rp 300.000-Rp 500.000 per batang, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per bulan. Namun, bila sedang musim hujan, omzetnya bisa anjlok.

Soalnya, penjualannya di bulan-bulan itu paling hanya sekitar 30 bibit-50 bibit per bulan. Parta bilang, penjualan menurun lantaran banyak bibit yang mati.

Usaha budidaya pohon zaitun juga ditekuni Steve Stanley di Semarang, Jawa Tengah. Ia terjun ke usaha ini sejak tahun 2010. Ia fokus menjual bibit zaitun yang tingginya sekitar 30 cm. "Tanaman ini lama pertumbuhannya," ujarnya.

Sejauh ini, kata Steve, pohon zaitun masih sebatas sebagai ornamen atau penghias ruangan rumah. Beberapa jenis zaitun, seperti jenis perak memang tampilannya bagus dan lebih mahal harganya.

Untuk zaitun jenis perak ini harganya mulai Rp 700.000 per bibit. Zaitun jenis lain lebih murah. Contohnya, zaitun hijau yang dibanderol Rp 300.000 per bibit. Dalam sebulan, ia bisa menjual 10-15 bibit dengan omzet Rp 7 juta-Rp 10 juta.

(Bersambung)

Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/peluang-bertanam-bibit-pohon-zaitun-masih-terbuka/2012/08/08

Senin, 15 Oktober 2012

Melirik Peluang Bisnis Budidaya Zaitun

Usaha budidaya zaitun rupanya cukup menjanjikan. Permintaannya juga lumayan. Sejauh ini, penyuka zaitun di Indonesia baru menjadikan zaitun sebatas ornamen atau penghias ruangan. Dengan harga bibit mulai Rp 300.000 - Rp 700.000, pembudidaya bisa meraup omzet hingga puluhan juta.

Zaitun (Olea europaea) merupakan tanaman asli Timur Tengah dan Afrika Selatan. Tanaman ini memiliki banyak manfaat buat kehidupan manusia.

Manfaat utama tanaman ini didapat dari buahnya. Buah zaitun yang sudah tua bisa menghasilkan minyak yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari kesehatan sampai produk-produk kecantikan.

Maka, tidak heran jika tanaman mediterania ini menjadi sangat populer, termasuk di Indonesia. Salah seorang pembudidaya tanaman zaitun di Indonesia adalah Parta Suhanda di Bogor, Jawa Barat.

Sejak lima tahun terakhir, ia fokus membudidayakan bibit pohon zaitun. Ia tertarik membudidayakan tanaman ini karena permintaan pohon zaitun di Indonesia cukup tinggi. "Sementara pasokan sedikit," kata Parta.

Budidaya tanaman zaitun ini ditekuninya di bawah bendera usaha Angel Nurserry. Selain memasok para pedagang tanaman hias, ia juga menjual bibit zaitun langsung ke konsumen.

Sebagian besarnya pelanggan berasal dari Bogor dan Jakarta. Ia mengaku, sering kewalahan melayani permintaan, terutama dari para pedagang tanaman. "Ada pedagang yang memesan sekitar 100 pohon dalam sebulan, tapi kami tidak bisa penuhi," bebernya.

Parta bilang, ia harus hati-hati membudidayakan zaitun lantaran tanaman ini sensitif terhadap perubahan tempat, dan bisa mati kalau akarnya belum cukup kuat. Makanya, ia membatasi jumlah tanaman yang dibudidayakannya.

Sebagai tanaman yang tumbuh di daerah panas, zaitun sangat menyukai cuaca panas. Saat musim panas ini, Patra bisa menjual lebih 100 pohon per bulan.

Dengan harga jual bibit Rp 300.000 - Rp 500.000 per batang, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per bulan. Namun, bila sedang musim hujan, omzetnya bisa anjlok.

Soalnya, penjualannya di bulan-bulan itu paling hanya sekitar 30 bibit - 50 bibit per bulan. Parta bilang, penjualan menurun lantaran banyak bibit yang mati.

Usaha budidaya pohon zaitun juga ditekuni Steve Stanley di Semarang, Jawa Tengah. Ia terjun ke usaha ini sejak tahun 2010. Ia fokus menjual bibit zaitun yang tingginya sekitar 30 cm. "Tanaman ini lama pertumbuhannya," ujarnya.

Sejauh ini, kata Steve, pohon zaitun masih sebatas sebagai ornamen atau penghias ruangan rumah. Beberapa jenis zaitun, seperti jenis perak memang tampilannya bagus dan lebih mahal harganya.

Untuk zaitun jenis perak ini harganya mulai Rp 700.000 per bibit. Zaitun jenis lain lebih murah. Contohnya, zaitun hijau yang dibanderol Rp 300.000 per bibit. Dalam sebulan, ia bisa menjual 10 - 15 bibit dengan omzet Rp 7 juta - Rp 10 juta.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/12/19443566/Melirik.Peluang.Bisnis.Budidaya.Zaitun

Kamis, 11 Oktober 2012

Teknik Pemijahan Ikan Cupang (Betta Splenders)

A. Pendahuluan

Ikan Betta atau dengan sebutan populer ikan cupang (Betta Splendens) merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai nilai komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Sebagai ikan hias yang gemar berantem, mempunyai penampilan yang menarik yaitu mempunyai sirip yang relatif panjang dengan spektrum warna yang bagus sedangkan pada ikan betta betina penampilannya kurang menarik, karena siripnya tidak panjang dan warnanya pun tidak cerah sehingga pada ikan betta, jenis kelamin jantan lebih tinggi dibanding jenis kelamin betina. Dengan dasarnya itulah diperlukan upaya memperbanyak produksi ikan Betta jantan, yang dapat dilakukan secara masal. Cupang dalam proses pemijahan :

B. Teknik Pemijahan dan Produksi

Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat terlihat.

Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan. Cupang jantan yang siap memijah Cupang jantan yang siap kawin, sering membuat busa di permukaan air

Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.

C. Teknik Memperbanyak Ikan Betta Jantan

Ikan betta jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sirip-sirip yang lebih panjang dibanding ikan betta yang betina. Oleh karena itu ikan betta jantan lebih diminati konsumen dan mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi dibanding yang betina. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan teknik memperbanyak produksi ikan betta jantan dalam setiap kali pemijahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian hormon androgen pada masa diferensiasi kelamin. Cupang betina yang siap kawin, terdapat bintik putih di bawah sirip dadanyaCupang betina yang siap kawin, terdapat bintik putih di bawah sirip dadanya

Teknik pemberian hormon tersebut adalah dengan cara meremdam telur ikan betta pada fase bintik mata ( + 30 jam setelah pemijahan ) kedalam larutan hormon 17 Alpa metiltestosteron dengan konsentrasi 20 mg/liter air selama 8 jam. Pembuatan larutan hormon tersebut adalah dengan cara melarutkan hormon sebanyak 20 mg ke dalam 1 ml alkohol 70 % dan selanjutnya dimasukan keair yang akan dipakai merendam sebanyak 1 liter.

Telur hasil perendaman dimasukkan kembali kedalam wadah yang berisi air dengan diberi larutan metyline blue untuk mencegah timbulnya jamur dalam proses penetasan. Tahap selanjutnya sama dengan prosedur pembenihan ikan betta sampai berumur tiga bulan untuk dapat dibedakan jenis kelaminnya. Diharapkan dengan pemberian hormon steroid tersebut dapat memperbanyak ikan betta jantan sampai dengan 95 % dalam setiap pemijahan.

Sumber : http://dederintit.blogspot.com/

Rabu, 10 Oktober 2012

Teknik Budidaya Rumput Laut

LATAR BELAKANG
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan pemasaran.

Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing. Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar.

Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.

Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium

Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah eucheuma, sp dan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain, rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun dan untuk kebutuhan industri di luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT per tahun. Pabrik pengolahan keragian rumput laut di Indonesia telah ada sejak tahun 1989. Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumput laut di Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untuk memperoleh bahan baku rumput laut kering.

Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial.

Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan. Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut ini para petani/nelayan perlu melakukannya dengan pola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana para petani/nelayan bekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput laut.

Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perlu adanya acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan proyek ini. Dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumput laut ini, disiapkan laporan model kelayakan PKT Rumput Laut ini yang disusun untuk dapat dipergunakan bagi pihak-pihak terkait dan Bank sebagai acuan di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan pinjaman Bank.

ASPEK PRODUKSI

KESESUAIAN LINGKUNGAN/LOKASI

Rumput laut termasuk jenis ganggang pada umumnya ganggang dapat diklasifikasikan menjadi kelas yaitu : ganggang hijau (chloropheceae), ganggang hijau biru (cyanophyceae), ganggang coklat (pheaceophyceae) dan ganggang merah (rhodophyceae). Ganggang hijau dan ganggang hijau biru banyak hidup dan berkembang biak di air tawar, sedangkan ganggang coklat dan ganggang merah memiliki habitat laut yang biasanya lebih dikenal dengan rumput laut.

Ganggang cokelat lebih dikenal sebagai rumput karang atau rockweed, sering dimanfaatkan untuk industri alginat, sedangkan ganggang merah merupakan sumber bahan baku bagi industri agar-agar, carragenan dan fulcellaran serta produk-produk lainnya. Rumput laut atau seaweed merupakan bagian terbesar dari rumput laut yang tumbuh melekat erat pada substrat pada yang terdapat di lautan seperti batu-batuan, karang dan bangkai kulit karang.

Dalam pertumbuhannya rumput laut memerlukan cahaya matahari untuk proses photosynthesa, karena itu meskipun hidupnya di bawah permukaan laut tetapi tidak dapat terlalu dalam. Pada umumnya rumput laut terdapat di sekitar pantai dalam jumlah dan jenis beragam, namun hanya beberapa jenis saja yang dapat dimakan karena alasan rasa. Agar tidak rancu mengenai rumput laut, rumput laut yang dimaksud dalam MK.PKT ini adalah phaecophcease dan rhodophycease. Walaupun sebenarnya ada puluhan jenis rumput yang tumbuh di perairan Indonesia. Ada beberapa jenis yang sudah dikenal atau diperdagangkan di luar maupun dalam negeri, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang telah dibudidayakan, diantaranya adalah jenis eucheuma, glacilaria dan geldrium dengan beberapa speciesnya.

Dari ketiga jenis tersebut eucheuma sp yang sering diperdagangkan, karena di samping arealnya cocok untuk budidaya, juga pasarnya sudah ada. Jenis eucheuma sp ini dengan kode CCCN ; 14.85.200 mengandung biota karagenan yang banyak dibutuhkan untuk bahan baku industri. Untuk membudidayakan rumput jenis Eucheuma sp perlu diperhatikan faktor-faktor teknis dan non teknis antara lain :

Dalam rangka pengembangan wilayah dan budidaya rumput laut, selain harus dipertimbangkan kelayakan lokasi, juga perlu diperhatikan daya dukung lahan, tata ruang dan aktifitas ekonomi lainnya.

Kelayakan lokasi meliputi :
* Bebas dari pengaruh angin topan dan ombak yang kuat.
* Mempunyai gerakan air (arus) yang cukup (20-30 cm/detik)
* Dasar peraiaran agak keras yang terdiri dari pasir dan karang serta bebas dari lumpur
* Masih digenangi air pada waktu surut dengan kedalaman antara 30 - 60 cm
* Kejernihan air tidak kurang dari 5 cm
* Suhu air (20 - 28oC) dengan fluktuasi harian maksimum 4oC.
* Kisaran kadar garam 28 - 34
* PH air antara 7 - 9
* Mengandung cukup makan berupa makro dan mikro nutrien
* Bebas dari bahan pencemaran
* Bebas dari ikan dan hewan air yang bersifat herbivora
* Mudah dijangkau untuk kelancaran proses produksi sampai kepada pemasaran hasil.
* Sumber tenaga kerja cukup.
* Bahan pendukung murah dan mudah diperoleh (bambu, benih dan lain-lain)


Temperatur dan Sanitasi

Rata-rata temperatur air laut sebaiknya berkisar antara 27 - 30oC jika terjadi kenaikan temperatur yang tinggi akan terjadi adanya uliment dan meliputi epiphyt, sehingga tanaman akan rontok. Sedangkan sanitasi air sangat tergantung pada faktor penguapan, serta ada tidaknya sumber air tawar. Untuk menghindari sanitasi yang tajam sebaiknya lokasi tanaman jauh dari muara sungai untuk menghindari endapan lumpur.

Dari semua faktor yang disebutkan diatas, perlu diperhitungkan pula ada tidaknya pencemaran air laut seperti : genangan minyak, limbah pabrik, bahan peledak atau bahan kimia untuk penangkapan ikan.

Gerakan Air

Kesuburan lokasi tanaman sangat ditentukan oleh adanya gerakan air yang berupa arus ombak. Karena gerakan air merupakan alat pengangkut zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Arus atau ombak merupakan alat yang baik bagi massa air sehingga menjadi homogen. Massa air yang homogen akan menghindari perbedaan yang tajam pada kelarutan oksigen, temperatur, salinitas dan lain-lain. Disamping itu gerakan air juga merupakan alat pembersih terhadap sediment dan epiphyt yang menumpuk pada tanaman.

Ombak yang terlalu besar lebih merusak tanaman akan tetapi diperlukan juga sebagai alat pengaduk yang baik bagi massa air. Di samping itu ombak sebagai alat penangkap udara, sehingga memperkaya larutan oksigen ke dalam massa air. Untuk itu dalam budidaya rumput laut harus mengambil areal/lokasi yang terbuka terhadap ombak dan mempunyai terumbu karang yang menonjol sebagai tanggul ombak di bagian luar, sehingga lokasi tanaman hanya terkena pecahan ombak/lidah ombak saja, dengan kecepatan arus antara 20 s/d 40 cm per detik.

Faktor Non Teknis

Di dalam melakukan budidaya rumput laut faktor non teknis juga sangat menunjang keberhasilan seperti halnya, sosial ekonomi masyarakat setempat, sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi. Lokasi di mana terdapat petani nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan, kondisi ini sangat mendukung pembudidayaan rumput laut karena dapat memberikan lapangan kerja dengan tidak mengurangi persyaratan teknis budidaya rumput laut.

PENGADAAN DAN PEMILIHAN BIBIT

Penyediaan benih Eucheuma sp relatif mudah, karena tersebar di sepanjang perairan pantai dan dapat diperbanyak secara generatif dan vegatif.
Di dalam usaha budidaya bibit yang baik merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi, karena akan menyangkut segi pemasaran dan kelangsungan usaha budidaya itu sendiri, sehingga tidak akan merugikan petani/nelayan karena kandungan biota Carragenan yang rendah diperlukan persyaratan bibit sebagai berikut :
* Mempunyai angka pertumbuhan harian baik, yang menyangkut masa panen produksi yang menguntungkan.
* Keadaan biologi yang baik sehingga mempunyai kadar kandungan yang karagenan yang tinggi yang nantinya akan merupakan jaminan pemasaran yang baik.


Ciri bibit yang baik :
1. Bibit tanaman harus muda
2. Bersih dan
3. Segar.

Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat-sifat reproduksi vegetatif dan generatif. Untuk mendapatkan bibit yang baik maka perlu dilakukan
* Bibit hendaknya dipilih dan diambil dari stek ujung tanaman rumput laut yang unggul yang masih muda, segar dan berasal dari tanaman rumput laut yang sudah dibudidayakan.
* Ciri-ciri jenis unggul bercabang banyak warna sesuai jenisnya dan pertumbuhannya cepat.

Untuk metode lepas dasar, luas tiap petak rakit budidaya 100 m2 memerlukan bibit 240 kg.

PENANAMAN

Metode Penanaman
Untuk penanaman rumput laut dikenal adanya beberapa metoda


1. Metoda Dasar

Pada metoda ini bibit diikatkan pada batu-batu karang yang kemudian disebarkan pada dasar perairan.Cara ini sesuai untuk dasar perairan yang rata dan tidak ditumbuhi karang dan tidak berpasir. Cara ini mudah, sederhana dan tidak memerlukan sarana budidaya yang besar.

Metoda ini jarang sekali digunakan karena belum diyakini keberhasilannya. Hal ini mengingat persyaratan yang diperlukan adalah areal yang terbuka terhadap ombak dan arus dimana terdapat potongan-potongan batu karang yang kedudukannya sebagai substrant yang kokoh dan tidak terbawa oleh arus.

Disamping kesulitan mencari areal penanaman, metode ini mempunyai kelemahan antara lain : banyak bibit yang hilang terbawa ombak, tidak bisa dilaksanakan di perairan yang berpasir, banyak mendapat gangguan/serangan dari bulubabi, dan produksinya rendah.

2. Metoda Rakit Apung

Penanaman dengan metoda rakit ini menggunakan rakit apung yang terbuat dari bambu berukuran antara (2,5 x 2,5 ) meter persegi sampai (7 x 7) meter persegi tergantung pada kesediaan bahan bambu yang dipergunakan. Dalam PKT ini digunakan ukuran 7 x 7 meter persegi. Untuk penahanan supaya rakit tidak hanyut terbawa arus, digunakan jangkar sebagai penahanan atau diikat pata patok kayu yang ditancapkan di dasar laut. Pemasangan tali dan patok harus memperhitungkan faktor ombak, arus dan pasang surut air. Metoda rakit cocok untuk lokasi dengan kedalaman 60 cm. Bahan-bahan yang diperlukan adalah bibit tanaman, potongan bambu berdiameter 10 cm. Potongan kayu penyiku berdiameter 5 cm, tali rafia, tali ris berdiameter 4 mm dan 12 cm, serta jangkar dari besi, bongkah batu atau adukan semen pasir.

Adapun tahap-tahap penanamannya adalah sebagai berikut :
* Potongan kayu dan bambu dirangkai dan diberi jangkar pemberat dengan bantuan tali 12 mm.
* Thallus dengan berat masing-masing 100 gram diikatkan pada tali ris dengan menggunakan tali rafia yang berjarak antara 20 - 25 cm
* Jarak antara ris 50 cm sedangkan panjang ris sangat bergantung dari panjangnya rakit apung yang digunakan dalam budidaya.
* Tali ris yang sudah berisi tanaman diikatkan pada rakit

Dalam PKT ini setiap rakit apung berukuran 7 x 7 meter akan ditanami 500 titik tanam rumput laut atau setiap kelompok tani 5 orang dengan 250 rakit (dengan luas total sekitar 1,25 Ha) akan mempunyai titik tanam sebanyak 125.000 titik tanam.

3. Metoda lepas dasar atau tali gantung

Pada penanaman dengan metoda lepas dasar, tali ris yang telah berisi ikatan tanaman direntangkan pada tali ris utama. Pengikatan tali ris pada tali ris utama sedemikian rupa sehingga muda dibuk kembali. Tali ris utama yang terbuat dari bahan polyetilen berdiameter 8 mm direntangkan pada patok. Jarak tiap tali ris pada tali ris utama 20 cm. Patok terbuat dari kayu berdiameter 5 cm sepanjang 2 m dan runcing pada salah satu ujungnya. Untuk menancapkan patok di dasar perairan diperlukan linggis atau palu besi.

Jarak tiap patok untuk merentangkan tali ris utama 2, 5 m. Dengan demikian pada retakan budidaya dengan metoda lepas dasar seluas satu are (100 m2) dibutuhkan 55 batang patok, 60 m tali ris utama dan 600 m tali ris dan 1 kg tali rafia. Untuk 1 unit budidaya rumput laut sistem lepas dasar ukuran 10 x 10 m 2 diperlukan bibit sebanyak 240 kg (Seri Pengembangan Hasil Penelitian Pertanian No 141P/KAN/PT 13/1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut)

Sama dengan metoda rakit apung, metoda ini cocok untuk perairan dengan kedalaman kurang 1,5 meter dan dasarnya terdiri dari pasir atau pasir berlumpur.

Tahap Penanaman adalah sebagai berikut :

Tali ris dibentangkan berjajar pada pada dua rentang tali ris utama yang diikat masing-masing pada 2 patok yang berupa bambu yang tancap pada dasar laut, sehingga membentuk kerangka beberapa segi empat hamparan lahan penanaman rumput laut. Jarak antara tali ris sekitar 20 cm dan jarak antara titik tanam dalam tali ris sekitar 30 cm. Kerangka tanam seperti ini, diperhitungkan untuk setiap ha akan ada 99.000 titik tanam, atau untuk perhitungan 1 kelompok tani/nelayan dengan 125.000 titik tanam, memerlukan luasan lahan perairan sekitra 1, 3 ha.

Kerangka penanaman rumput laut ini diletakkan berada sekitar 30 -40 cm dibawah permukaan laut, menggantung pada patok yang berdiri tertancap pada dasar laut. Tali ris dipenuhi dengan beberapa potong thallus masing-masing seberat 100 gram yang merupakan bibit rumput laut. Potongan thallus diikat dengan tali rafia berjarak 30 cm.

PEMELIHARAAN

Memelihara rumput laut berarti mengawasi terus menerus konstruksi sarana budidaya dan tanamannya. Apabila ada kerusakan patok, jangkar, tali ris dan tali ris utama yang disebabkan ombak yang besar, harus segera diperbaiki. Pemeliharaan dilakukan baik pada ombak besar maupun pada aliran laut tenang. Kotoran atau debu air yang melekat pada tanaman harus selalu dibersihkan. Kotoran yang melekat dapat menganggu proses metabolisme sehingga pertumbuhan tanaman menurun. Beberapa tumbuhan penempel yang merusak, seperti ulva, hypnea, chaetomorpha, dan enteromorpha dikumpulkan dan dibuang ke darat.

Beberapa jenis hewan herbivora pemangsa tanaman rumput laut adalah bulu babi, ikan dan penyu. Serangan bulu babi dapat diatasi dengan cara diusir dari lokasi budidaya. Lumut juga perlu biasanya dipasang jaring di sekeliling lokasi budidaya. Lumut juga perlu disingkirkan karena menghalangi sinar matahari yang masuk sehingga pertumbuhan akan terhambat.

Pemupukan tidak ada, untuk eucheuma sp yang ditanam di perairan pantai. Kecuali untuk budidaya rumput laut jenis gracilaria yang ditanam di tambak perlu diberikan pemupukan. Untuk gracilaria yang ditanam di tambak pemupukan di berikan secara teratur 15 hari sekali, yaitu sesaat setelah penggantian air. Pupuk yang digunakan adalah campuran urea, TSP dan ZA dengan perbandingan 1 : 1 : 1 sebanyak 20 kg/ha atau dengan perbandingan 2 : 1 : 1 sebanyak 100 kg/ha. Penggantian air tambak sebanyak 60% dilakukan setiap 15 hari sekali wakbu bulan baru dan bulan purnama.

PANEN

Tanaman dapat dipanen setelah mencapai umur 6 - 8 minggu setelah tanam dengan berat tanaman per ikatan 800 gram. Cara memanen rumput laut pada air pasang adalah dengan mengangkat seluruh tanaman ke darat kemudian tali rafia pengikat dipotong. Sedangkan pada saat air surut dapat dilakukan langsung di areal tanaman.

Dengan menggunakan rakit satu persatu ikatan tanaman dipanen. Dan dibawa ke darat dengan rakit. Panen yang dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan, perbandingan antara berat basah dan kering berkisar 8 : 1, sedangkan bila tanaman berumur 2 bulan perbandingan berat basah dengan berat kering adalah 6 : 1.

Peralatan dan tenaga yang harus dipersiapkan untuk panen adalah :
* Tenaga kerja
* Keranjang rotan berukuran sedang tempat hasil rumput laut.
* Perahu (untuk mengangkut hasil panen)
* Pisau untuk menolong tali pengikat (tali rafia)
* Timbangan
* Lokasi tempat penjemuran
* Karung tempat rumput laut kering dan tali pengikatnya
* Ruang tempat penyimpanan rumput laut kering.

Persiapan alat-alat tersebut untuk menjaga kelancaran pemanenan dan menjaga kualitas mutu hasil produksi. Dari satu unit usaha (100 m2 ) dengan metode lepas dasar dan metoda rakit diperoleh hasil panen kering masing-masing 100 kg dan 120 - 150 kg setiap panen.

Dalam analisa finansial yang dibuat untuk Model Kelayakan PKT ini, produksi rumput laut didasarkan pada penggunaan metoda rakit apung yang dilakukan kelompok tani terdiri dari 5 orang dengan sebanyak 250 rakit, masing-masing dengan 500 titik tanam. Rumput laut dipanen pada umur 45 hari setelah tanam dengan memberikan waktu untuk mempersiapkan tanam setiap tahunnya dapat diadakan 6 kali panen. Setiap titik tanam akan menghasilkan 0,8 kg rumput laut basah. Dengan demikian setiap kelompok petani/nelayan akan mengahasilkan 125.000 titik tanam x 0,8 kg = 100.000 kg rumput basah. Bila dalam satu tahun dilakukan 6 kali panen, maka setiap kelompok akan menghasilkan 6 x 100.000 kg = 600.000 kg rumput laut basah per tahun.

PASCA PANEN DAN MUTU RUMPUT LAUT

Penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pada tingkat pengeringan. Rumput laut kering ini merupakan bahan baku bagi industri rumput laut olahan selanjutnya. Pengolahan rumput laut akan menghasilkan agar, karagenan atau algin tergantung kandungan yang terdapat di dalam rumput laut. Pengolahan ini kebanyakan dilakukan oleh pabrik walaupun sebenarnya dapat juga oleh petani

Langkah-langkah Pengolahan menjadi Bahan Baku atau rumput laut kering adalah sebagai berikut :

1. Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu-batuan, kemudian dipisahkan dari jenis yang satu dengan yang lain.

2. Setelah bersih rumput laut dijemur sampai kering. Bila cuaca cukup baik penjemuran hanya membutuhkan 3 hari. Agar hasilnya berkualitas tinggi, rumput laut dijemur di atas para-para di lokasi yang tidak berdebu dan tidak boleh bertumpuk. Rumput laut yang telah kering ditandai dengan telah keluarnya garam.

3. Pencucian dilakukan setelah rumput laut kering. Sebagai bahan baku agar rumput laut kering dicuci dengan air tawar, sedangkan untuk bahan baku karagenan dicuci dengan air laut. Setelah bersih rumput laut dikeringkan lagi kira-kira 1 hari. Kadar air yang diharapkan setelah pengeringan sekitar 28%.Bila dalam proses pengeringan hujan turun, maka rumput laut dapat disimpan pada rak-rak tetapi diusahakan diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tindih. Untuk rumput laut yang diambil karagenannya tidak boleh terkena air tawar, karena air tawar dapat melarutkan karaginan.

4. Rumput laut kering setelah pengeringan kedua, kemudian diayak untuk menghilangkan kotoran yang masih tertinggal.

Dalam model kelayakan PKT ini bila diperkirakan rendemen sampai kering asalan 10 % dengan kandungan air 30%, maka setiap kelompok petani/nelayan akan memproduksi 60.000 kg rumput laut kering per tahun

Pengepakan dan Penyimpanan

Rumput laut yang telah kering dan bersih dimasukkan dalam karung goni atau karung plastik. Bisa dipadatkan ataupun tidak dipadatkan. Bila dipadatkan hanya berisi 60 kg. Rumput laut yang akan di ekspor di bagian luar karungnya dituliskan nama jenis barang, nama kode perusahaan, nomor karung, berat bersih dan hasil Indonesia dengan jelas. Pemberian nama tersebut untuk memudahkan dalam pengiriman.

Mutu Rumput Laut Kering

Petani rumput laut menjual hasil produksinya dalam bentuk rumput laut kreing. Agar harga jual rumput laut tersebut tinggi maka rumput laut harus memenuhi standar mutu rumput laut kering untuk jenis eucheuma gelidium.
Sumber : http://dederintit.blogspot.com/

Selasa, 09 Oktober 2012

Persiapan Ternak Bebek Potong

Dalam memulai bisnis budidaya bebek potong maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, yang paling pertama adalah mempersiapkan mental dalam diri kita. Dan memang sudah menjadi rumusan umum bahwa ketika akan menjalankan usaha apapun itu bentuknya, faktor mental inilah yang pertama dipersiapkan, sehingga ketika sudah mempunyai keyakinan yang kuat maka apabila kemudian hari terjadi masalah atau persoalan dalam bisnis tidak kemudian patah semangat justru terjadi sebaliknya menganggap persoalan itu sebagai suatu tantangan yang dapat dan bisa dilalui.

Lalu yang harus disiapkan didalam memulai bisnis bebek potong adalah finansial, karena faktor ini yang nanti akan menunjang persiapkan fisik yaitu pembangunan kandang, pembelian bibit, pakan, dan biaya perawatan lainnya. Dan dalam hal finansial ini kita harus pintar melakukan pengelolaan dan mempunyai hitungan yang jelas, jangan sampai dengan finansial yang tidak telalu besar malah habis atau dengan kata lain menjadi rugi dan habis, sehingga justru mematikan usaha itu sendiri. Tidak sedikit yang mengalami seperti itu, sehingga dalam pengelolaan keuangan ini harus benar-benar melalui perhitungan yang matang. Jika sudah melalui hitungan yang matang masih ada kerugian tentu nilainya tidak akan besar, atau menghabiskan seluruh modal yang dimiliki.

Dan yang terakhir adalah persiapan fisik, yang pertama adalah mempersiapkan lahan yang akan dijadikan kandang. Dalam penentuan lahan ini jangan terlalu sembarang menentukan, lahan sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk dan pilih daerah yang cukup tenang artinya jauh dari kebisingan tapi juga tidak mengesampingkan akses jalan menuju kandang. Lalu sumber air sehingga tidak kesulitan dalam memberikan minum, karena berbahaya apabila telat dalam pemberian minum apalagi hingga air minum tersebut kosong. Setelah mendapat lahan yang baik maka selanjutnya tinggal membuat kandang, dan setelah itu persiapan dalam hal pakan karena dalam bisnis budidaya bebek potong faktor ini sangat menentukan apabila dipersentasikan maka 60 % kesuksesan dalam bisnis ini ada didalam hal pemberian pakan selain juga perawatan. Sehingga dalam waktu yang tidak telalu lama sekitar 2 bulan dapat menghasilkan berat atau bobot yang diharapkan dan yang diinginkan oleh pasar.

Demikian penjelasan singkat mengenai hal – hal yang perlu dipersiapkan ketika akan memulai bisnis budidaya bebek potong yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber, mudah – mudahan dapat memberikan gambaran bagi teman – teman yang akan memulai bisnis ini. Akhir kata semoga sukses

Sumber : http://bebekpotong.com/persiapan-ternak-bebek-potong.html

Tren Ikan Komet Lejitkan Omzet Jutaan Per Bulan

Seperti fesyen, ikan hias juga memiliki tren. Setiap tahun tren ikan hias akan berganti-ganti bergantung pada selera. Apa yang sedang digandrungi tahun ini belum tentu akan bertahan hingga tahun depan.

Ada banyak jenis yang biasa dicari penghobi ikan hias ini. Ada ikan hias live bearer, tetra, koki mutiara, koi, cupang, manfish, arwana, dan oscar.

Namun pilihan pada ikan ini semua bergantung pada tren yang ada. Tren tersebut, menurut Muhammad Zen, Ketua Klub Discus, Jakarta, dibuat oleh peternak ikan.

Sementara untuk ikan laut bergantung dari pasokan yang sedang ada. “Tren dibuat oleh peternak,” ujarnya. Menurutnya, pedagang tidak bisa menciptakan tren.

Kalau dibuat tren tapi ikannya tidak ada, menurutnya, maka tidak bisa menjadi tren. Dari tren ini, para penggemar kemudian berlomba untuk mencari motif, bentuk, dan warna apa dari tren tersebut yang sedang diminati.

Setiap tahun, tren ikan akan selalu berubah-ubah bergantung pada budidaya yang dihasilkan oleh para petani ikan dan juga para penangkap ikan.

Pedagang hanya mengekor apa yang dihasilkan para pembudidaya. Dulu, pada 2007, sempat merebak tren ikan lou han di pasaran. Namun kemudian bergeser ke ikan komet yang memiliki bentuk mini. Bentuk komet yang kecil membuat jenis ini diminati untuk menghiasi akuarium di rumah.

Menurut Hartono, 39 tahun, salah seorang penghobi ikan hias, krisis seperti tahun lalu membuat tren ikan hias berubah. Kalau dulu para penggemar ikan hias banyak berburu ikan yang mahal, para penggemar kemudian bergeser mencari ikan murah.

Komet merupakan salah satu jenis ikan yang banyak dicari karena berharga murah. Ikan ini dihargai 5.000 rupiah per ekornya.

Ikan ini juga memiliki keunggulan dari warna yang memiliki beberapa varian, seperti putih, merah, jingga, dan campuran antara warna-warna tersebut.

Namun demikian, menurut Zen, kalau salah satu jenis ikan sedang ngetren bukan berarti ikan lain tidak diminati.

Sebagai penggemar ikan hias jenis discus ia akan tetap setia memelihara ikan jenis ini. Bahkan, sampai sekarang ia hanya memiliki discus dan tidak tertarik untuk memelihara ikan jenis lain. Walau beberapa ikan berkembang mengikuti tren, ada juga jenis ikan yang tidak mengikuti kaidah ini.

Hartono mengatakan ikan cupang yang berharga murah itu ternyata tetap diminati orang sepanjang waktu.

Ikan yang biasa diadu ini harganya bahkan hanya seribu rupiah per ekor untuk yang biasa. Namun yang memiliki motif dan warna bagus dengan ukuran antara 3 – 5 sentimeter, dapat dihargai tinggi hingga mencapai 1 juta rupiah.

Untuk tahun 2010 ini berdasarkan polling yang dilakukan oleh para penggemar ikan hias lewat Internet, ada beberapa ikan hias yang akan banyak diminati.

Dalam urutan 5 besar, ikan tersebut adalah discus, arwana, catfish, pleco, dan fresh water stingray. Berbeda dengan ikan air tawar, ikan air laut trennya lebih stabil.

Pasalnya, tidak banyak yang memelihara ikan hias air laut karena harganya yang lebih mahal. Belum lagi cara perawatannya. Tidak heran, jenis ikan hias air tawarlah yang lebih banyak diminati oleh para penghobi.

Seperti yang dilakukan Wagiso (34) yang bermukim di Dusun Sukadamai Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin dirintisnya pada tahun 2005 lalu. Ia tengah membudidayakan ikan hias, mulai dari ikan Koi, ikan Koki serta Komet.

Pria yang akrab disapa dengan nama Giso ini awal merintis budidaya ikan hiasnya hanya bermodalkan Rp 9 juta. Modal sebesar itu ia pinjam dari orang tuanya untuk membeli benih ikan hiasnya serta membuat enam kolam dengan ukuran lebar 10 meter dan panjang 10 meter.

Ketika itu, pria yang beristrikan Tuti Handayani (33) itu masih menjadi peternak ikan hias. Ada sekitar 30 ribu ekor benih ikan hias dibelinya dari penangkar di sekitar kecamatan Beringin. Giso pun lalu membudidayakan ikan hiasnya untuk dijual kembali kepada agen ikan hias.Tak membutuhkan waktu lama untuk meraup untung. Hanya empat bulan saja, 30 ribu ekor ikan hias peliharaannya berkembang subur dan berhasil dipanen. Ikan hiasnya pun saat itu langsung laris diborong agen ikan hias.

Dari penjualan panen perdana itu, Giso pertama kali mendapat keuntungan bersih sekitar Rp 3 juta dari omset Rp12 juta karena Rp 9 juta adalah modalnya. “Omset pertama saya Rp 12 juta dari penjualan ikan hias, semuanya habis diborong agen ikan hias,” bilang bapak beranak dua ini.

Sebenarnya, kata Giso, saat pertama merintis budidaya ikan hias, biaya paling banyak dihabiskan untuk membuat enam petak kolam pembesaran serta biaya pemasangan jaring (untuk menghindari burung) serta biaya pakan ikan hias buatan pabrik. “Pembuatan kolam serta pemasangan jaring saya lakukan sendiri,” tambah Giso.

Setelah beberapa bulan menjadi peternak ikan hias, kemudian Giso beralih menjadi pembudidaya. “Menjadi peternak ikan benihnya tergantung kepada pembudidaya, sedangkan bila dilakukan sendiri akan mendapat keuntungan tersendiri,” bilang Giso yang pernah gagal menjadi petani padi ini.

Menjadi pembudidaya ikan hias bukan hanya semata mencari marjin keuntungan besar. Tetapi demi mendapatkan selalu benih ikan hias unggul. Sebab, benih dapat ditentukan sendiri.

Ternyata, budidaya ikan hias tak semudah membalikkan telapak tanggan. Berbagai tantangan mulai mencari kesulitan mencari induk berkulitas hingga menghadapi ikan predator dan membuat kolam pemijahan, harus dilakukan Wagiso sendiri.

“Saya belajar sendiri untuk membudidayakan ikan hias, untuk menambah pengetahuan tentang ikan hias. Saya belajar dari banyak buku tentang pembudidayan ikan,” bilangnya.

Lamban tapi pasti, kerja keras Wagiso membudidayakan ikan hias mulai terlihat. “Pertamakali ikan hias jenis Koi berhasil dibudidayakan, jumlahnya sekitar 5 ribu ekor,” sebutnya.

Bahkan pembudidayan ikan hias tidak terbatas ikan Koi, tetapi ikan Koki serta ikan Komet yang banyak diminati pasar lokal menjadi target budidayanya. Untuk pemasaran ikan hasil budidayanya, per ekor jenis Koi dengan ukuran 5-8 inci dibanderolnya Rp 5.000 - Rp 12.000. Ikan Koki dengan ukuran 5-8 inci yang sama dibanderol Rp 1.000 - Rp 10.000 dan jenis Komet dengan ukuran 5-8 inci dilepas dengan harga Rp 1.000 - Rp 10.000.

Dengan luas kolam sekitar 1 hektar di tiga tempat berbeda, kini Wagiso mampu meraup untung Rp 3 juta per bulannya. Untung itu untung bersih setelah diotong biaya pakan ikan dan biaya lainnya.

Tak Harapkan Pemkab dan Bank

Sulitnya memperoleh pinjaman dari bank maupun sulitnya mendapat perhatian dari pemerintah, tak membuat Wagiso harus ‘ngemis’ kepada Pemkab dan Bank.

Dengan bermodalkan nekad dan pinjaman uang dari keluarga, membuatnya memberanikan diri membuka usaha budidaya ikan hias. Padahal, di pertengahan jalan, berbagai kendala menghampiri usaha yang dirintisnya itu. Mulai kesulitan mencari benih, pakan sampai tehnologi. Tapi tantangan itu dihadapinya sendiri tanpa peminta bantuan orang lain, pemerintah maupun bank.

“Jujur, kadang saya iri dengan budidaya ikan ikan lele, mas, gurami. Sebab, pembinaan serta bantuan benih serta modal kerja terhadap budidaya tersebut selalu terbuka. Berbeda dengan budidaya ikan hisa,” kesalnya.

Padahal, kata Wagiso, di beberapa daerah di pulau jawa para penangkar serta peternak ikan hias mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Bila dibandingkan dengan penghasilan pembudidaya ikan hias jauh lebih menjanjikan karena ikan hias tidak tergantung dengan usia masa panennya.

Selain itu, permintaan ikan hias disesuaikan dengan ukurannya serta bentuk tubuh yang diinginkan pembeli, sedangkan penjualannya tidak dihitung per kilogramnya tetapi per ekor. ”Ikan lele, ikan mas dijual dengan hitungan kilogram. Kalau ikan hias per ekornya dapat mencapai ratusan ribu rupiah,” terangnya.

Bila dilihat dari keuntungan, sambung Wagiso, ikan hias lebih menjanjikan. “Ikan hias dijual dengan harga yang telah disepakti. Jadi, salah besar kalau bank tak melirik pengusaha budidaya ikan hias yang sangat memberikan keuntungan besar,” pungkasnya sambil tersenyum.

Sumber : www.suaramedia.com

Minggu, 07 Oktober 2012

Inilah Kelebihan Budidaya Ikan Komet

Budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha agribisnis yang sangat potensial di Indonesia, di mana dilihat dari semakin banyaknya orang yang menekuni usaha budidaya ini. Salah satu ikan hias yang potensial untuk dibudidayakan yakni ikan komet.

Pemilik nama latin Carassius Auratus ini merupakan ikan yang mudah dalam pemeliharaanya dan dapat dipelihara di akuarium maupun kolam tanah. Karena kemudahannya tersebut, budidaya ikan hias air tawar akhirnya mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang menekuninya.

Memiliki buntut panjang dengan warna cerah ikan komet mampu menuai popularitas dalam waktu singkat. Dulu peminat salah satu jenis ikan hias yang namanya dicomot dari nama benda angkasa (Komet Helley) ini sangat banyak, hingga mengalami booming. Lalu, perlahan tapi pasti, pasarnya menghilang. Tapi, kini, entah kapan tepatnya, orang-orang mulai melirik lagi ikan yang dikembangbiakkan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 ini.

Di Bandar Lampung, kita dapat menemui pehobi sekaligus pembudidaya yang menekuni bisnis ikan hias ini, yaitu Abdul Malik (45). Disampaikan olehnya, nilai ekonomis ikan hias lebih tinggi daripada ikan lainnya seperti jenis konsumsi.

"Kita melakukan ini karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan terlebih bentuk ikan ini yang sangat lucu untuk dipelihara dalam akuarium," jelasnya pada Tribun, Minggu (29/4/2012).

Salah satu faktor penting dalam membudidayakan ikan hias ini terletak pada teknik pembenihannya. Dengan pembenihan yang berkualitas dan kontinyu akan memberikan hasil yang maksimal dalam budidaya ikan hias ini.

Namun di balik segala kelebihannya, ikan komet termasuk ikan yang sulit ditangani saat pemijahan. Ikan ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias air tawar, yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat (landasan).

Sebagai ikan hias tentu saja ikan komet memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan ikan yang dikonsumsi. Misalnya, dilihat dari ekornya, ikan komet memiliki ekor yang lebih panjang dan indah daripada ikan pada umumnya.

Ikan komet juga memiliki warna yang bagus yaitu perpaduan antara merah keoranyean dengan putih. "Ikan komet dikenal memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan ikan maskoki, karena ia merupakan strain atau keturunan ikan maskoki," jelas pria 45 tahun tersebut.

Perbedaan utama dengan ikan maskoki terletak di ukurannya yg lebih besar dari ikan mas dan adanya tonjolan daging (sungut) kecil di atas lubang hidungnya. Lebih dari itu semua, harga ikan komet relatif murah dibandingkan ikan maskoki, sehingga diminati konsumen ikan hias.

Ikan komet berukuran tak lebih dari sebuah jari orang dewasa. Ukuran paling besar adalah sebesar empat jari orang dewasa. Dalam pemasarannya, yang berukuran dua jari yang lebih diminati para penjual ikan hias. Karena kemungkinan besar hal ini berkaitan dengan ukuran akuarium penghobi.

Karena itu pulalah, ikan komet berukuran dua jari bernilai jual lebih tinggi daripada yang berukuran sejari, walau para penjual ikan hias juga menerima ikan komet seukuran jari orang dewasa. Sekadar informasi, ikan komet sebesar dua jari dijual dengan harga Rp 2.500 per ekor, sedangkan yang seukuran jari hanya Rp 1.000 per ekor. Harga-harga ini merupakan harga dari petani ikan komet.

"Untuk yang sebesar tiga jari orang dewasa biasanya dijadikan indukan. Para petani ikan komet biasanya tidak mau menjual indukan karena fungsinya untuk reproduksi, sehingga mereka enggan untuk menjual indukan mereka meski nilai jualnya lebih tinggi lagi yaitu Rp 5.000 per ekor," ungkapnya.

Berkaitan dengan itu, jika ingin membudidayakan ikan komet setidaknya memiliki indukan sebanyak 300 ekor. Dengan kemampuan induk betina bertelur tiga bulan sekali selama dua tahun dan masa panen 20 hari sekali, seorang petani ikan komet tidak akan pernah kehabisan pasokan. Sebab setiap tiga bulan sekali, petani tersebut dapat panen ikan komet tanpa henti.

Sumber : http://lampung.tribunnews.com/2012/04/29/inilah-kelebihan-budidaya-ikan-komet

Sabtu, 06 Oktober 2012

Tanam stroberi di rumah bisa datangkan duit

Menanam buah stroberi di halaman rumah ternyata dapat dijadikan mata pencaharian andalan masyarakat Ciwidey dan sekitarnya. Jenis tanaman ini tak membutuhkan lahan yang luas karena dapat tumbuh subur jika ditanam dengan menggunakan media polybag.

Ketua Asosiasi Agrobisnis dan Wisata Kabupaten Bandung Agus Sumarna mengatakan berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, kepemilikan lahan masyarakat Kabupaten Bandung rata-rata hanya 0,2 hektare atau hanya 1/10 hektare saja. Lahan yang hanya sedikit itu akan sangat produktif dan menghasilkan kalau digunakan untuk menanam buah stroberi.

“Luas tanah 1/10 hektare bisa dijadikan tempat polybeg strawberry sebanyak 1.000 buah, dengan jumlah polybag sebanyak itu akan menghasilkan 70 kg buah per-2 hari,” kata Agus hari ini.

Agus menuturkan kalau perawatan tanaman terjaga seperti penyiraman dan pemupukan, maka selama masa produktif tanaman (3 tahun), hasil buahnya pun akan tetap terjaga.

“Kalau harga perkilo buah strawberry Rp25.000 saja, maka hasil per-2 hari sebanyak 70 kg akan menghasilkan omzet sekitar Rp1.000.000 lebih,” tuturnya.

Sumber : http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/peluang-usaha-tanam-stroberi-di-rumah-bisa-datangkan-duit

Kamis, 04 Oktober 2012

Cara Pemijahan Ikan Betutu

Ikan Betutu (ikan malas) memiliki kelebihan tahan hidup di perairannya yang terbatas. Ikan ini sering dipasarkan dalam bentuk hidup. Ikan yang tergolong mahal ini merupakan makanan favorit di pasar ikan di Bangkok. Meski kulitnya berwarna menyeramkan, tetapi daging di dalamnya berwarna putih bersih.

A. Pengenalan Jenis

Awalnya, ikan gabus malas adalah hama yang mengusik ketenangan ikan-ikan peliharaan di kolam, sama seperti belut. Namanya sesuai dengan kebiasaan hidupnya. Ikan ini hampir-hampir tidak bergerak saking malasnya. Oleh karena itu, ikan ini harus diberi pakan hidup agar bereaksi. Ikan gabus malas dikenal juga dengan nama betutu. Ikan betutu memiliki sisik tipe ctenoid. Artinya, bentuk sisik kecil­-kecil dan menyelimuti sekujur badannya. Pada bagian kepala sisik, terdapat moncong, pipi, dan operculum. Bagian operculum sisik ini lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Sirip dubur lebih pendek dari sirip punggung kedua.

Ikan ini mudah dibedakan dengan ikan lainnya karena mempunyai warna tubuh cokelat kehitaman. Pada bagian punggungnya berwarna hijau gelap, sedangkan warna bagian perutnya lebih terang. Bagian kepala memiliki tanda berwarna merah muda. Betutu bisa tumbuh hingga mencapai 45 cm. Badannya berbentuk bulat panjang. Mulutnya bisa dibuka lebar dan siap menyantap mangsanya yang melintas di depannya. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded) dengan kulit tubuh dihiasi belang-belang kecokelatan.

Jenis gabus malas atau ikan betutu yang dikenal di antaranya sebagai berikut. 1) Broadhead sleeper atau Dorminator lotifrans
Ikan ini tersebar di Kepulauan Pasifik dan Amerika Tengah serta Meksiko bagian Selatan, baik di air asin maupun air tawar. Panjang tubuhnya bisa mencapai hingga 25 cm. Broadhead sleeper suka makan ikan-ikan kecil.
2) Spotted Goby atau Dorminator maculatus
Ikan ini bisa tumbuh sampai 25 cm. Spotted Goby tersebar di Kepualauan Pasifik dan Amerika Tengah, baik di laut ataupun di air payau.
3) Morgunda-morgunda atau purple-striped gudgeon
Ikan yang tergolong buas ini terdapat di perairan tawar di Australia Utara dan Tengah. Panjang tubuhnya bisa mencapai 20 cm.

B. Kebiasaan Hidup di Alam

Benih ikan gabus Bering tampak seperti serombongan ikan cere (Lebistes reticulates) di kolam. Gabus malas ini berasal dari Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Ikan ini hidup di sungai, rawa dengan kedalaman 40 cm, dan menyukai perairan yang dangkal.

Ikan betutu ini cenderung memilih tempat yang gelap, berlumpur, berarus tenang, atau wilayah bebatuan untuk bersembunyi. Di Indonesia, ikan ini ditemukan di Palembang, Muara Kompeh, Gunung Sahilan, Jambi, Danau Koto, Sungai Russu, Bua-bua, Banjarmasin, Sintang, Montrado, Batu Pangal, Smitau,Danau Boran, Pontianak, Sungai Kapuas, Serawak dan Ternate, Sungai Cisadane, Bengawan Solo, dan beberapa sungai besar lainnya.

1. Kebiasaan makan
Di alam, betutu menyantap pakan yang jaraknya sangat dekat. Dengan bentuk mulut yang sangat lebar, bukan halangan bagi betutu untuk mengenyangkan perutnya. Betutu termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah ikan-ikan kecil, cacing, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. Ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar setiap harinya.

2. Kebiasaan berkembang biak
Di alam, betutu akan kawin pada musim penghujan di tempat yang berpasir bersih. Ikan ini kawin secara berpasangan. Telurnya akan dietakkan di dasar atau ditempelkan pada substrat, pinggiran batu, atau akar pokok kayu yang bersih. Telurnya akan tampak seperti kabut atau kapas yang sangat lembut dan halus yang menempel pada substrat.

C. Memilih Induk

Induk betutu umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang lama dan pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam. Induk-induk ini umumnya dikumpulkan di antara betutu dewasa dan diseleksi yang memiliki badan sehat. Induk jantan dapat dibedakan dari induk betina dengan melihat ciri-ciri morfologis sebagai berikut.

Ciri induk yang berkualitas

Betina
Badannya berwana lebih gelap.Bercak hitam lebih banyak. Papila urogenital berbentuk tonjolan memanjang yang lebih besar, membundar, warnanya memerah saat menjelang memijah. Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang sama. Berbadan sehat. Dewasa.

Jantan
Badannya berwana lebih terang. Bercak hitam lebih sedikit. Papila orogenital berbentuk segitiga, pipih, dan kecil. Pada umur yang sama ukurannya lebih besar daripada betina. Berbadan sehat. Dewasa.

D. Pemijahan di Kolam

Awalnya, betutu adalah ikan liar yang kehadirannya tidak dikehendaki di kolam pemeliharaan karena suka memangsa ikan yang dipelihara di dalamnya. Oleh karena itu, bila hendak memijahkan betutu di dalam kolam maka persiapannya harus matang agar tidak ada ikan lain yang masuk ke dalam kolam dan mengganggu proses pemijahan ikan betutu.

1. Konstruksi kolam pemijahan ikan betutu
Luas kolam pemijahan bervariasi antara, tergantung ketersediaan lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh positif terhadap proses pemijahan.

Tehnik memijahkan ikan betutu (Oxyeleotris marmoroto) dilakukan dengan dua cara, yaitu pemijahan secara alami dan pemijahan secara induksi (kawin suntik). pada pemijahan alami tidak mengenal musim, bisa 3-4 kali dalam satu tahun. Ikan betutu mempunyai keinginan untuk memijah biasanya ketika musim hujan. Pada musim hujan perkembangbiakan ikan betutu ini akan meningkat. Pada puncak musim kemarau (Juli-September) betutu agak malas untuk berkembangbiak, tetapi pada pemeliharaan intensif ikan betutu ini dapat memijah dengan pemberian pakan yang berkualitas.

Pemijahan secara alami dilaksanakan di kolam pemijahan yang berukuran 20 x 10 m2 dengan kedalaman air 70-80 cm atau pada bak semen yang lebih sempit. Debit air dijaga sekitar 25 liter/menit. pada kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang berbentuk segitiga yang terbuat dari asbes yang disatukan, berukuran 30 cm. Tempat penempel telur ini sekaligus menjadi kolektor telur.

2. Persiapan kolam
Induk dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2, dapat disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang. Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mempermudah mengetahui keberadaannya.

Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper­oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.

3. Pemijahan
Tingkah laku pemijahan ikan betutu meliputi 5 tahap, yaitu membentuk daerah kekuasaan, membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan meletakkan telurnya pada sarang, dan menjaga telurnya. Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari, tetapi tidak jarang pada Siang hari betutu juga memijah. Ikan ini akan kawin di dalam segitiga sarang pemijahan. Selanjutnya, telur yang dihasilkan akan ditempelkan ke dalam kotak segitiga sarang pemijahan tersebut.

E. Penetasan Telur dan Perawatan Benih

Telur ikan betutu berbentuk lonjong, transparan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya bergaris tengah 0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding sarang. Setelah kontak dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya akan mengembang terns dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga telur berukuran 1,3 mm.

Penetasan telur dilakukan di akuarium dengan mengangkat sarang pemijahan yang telah berisi telur. Sebuah sarang pemijahan bisa ditempati oleh sepasang induk, tetapi bisa juga ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas akuarium sebaiknya minimal 60 liter. Untuk menjamin proses penetasan, diberi aerasi agak kuat, dan ditetesi beberapa tetes Malachytgreen atau Metilen blue untuk mencegah jamur (fungi). Telur yang terserang jamur akan tampak putih berbulu dan sebaiknya segera disifon agar tidak menulari telur yang lain.

Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80—90%.

F. Pendederan

Pendederan dimaksudkan untuk memelihara larva yang baru menetas dan sudah habis kuning telurnya (yolk sack) ke dalam kolam untuk memperoleh ikan yang seukuran sejari (fingerling). Pendederan biasanya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pendederan I dan pendederan II.

Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.

Banyaknya hapa yang dipasang tergantung benih yang akan ditebar. Kepadatan penebaran di dalam hapa pada pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2 atau 3o ekor/liter air. Jadi, ke dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak 100.000-150.000 ekor larva, hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman air 50 cm. Lama pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan. Dengan pakan yang disuplai dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2 cm dengan tingkat hidup mencapai 20%.

Untuk pendederan 11, dibutuhkan kolam yang luasnya 50 m2 dengan ukuran 5 m x 10 m dan kedalaman kolam 0,7 meter. Kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 0,5-1,5 kg /m2, tergantung dari kesuburan kolam. Lama pemeliharaan di pendederan II yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih betutu berukuran 10 cm (30-50 g) dengan tingkat kehidupan bisa mencapai 100%.

G. Pembesaran

Pembesaran dimaksudkan untuk menghasilkan betutu berukuran konsumsi. Kolam yang dibutuhkan seluas 200-600 m2. Kolam diusahakan memperoleh air barn dengan konstruksi pematang kolam dari tanah dengan terlebih dahulu dipastikan tidak bocor. Idealnya, kolam betutu dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena betutu menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.

Kolam dipupuk terlebih dahulu dengan kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5 kg/m2. Kolam diairi dengan air yang sudah lewat saringan. Selanjutnya, benih berukuran ditebarkan. Adapun kepadatan penebaran tergantung benih yang ditebarkan. Untuk benih berukuran 100 g dapat ditebarkan 20 ekor/m2, sedangkan yang berukuran 175 g dapat ditebarkan sebanyak 8 ekor/m2. Dalam tempo 5 bulan, benih yang beratnya 100 g dapat tumbuh menjadi 250 g/ekor, sedangkan yang berukuran 175 g dapat mencapai berat 400 g/ekor selama 6 bulan.

Sumber : http://budidayanews.blogspot.com/

Rabu, 03 Oktober 2012

Ikan Komet Miliki Ciri Fisik yang Sangat Khas

Ikan komet merupakan salah satu strain dari ikan maskoki. Ikan komet dikembangkan di Amerika sekitar akhir abad ke-19. Nama komet diambil dari nama benda angkasa yaitu komet Helley. Ikan komet memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan ikan maskoki.

Ikan Komet (Carassius Auratus) memiliki ciri fisik yang sangat khas dari ikan lain, bentuknya yang sedikit agak memanjang dan memipih tegak (compresed) menjadi pembeda dari ikan lainnya. Selain itu, letak mulutnya pun terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Diujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang tersusun atas tiga baris dan gigi geraham secara umum.

Hampir seluruh tubuh ikan komet ditutupi oleh sisik kecuali beberapa varietas yang memiliki beberapa sisik. Sisik ikan komet termasuk sisik sikloid dan kecil. Sirip punggung memanjang dan pada bagian belakangnya berjari keras. Letak sirip punggung bersebrangan dengan sirip perut. Garis rusuk atau line literalis pada ikan mas komet tergolong lengkap berada di pertengahan tubuh dan melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor

"Ikan komet di alam biasanya memijah setelah musim hujan karena pada saat musim hujan banyak daratan yang terendam air yang telah kering pada beberapa bulan. Hal ini merangsang ikan untuk memijah pada tempat yang tergenang tersebut. Hal ini disebabkan karena daerah yang terendam tersebut mengeluarkan bau khas dari dalam tanah, sehingga merangsang induk ikan memijah di tempat itu," jelas Abdul yang menekuni berbisnis ikan hias dari orangtuanya, Minggu (29/4/2012).

Selain itu, ikan komet betina biasanya bertelur di dekat tumbuhan di dalam air dangkal yang tertembus sinar matahari, telur-telur tersebut kemudian menempel pada akar tanaman air yang lembut.

Sedangkan untuk siklus hidup, ikan yang memiliki darah keturunan ikan koki ini dimulai dari perkembangan di alam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma), kemudian telur akan dibuahi oleh sperma dan menetas dalam waktu 2-3 hari. Setelah itu menjadi larva dan menjadi dewasa.

Sumber : http://lampung.tribunnews.com/2012/04/29/ikan-komet-miliki-ciri-fisik-yang-sangat-khas

Selasa, 02 Oktober 2012

Budidaya Ikan Komet

Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki fandsnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau dijatuhkan begitu saja di dasar perairan.

Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.

Ikan komet merupakan ikan yang cukup rawan terhadap penyakit hal ini disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.

1. Persiapan wadah pemijahan

Untukl kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan bentuk persegi panjang. Akuarium yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.

Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang berasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan airnya mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan dan menggangu budidaya ikan. Untuk itu perlu diendapkan. Air yang diendapkan diaerasi kuat supaya kandungan oksigen yang ada di dalamnya bertambah. Air tersebut dimasukan ke dalam akuarium dengan ketinggian 30 cm, kemudian aerasi.

Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Dalam kegiatan praktik digunakan salah satu tanaman air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes).

Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu disuci-hamakan. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan Methylin blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam akuarium.

2. Memilih induk

Pemilihan induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan pemilihan terhadap induk yang matang gonad. Pemilihan induk ikan komet dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :

Induk Jantan : Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
Induk Betina : Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.

Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih.

Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan.

Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah dipemilihan selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.

3. Pemijahan
Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 1:2 nduk yang digunakan dalam praktikum yaitu dengan perbandingan 1 : 2 ( ♀ : ♂). Induk jantan satu yang merupakan ikan koi dengan berat tubuh 93, 28 gr dan induk betina sebanyak dua ekor yang merupakan ikan komet, induk betina pertama mempunyai berat tubuh 72,96 gr dan induk betina yang kedua mempunyai berat 42,97 gr. Induk ini kemudin dimasukkan dalam akuarium yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Induk dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah menempel pada enceng gondok.

4. Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur sudah melekat pada substrat induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam akuarium. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut.

Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Selain itu, perlu dilakukan perhitungan akan larva yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh larva sebanyak 5999 ekor. Larva yang baru menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).

5. Pemeliharaan Larva

Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai belajar memperoleh makanan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan makanan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko kematian benih.

Bak pendederan harus bersih dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari untuk membunuh bibit parasit. Selanjutnya tebarkan pupuk kandang berupa kotoran ayam 500 g/m². Sementara air dialirkan, pupuk diaduk-aduk hingga betul-betul larut dan pertahankan ketinggian air dalam bak sampai 30 cm. Dua hari setelah pemupukan, bibit kutu air ditanam dan dibiarkan selama 5 hari agar tumbuh dan berkembang biak. Setelah itu, larva komet dari bak penetasan siap dilepas ke dalam bak pemeliharaan.

Pemberian makanan tambahan diperlukan setelah 15 hari pemeliharaan. Memasuki pemeliharaan 15 hari kedua harus ada aliran air masuk, apalagi setelah makanan tambahan mulai diberikan. Genap di usia sebulan, anak komet mulai tampak bentuk aslinya. Badannya bulat, ekor dan kadang warna dari sebagian anak komet sudah keluar. pemilihan awal ditujukan untuk memilih ikan yang mempunyai ekor persis sama seperti ekor indukya, kemudian bentuk badan dan ukurannya. Bisa terjadi, dari hasil pemilihan ini diperoleh beberapa kelompok anak komet berlainan ukuran serta kualitasnya, termasuk kelompok anak komet yang harus disingkirkan.

Pembenihan Ikan Komet

Pemilihan Induk
Induk ikan komet yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam tempat yang terpisah antara jantan dan betina agar pertumbuhan induk ikan opimal dan tidak terjadi perkawinan yang tidak diinginkan. Pemilihan induk ikan komet dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :

Induk Jantan
o Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
o Induk yang telah matang jika diurut pelan kearah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Induk Betina
o Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
o Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahann Jika diurut, keluar cairan kuning bening.

Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan.

Pemijahan
Sebenarnya pemijahan ikan komet dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan ini memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan komet aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.

Penetasan
Penetasan pada pemijahan ikan komet dapat dilakukan di media pemijahan dan dapat dilakukan dengan mengganti air media pemijahan sebanyak ¼ bagian dari total air pemijahan. Kualitas air yang baik untuk penetasan telur ikan komet adalah suhu maksimal 27-290C, oksigen 5-6 ppm, pH 6,5-7,0 dengan kecerahan yang bersih. Penetasan telur ini juga dapat ditambahkan dengan heater untuk mengoptimalkan suhu.

Perkembangan Telur
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan peleburan ovum (sel telur) dengan spermatozoa (sel sperma), dan dihasilkan zigot. Zigot akan bermitosis terus-menerus. Fase-fase perkembangan zigot melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Stadium Morula
Pada perkembangan awal, zigot membelah menjadi 2, kemudian 4, 8, dan seterusnya membentuk suatu wujud seperti buah murbei yang disebut morula. Morula mengandung banyak sel hasil mitosis yang berkumpul menjadi satu kesatuan.

b. Stadium Blastula
Dari morula menjadi blastula. Dalam tahap ini masih berlangsung proses pembelahan sel sehingga terbentuk suatu rongga pada bagian tengah yang disebut blastosol.

c. Stadium Gastrula
Dari blastula menjadi gastrula. Dalam tahap ini terjadi pembentukan lubang lekukan (blastopor) yang mempunyai dua lapisan. Selanjutnya, sel-sel bagian permukaan lapisan ektoderm mengalami pelekukan ke dalam (invaginasi). Sel-sel tersebut mengisi ruang antara ektoderm dan endoderm membentuk lapisan mesoderm.

d. Organogenesis (Pembentukan Organ)
Pada tahap ini terjadi diferensiasi (perkembangan sel-sel membentuk struktur dan fungsi khusus) dari: 1) Ektoderm menjadi kulit, sistem saraf, hidung (alat-alat indra), anus, kelenjar-kelenjar kulit, dan mulut. 2) Mesoderm menjadi tulang, otot, ginjal, jantung, pembuluh darah, dan alat kelamin. 3) Endoderm menjadi kelenjar-kelenjar yang mempunyai hubungan dengan alat pencernaan, paru-paru, dan alat-alat pencernaan. Setelah organogenesis selesai, selanjutnya penyempurnaan embrio menjadi fetus yang telah siap dilahirkan (larva ikan).

Sumber : http://ikanpeliharaan-ku.blogspot.com/2012/02/budidaya-ikan-komet.html